Industri pengolahan rumput laut menggunakan beberapa jenis rumput laut dalam pembuatan karagenan. Ada beberapa metode yang digunakan dalam ekstraksi rumput laut untuk menghasilkan karagenan, Meskipun menggunakan metode yang berbeda namun tujuannya sama yaitu memisahkan karagenan dan zat-zat lain yang terkandung dalam rumput laut. Di dunia ini terdapat berbagai macam jenis rumput laut yang merupakan bahan dasar pembuatan karagenan atau biasa disebut sebagai Carrageenophytes, rumput laut tersebut sebagian dipanen dari alam dan sebagian lainnya telah dibudidayakan. Indonesia adalah salah satu Negara yang telah melakukan budidaya Carrageenophytes dari jenis Kappapicus Alavarezii dan Spinossum
Negara-Negara Penghasil Rumput Laut Carrageenophytes
Kappaphycus alvarezii (Cottonii) dan Eucheuma denticulatum (Spinossum) awalnya diambil dari alam, dua jenis jenis rumput laut ini tumbuh secara alami di Indonesia dan Filipina. Pada 1970-an, budidaya dimulai di kedua negara ini dan sekarang Indonesia dan Philipina menjadi pememasok sebagian besar spesies ini ke seluruh dunia, dan saat ini hanya spinossum yang dipanen dari alam sedangkan Cottonii dihasilkan dari lahan budidaya. Selanjutnya budidaya Carrageenophytes menyebar ke negara-negara lain, dan tercatat yang paling berhasil dalam membudidayakan rumput laut ini adalah Negara Tanzania (Zanzibar), Viet Nam dan beberapa Kepulauan Pasifik, seperti di Kiribati. Betaphycus gelatinum liar dipanen terutama di pulau Hainan, China, Taiwan dan Filipina.
Crispus Chondrus dipanen untuk produksi karagenan di Kanada (Nova
Scotia dan Prince Edward Island), Amerika Serikat (Maine dan
Massachusetts) dan Perancis.
Gigartina skottsbergii,
Sarcothalia crispata dan Mazzaella laminaroides semua dipanen dari alam
di laut Chili, terutama Chili tengah di Valparaiso hingga Pulau Chiloe.
Rumput Laut kering bahan baku pembuat Karagenan |
Gigartina skottsbergii banyak diambil dari laut Argentina.
Gigartina
canaliculata dipanen dari laut Meksiko (Baja California), yang terdapat
di selatan Ensenada hingga Punta San Antonio. Hypnea musciformis
banyak dihasilkan di sepanjang garis pantai Brazil, namun produksinya
tidak menentu.
Industri Karagenan membutuhkan sekitar
13 persen dari rumput laut kering yang digunakan setiap tahunnya, untuk
produksi karagenan berbahan baku Gigartina. Rumput laut Gigartina
sendiri mengandung lambda karaginan dan sedikit kappa karagenan.
Sementara itu 1000 - 2000 ton berasal dari sumber yang lebih tua,
seperti Perancis dan Kanada, dan lebih dari 90 persen saat ini berasal
dari laut Chili.
Di Chile sebagian besar bahan baku pembuat Karagenan berasal dari alam dan masih sangat sedikit yang dibudidayakan. Agarophytes yang diambil dari laut Chili adalah dari jenis Gigartina skottsbergii. Rumput laut ini tumbuh di sepanjang laut Puerto Montt hingga Puenta Avenas.
Sejauh ini mungkin kita beranggapan bahwa rumput laut penghasil Karagenan hanyalah Eucheuma Cottonii dan Eucheuma Spinossum saja, karena di Indonesia sejauh ini hanya dari dua jenis rumput laut ini yang digunakan sebagai bahan baku karagenan, namun sebenarnya ada banyak jenis rumput laut lain yang juga dapat digunakan sebagai pembuat Karagenan. Tuhan telah, menebarkan kasih sayangNya pada setiap lingkungan dimana manusia berada dengan cara yang berbeda, termasuk memberikan perbedaan jenis rumput laut pada kondisi alam yang berbeda.
Posting Komentar