Mungkin ini sat-satunya ritual yang paling unik sekaligus menakutkan yang ada di Indonesia, ritual mengganti pakaian mayat yang diselenggarakan di Toraja. Ritual kematian tersebut disebut sebagai tradisi Ma’nene. Ritual ini dilakukan di Desa Lembang Paton, Kecamatan Sariale sekitar 28 kilometer dari Rantepao, Ibu kota tana Toraja Utara. Tempat penyimpanan mayat yang berada di lereng gunung ini disebut sebagai Patane. Ditempat ini mayat moyang (leluhur) mereka yang telah berumur ratusan tahun tersimpan dalam keadaan utuh, karena sebelumnya diberi bahan pengawet.
Prosesi Tradisi Ma'nene di Tana Toraja
Tradisi Ma'nene dilakukan pihak keluarga setiap 3 tahun sekali dengan membersihkan mayat leluhur yang telah berusia ratusan tahun, dengan melepas pakaian lama yang digunakan. Lalu seluruh badan mayat dibersihkan dengan menggunakan kuwas. Setelah itu, jenazah tersebut kemudian dipakaikan dengan pakaian baru. Bagi mayat pria memakai jas lengkap dengan stelan dasi hingga kaca mata.
Tradisi ma'nene ini merupakan salah satu moment yang menyita banyak perhatian para wisatawan di Toraja, baik wisatawan domestik maupun manca negara. Event tahun ini adalah tradisi Manene’. Tradisi penggantian baju jenazah ini dilakukan terhadap mayat yang sudah tersimpan di dalam lubang-lubang batu sejak puluhan hingga ratusan tahun.
Tradisi Ma'nene dianggap sebagai wujud kecintaan mereka pada para leluhur, tokoh dan kerabat yang sudah meninggal dunia. Mereka tetap berharap, arwah leluhur menjaga mereka dari gangguan jahat, hama tanaman, juga kesialan hidup. Ritual ini biasanya diadakan di Bulan Agustus dimana saat itu adalah musim panen. Dalam pelaksanaannya, tradisi ini baru dilaksanakan setelah masyarakat telah memanen hasil perkebunya dan tidak boleh dilakukan sebelum panen karena dipercaya panen akan mengalami gangguan entah itu disebabkan hama, tikus atau faktor alam lainnya. Adapun proses secara umum dalam menjalankan tradisi ini yaitu:
Para tetua-tetua Toraja (Ne' Tomina Lumba) membacakan doa/ mantra dalam bahasa Toraja Kuno. Hal ini dilakukan sebelum mayat tersebut di angkat dari peti, Setelah itu, mayat diangkat dari peti dan mulai dibersihkan dari atas kepala hingga ujung kaki dengan menggunakan kuas atau kain bersih. Mayat tersebut dipakaikan baju yang baru dan kemudian kembali dibaringkan di dalam peti tadi. Selama prosesi Manene, sebagian kaum lelaki membentuk lingkaran menyanyikan lagu dan tarian yang melambangkan kesedihan. Lagu dan gerak tarian tersebut guna untuk menyemangati para keluarga yang ditinggalkan. Selain mengganti baju dari jenazah terkadang juga ada bagian dimana masyarakat juga turut membersikan patane (bangunan makam jenazah). Membersikan Patane dilakukan oleh semua warga dalam kampung dan akan duduk dan makan bersama di rante. Setelah itu dilanjutkan dengan akan ada acara sisemba yaitu tradisi aksi adu kaki atau baku tendang yang lebih terlihat seperti tawuran massal.
Posting Komentar