Semi Refined Carrageenan (SRC) adalah produk Karagenan selain Refined Carrageenan dengan kemurnian dibawah Refined Carrageenan. Disebut sebagai Semi Refined Carrageenan karena produk ini belum murni sebagai Karagenan. Metode pembuatannyapun berbeda dengan pembuatan refined carrageenan. Metode pembuatan SRC lebih sederhana dan karagenan tidak benar-benar diambil dari rumput laut namun masih menyisakan bahan-bahan lain yang terkandung di dalam rumput laut. Bagaimana mmetode pembuatan Semi Refined Carrageenan?, berikut ini dasar-dasar cara pembuatan Semi Refined Carrageenan.
Proses Pembuatan Semi Refined Carrageenan
Dalam proses produksi SRC (Semi Refined Carrageenan), Rumput laut Kappaphycus alvarezii (Cottonii), ditempatkan di dalam keranjang logam, kemudian dipanaskan dalam larutan alkali kalium hidroksida selama sekitar dua jam.
Hidroksida merupakan bagian dari pereaksi yang akan melakukan penetrasi terhadap rumput laut serta akan mengurangi jumlah sulfat dalam karagenan dan meningkatkan 3,6-AG sehingga kekuatan gel dari karaginan dalam rumput laut mengalami perbaikan.
Kalium juga merupakan bagian dari pereaksi yang akan terkombinasi
dengan karagenan dalam rumput laut untuk menghasilkan gel dan hal ini
akan mencegah karagenan itu sendiri larut dalam larutan panas. Namun
demikian proses ini akan menyebabkan protein soluble dan karbohidrat
akan terkuras habis dari rumput laut ketika berlangsung proses produksi.
.
Residu, yang masih terlihat seperti rumput laut, dicuci beberapa kali untuk
menghilangkan alkali dan apa saja yang dapat larut dalam air. Setelah
itu dilakukan penjemuran, setelah sekitar dua hari rumput laut
dicincang dan dimasukkan ke pabrik untuk digiling untuk dibuat menjadi
tepung yang kemudian dijual sebagai SRC (Semi Refined Carrageenan) atau tepung rumput laut.
Rumput Laut Eucheuma Cottonii yang telah melalui proses pencucian |
Namun dalam proses ini tepung tidak bisa menjadi putih dan biasanya berwarna krem dan masih mengandung bakteri dalam jumlah banyak dan tidak cocok untuk dikonsumsi manusia. Produk ini kemudian banyak digunakan sebagai makanan binatang (pet food) yang dikemas dalam kaleng, karena merupakan agen gelling yang baik dan jauh lebih murah daripada karagenan halus. Suhu yang digunakan dalam proses pengalengan mampu membunuh bakteri sehingga jumlah bakteri yang banyak didalam SRC (Semi Refined Carrageenan) masih aman dikonsumsi oleh binatang.
Bagan proses pembuatan Semi Refined Carrageenan |
Kadang-kadang produk kering hanya dipotong-potong dan tidak digiling, dan dijual sebagai bahan baku untuk untuk pembuatan Refined Carrageenan yang disebut sebagai Alkali Treated Cottonii (ATC) atau Alkali Treated Cottonii Chips (ATCC), atau bahkan hanya cottonii yang berupa Chips. Jika proses ini dilakukan di negara asal rumput laut, seperti Filipina atau Indonesia, ini berarti prosesor di Eropa dan Amerika Serikat atau Negara lainnya akan menanggung biaya transportasi yang lebih murah per ton karaginan, dibandingkan dengan pengiriman rumput laut kering. Prosesor juga akan mengeluarkan biaya lebih murah terkait dengan limbah produksi, yang secara otomatis akan mengurangi biaya pengolahan limbah.
Kappaphycus alvarezii adalah jenis rumput laut yang didigunakan dalam proses ini karena mengandung karagenan kappa yang tinggi dan merupakan karagenan yang membentuk gel dengan garam kalium. Karagenan Iota yang dibuat dari rumput laut Spinossum juga dapat diolah dengan metode ini, meskipun pasar untuk iota karaginan secara signifikan lebih kecil dibandingkan dengan kappa karagenan. Lambda karagenan tidak dapat membentuk gel dengan kalium serta akan larut dan hilang selama treatment dengan menggunakan alkali.
Kesederhanaan dalam proses pembuatan SRC membuat biaya produksi lebih murah sehingga harga produknyapun juga jauh lebih murah daripada Refined Carrageenan. Tidak melibatkan Alkohol yang harus dipulihkan, tidak ada peralatan distilasi untuk memurnikan alkohol, tidak ada peralatan untuk membuat gel, tidak ada pendingin untuk membekukan gel, maupun perangkat mahal untuk memeras air dari gel.
Posting Komentar