Setelah terjadinya penembakan imam masjid di New York suasana Masjid Al Furqon Jame di Ozone Park, Queens Borough, New York ramai dipadati oleh warga, baik warga Muslim maupun non muslim warga sekitar tempat kejadian. Dua tokoh Muslim tersebut adalah Imam Maulama Akonjee (55) dan Thara Uddin (64). Penembakan Imam masjid di New York ini memicu terjadinya aksi protes warga terhadap pemerintah AS.
Warga sekitar melakukan orasi di depan Masjid Al-Furqon tempat terjadinya insiden penembakan Imam Masjid di New York tersebut. Orasi dilakukan setelah mereka melakukan doa bersama, mereka menuntut kepada pemerintah Amerika untuk menegakkan terkait dengan tewasnya dua tokoh Islam tersebut.
Para demonstran yakin bahwa insiden penembakan Imam Masjid tersebut dipicu oleh Islamopphobia yang terus dihembuskan oleh salah seorang calon Presiden Amerika Donald Trump. Dalam kampanyenya Donald Trump berjanji kepada warga Amerika untuk melarang Muslim masuk Amerika Serikat jika dirinya terpilih sebagai Presiden AS.
Korban Imam Maulana Akonjee adalah pendatang asal Bangladesh yang baru beberapat tahun datang ke kota New York. Imam Maulana Akonjee dipercaya oleh Muslim setempat untuk menjadi Imam Masjid Al-Furqon yang berada di Ozone Park, Queens Borough, New York
"Ia memiliki tiga orang anak dikenal berperilaku baik dan tidak memiliki musuh. Barang dan uang yang dibawanya pun masih utuh. Kami berharap pelaku segera ditangkap," kata seorang warga muslim New York, seperti dilaporkan tvOne, langsung dari New York, AS, Minggu, 14 Agustus 2016.
Imigran Bangladesh yang datang ke Amerika merupakan imigran yang paling cepat berkembang dibandingkan dengan imigran dari Negara lainnya di Amerika Serikat. Diperkirakan keturunan imigran Bangladesh telah mencapai 100 ribu jiwa dan mendiami New York.
Kampanye yang dilakukan Donald Trump pada bulan Desember 2015 dinilai kontroversi, Capres dari Partai Republik ini dengan tegas menyebutkan akan melarang setiap Muslim untuk datang ke AS. Donald Trump akan merubah kebijakan imigrasi AS jika dia terpilih sebagai Presiden AS.
Rencana untuk membatasi imigran Muslim ini menurut warga membuat Trump mengeksploitasi Islamophobia warga Amerika untuk tujuan politiknya dalam mewujudkan ambisinya untuk menjadi presiden AS
"Ini bukan tentang Amerika. Tapi dia (Trump) telah menciptakan stigma Islamophobia di kalangan warga Amerika. Dialah yang harus disalahkan," kata warga lokal bernama Khairul Islam.
Baca juga: Beredar Kabar Ternyata Menteri ESDM Warga Amerika, Benarkah?
Insiden penembakan imam masjid di New York ini membuat Muslim Amerika menjadi resah, mereka khawatir kejadian serupa juga akan terjadi pada diri mereka.
Warga sekitar melakukan orasi di depan Masjid Al-Furqon tempat terjadinya insiden penembakan Imam Masjid di New York tersebut. Orasi dilakukan setelah mereka melakukan doa bersama, mereka menuntut kepada pemerintah Amerika untuk menegakkan terkait dengan tewasnya dua tokoh Islam tersebut.
Para demonstran yakin bahwa insiden penembakan Imam Masjid tersebut dipicu oleh Islamopphobia yang terus dihembuskan oleh salah seorang calon Presiden Amerika Donald Trump. Dalam kampanyenya Donald Trump berjanji kepada warga Amerika untuk melarang Muslim masuk Amerika Serikat jika dirinya terpilih sebagai Presiden AS.
Korban Imam Maulana Akonjee adalah pendatang asal Bangladesh yang baru beberapat tahun datang ke kota New York. Imam Maulana Akonjee dipercaya oleh Muslim setempat untuk menjadi Imam Masjid Al-Furqon yang berada di Ozone Park, Queens Borough, New York
"Ia memiliki tiga orang anak dikenal berperilaku baik dan tidak memiliki musuh. Barang dan uang yang dibawanya pun masih utuh. Kami berharap pelaku segera ditangkap," kata seorang warga muslim New York, seperti dilaporkan tvOne, langsung dari New York, AS, Minggu, 14 Agustus 2016.
Kampanye provakatif yang dilakukan oleh Donald Trump diyakini oleh warga telah memicu Islamophopbia dan menyebabkan aksi penembakan Imam Masjid di New York ini. Aparat setempat hingga kini masih terus melakukan penyelidikan untuk menemukan pelaku pembunuhan tersebut.
Imigran Bangladesh yang datang ke Amerika merupakan imigran yang paling cepat berkembang dibandingkan dengan imigran dari Negara lainnya di Amerika Serikat. Diperkirakan keturunan imigran Bangladesh telah mencapai 100 ribu jiwa dan mendiami New York.
Kampanye yang dilakukan Donald Trump pada bulan Desember 2015 dinilai kontroversi, Capres dari Partai Republik ini dengan tegas menyebutkan akan melarang setiap Muslim untuk datang ke AS. Donald Trump akan merubah kebijakan imigrasi AS jika dia terpilih sebagai Presiden AS.
Rencana untuk membatasi imigran Muslim ini menurut warga membuat Trump mengeksploitasi Islamophobia warga Amerika untuk tujuan politiknya dalam mewujudkan ambisinya untuk menjadi presiden AS
"Ini bukan tentang Amerika. Tapi dia (Trump) telah menciptakan stigma Islamophobia di kalangan warga Amerika. Dialah yang harus disalahkan," kata warga lokal bernama Khairul Islam.
Baca juga: Beredar Kabar Ternyata Menteri ESDM Warga Amerika, Benarkah?
Insiden penembakan imam masjid di New York ini membuat Muslim Amerika menjadi resah, mereka khawatir kejadian serupa juga akan terjadi pada diri mereka.
Posting Komentar