Candi Gedong Songo adalah salah satu kekayaan wisata Kota Semarang yang terletak  di lereng Gunung Ungaran sebelah selatan kota Semarang, Candi ini termasuk salah satu candi Hindu yang terdapat di Jawa Tengah dan dibangun pada sekitar Abad ke-7 Masehi.

Hingga kini bangunan kuno ini masih berdiri tegak diatas gunung Ungaran yang mempunyai ketinggian 2050 DPL. Letaknya yang berada di lereng gunung Ungaran dan berada ditengah-tengah hutan pinus membuat tempat ini sangat indah dipandang mata. Suasana sejuk yang berada disekitar lokasi membuat suasana semakin lekat dengan kemurnian alam pegunungan di daerah tersebut.

Dalam pemandangan yang begitu mempesona. Candi Gedong Songo menyimpan
sejuta keindahan landskap dan nilai sejarah yang tinggi. Nama Gedong
Songo sendiri adalah berasal dari bahasa Jawa, Gedong berarti bangunan
yang terbuat dari batu sedangkan songo berarti sembilan atau dapat
diterjemahkan sebagai bangunan sembilan dalam Bahasa Indonesia.









Gedong Songo Temple in Semarang
Pemandangan disekitar Candi Gedong Songo yang indah

 


Candi Gedong Songo dapat ditempuh dari Kota Semarang melalui Ungaran ke arah Ambarawa dan melewati tempat wisata lainnya di dekat Gedong Songo yaitu Bandungan. Lokasi ini juga dapat ditempuh lewat Semarang Barat (Ngaliyan) ke arah Boja, setelah masuk desa Tampingan sebelum masuk kota Boja
belok kiri ke arah Limbangan dan selanjutnya ke arah Bandungan. Rute perjalanan melalui Boja akan terasa lebih menyenangkan karena melewati rute pegunungan dan perjalanannya tidak terlalu ramai seperti jika ditempuh melalui Ungaran. Setelah memasuki Kecamatan Limbangan perjalanan akan semakin mengasyikan karena melaewati pegunungan dengan jalan yang terus menanjak dngan jalan aspal yang mulus. Sampai lokasi tanjakan akan semakin tinggi hingga akhirnya masuk ke lokasi sebenarnya, Gedong Songo.

Sejarah singkat Gedong Songo
Menurut catatan ahli sejarah, Candi Gedong Songo dibangun pada jaman Mataram kuno Putera Sanjaya, seorang raja Mataram Kuno. Dari model arsiteknya, candi ini termasuk dalam Candi Hindu, hal tersebut didasarkan pada penemuan arca-arca Dewa Hindu. Arca yang terdapat di dalam kompleks Candi Gedong Songo antara lain  arca Maharsi Agastya, Syiwa Mahaguru,Syiwa Mahakala,  Ganesha  Durgamahesasuramardhani, Syiwa Mahadewa,serta Lingga Yoni seperti yang terdapat pada candicandi Hindu lainnya. Candi Gedong Songo ditemukan oleh Loten pada tahun 1740.

Lokasi Gedong Songo dibuat sesuai dengan kontur tanah tempat dimana bangunan bersejarah ini dibangun. Bangunan terkesan sengaja dibuat mengelilingi kawah air panas yang terdapat di dasar lereng gunung Ungaran dimana antara Gedong I (1.208 mdpl) dan Gedong V (1.308 mdpl) di puncak nirwana terpaut tepat 100 meter. Tata letak Candi Gedong Songo hampir mirip dengan kompleks Candi Dieng, belum diketahui secara pasti apa latar belakang dari kemiripan ini.









Gedong Songo Temple in Semarang
Keindahan arsitektur Gedong Songo, memperlihatkan kehebatan arsitek Indonesia ribuan tahun silam

Di tempat ini juga terdapat sebuah tempat yang dikenal sebagai bukit Kendalisodo yang terdapat sumber mata air panas di dasarnya, juga goa tempat pertapaan Hanoman. Konon, menurut kepercayaan masyarakat setempat tempat ini adalah merupakan tempat dimana Rahwana dikunci diantara dua bukit Gunung Ungaran setelah dikalahkan oleh Hanoman. Meskipun secara ilmiah cerita tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya, masyarakat meyakini bahwa keberadaan kawah mempunyai keterkaitan dengan Rahwana musuh bebuyutannya Sri Rama.









Gedong Songo Temple in Semarang
Puncak Candi Gedong Songo, Keindahan arsitektur Gedong Songo, memperlihatkan kehebatan arsitek Indonesia ribuan tahun silam

Mungkin cerita tersebut perlu diluruskan karena cerita peperangan antara Hanoman dan Rahwana bukanlah cerita asli Indonesia namun berasal dari India, yang sudah tentu bila cerita tersebut merupakan kisah nyata tentu kejadiannya bukan di Gedong Songo namun di India sana. Namun karena cerita tersebut adalah cerita Pewayangan yang pernah menjadi cerita rakyat pada masanya, maka masyarakat ketika itu berfikir bahwa cerita tersebut terjadi di sekitar mereka. (RR/ow/14)

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama