Sebagaimana kita ketahui, Islam adalah agama yang Syammil yang memiliki arti bahwa Islam adalah agama yang menyeluruh dalam berbagai macam aspek. Islam memberikan aturan-aturan bahkan sampai kepada masalah yang sangat sederhana seperti misalnya bagaimana seseorang ketika bersin, posisi duduk saat makan, cara berjalan dan lain sebagainya. Dalam Islam aturan-aturan tersebut disebut sebagai adab (tata krama). Salah satu adab tersebut adalah adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah saat seseorang bermaksud untuk mengunjungi rumah seseorang, Dalam hal ini Islam telah memberikan perhatian khusus pada masalah adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah. Al-Qur’an telah memberikan aturan secara khusus seperti telah disebutkan dalam dalam QS. An-Nuur : 27-29 :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ * لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum minta ijin dan memberikan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat ijin. Dan jika dikatakan kepadamu : “Kembali (saja)lah”; maka hendaknya kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan”.
Untuk menanamkan budaya adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah bahkan Islam memerintahkan kepada para orang tua agar mengajarkan kepada anak-anaknya agar meminta ijin ketika ingin memasuki kamar orang tuanya di tiga waktu khusus, sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمِ
”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta ijin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu : sebelum sembahyang shubuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah sembahyang ‘Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur : 58).
Selanjutnya Islam mengajarkan agar saat seorang anak telah memasuki usia baligh maka seorang anak harus meminta ijin kapan saja dan dimana saja, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah, karena Allah telah berfirman :
وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
”Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta ijin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur : 59).
Ada beberapa adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Kita akan tahu betapa Islam sangat menjunjung tinggi privasi seseorang setelah kita mengetahui bagaimana Islam mengajarkan tata karma atau adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah. Berikut ini adab-adabnya:
Dari Jabir radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
أتيت النبي صلى الله عليه وسلم قد قمت الباب فقال : "من هذا ؟". فقلت : "أنا". فقال : "أنا أنا". كأنه كرهها
”Aku mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam maka aku mengetuk pintu. Lalu beliau bertanya : “Siapa?”. Maka aku menjawab : “Saya”. Lalu beliau berkata : “Saya, saya”. Sepertinya beliau tidak suka” (HR. Bukhari Muslim).
Dari Abu Dzar radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
خرجت ليلة من الليالي فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم يمشي وحده فجعلت أمشي في ظل القمر فلتفت فرأني فقال : "من هذا؟". فقلت : "أبو ذر"
"Aku keluar pada suatu malam, ternyata ada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sedang berjalan seorang diri. Maka aku sengaja berjalan di bawah cahaya bulan, lalu beliau menoleh dan melihatku. Maka beliau bertanya : “Siapa ?”. Aku menjawab : “Abu Dzarr” (HR. Bukhari Muslim).
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah baik untuk keperluan bertamu atau keperluan apapun adalah mengetuk pintu (Hadits Jabir diatas). Ketuklah pintu secara pelan dan jangan mengetuk pintu dengan keras, ketukan pintu yang terlalu keras disamping tidak sopan juga akan membuat pemilik rumah merasa tidak dihargai. Ucapkan salam kemudian meminta ijin kepada pemilik rumah.
Dari Kildah bin Hanbal radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
دخلت عليه ولم أسلم فقال النبي صلى الله عليه وسلم : "ارجع !". فقال : السلام عليكم أأدخل ؟
”Aku mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucapkan salam. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan Assalamu’alaikum, boleh aku masuk?” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia – yaitu Tirmidzi – berkata : Hadits hasan).
Dari Abi Musa Al-Asy’ary radliyallaahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda :
الإستئذان ثلاثة، فإن أذن لك وإلا فارجع
”Minta ijin masuk rumah itu tiga kali, jika diijinkan untuk kamu (masuklah). Dan jika tidak, maka pulanglah” (HR. Muslim).
Itulah adab syar’i yang mungkin “asing” di tengah kaum muslimin. Kita tidak perlu marah atau kesal jika pemilik rumah tidak memberi ijin dan menyuruh kita kembali pulang. Barangkali si pemilik rumah mempunyai hajat kesibukan atau udzur, sehingga tidak bisa melayani kedatangan tamu.
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah selanjutnya adalah jangan menghadap langsung ke pintu, hal ini untuk menghindari agar ketika pintu dibuka kita akan melihat langsung ke dalam rumah.Hal ini dimaksudkan untuk menjaga privasi atau kehormatan pemilik rumah. Bisa jadi pemilik rumah sedang dalam kondisi terbuka auratnya juga untuk menghindari diri dari melihat segala sesuatu yang bukan hak kita
Diriwayatkan dari Abdullah bin Bisyr radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء وجهه ولكن من ركنه لأيمن أو لأيسره ويقول : السلام عليكم السلام عليكم
”Apabila Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mendatangi pintu/rumah seseorang, beliau tidak berdiri di depan pintu. Akan tetapi di samping kanan atau di samping kiri. Kemudian beliau mengucapkan : Assalamu’alaikum Assalamu’alaikum” (HR. Abu Dawud).
Sebagaimana telah dijelaskan dalam adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah ketiga, saat pemilik rumah membukakan pintu jangan melihat langsung ke dalam rumah. Dalam poin ini telah dijelaskan dalam adab ke-3
Dari Hudzail ia berkata : “Seorang laki-laki – ‘Utsman bin Abi Syaibah menyebutkan laki-laki ini adalah Sa’ad bin Abi Waqqash radliyallaahu ‘anhu – berdiri di depan pintu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk meminta ijin. Ia berdiri tepat di depan pintu. – Utsman bin Abi Syaibah mengatakan : Berdiri mengahadap pintu - . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya :
هكذا عنك - هكذا - فإنما الإستئذان من النظر
”Menyingkirlah dari depan pintu, sesungguhnya meminta ijin itu disyari’atkan untuk menjaga pandangan mata” (HR. Abu Dawud).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
لو أن امرأ إطلع عليك بغير إذن فخذفته بحصاة ففقأت عينه ما كان عليك من جناح
”Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa ijin, lalu engkau melemparnya dengan batu sehingga tercungkil matanya, maka tidak ada dosa atasmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sungguh agung ajaran Islam, Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah ini merupakan bentuk penghargaan yang diajarkan oleh Islam kepada pemilik rumah saat kita berkunjung ke rumah seseorang. Ketika adab-adab seperti ini dilakukan secara konsisten oleh Umat Islam maka rasa saling menghormati diantara anggota masyarakata akan terjalin dengan baik.
Marilah kita memohon kepada Allah agar memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mengikuti uswatun hasanah yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam
Allahu a’lam.
[td_smart_list_end]
Rujukan
المراجع :
١. لباب التفسير من ابن كثير - تأليف : الدكتور عبد الله ال الشيخ.
٢. كيف تربي ولداًَ صالحاًَ.
٣. رياض الصالحين، تخريج : الشيخ الألباني
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ بُيُوتِكُمْ حَتَّى تَسْتَأْنِسُوا وَتُسَلِّمُوا عَلَى أَهْلِهَا ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ * فَإِنْ لَمْ تَجِدُوا فِيهَا أَحَدًا فَلَا تَدْخُلُوهَا حَتَّى يُؤْذَنَ لَكُمْ وَإِنْ قِيلَ لَكُمُ ارْجِعُوا فَارْجِعُوا هُوَ أَزْكَى لَكُمْ وَاللَّهُ بِمَا تَعْمَلُونَ عَلِيمٌ * لَيْسَ عَلَيْكُمْ جُنَاحٌ أَنْ تَدْخُلُوا بُيُوتًا غَيْرَ مَسْكُونَةٍ فِيهَا مَتَاعٌ لَكُمْ وَاللَّهُ يَعْلَمُ مَا تُبْدُونَ وَمَا تَكْتُمُونَ
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum minta ijin dan memberikan salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu (selalu) ingat. Jika kamu tidak menemui seorang pun di dalamnya, maka janganlah kamu masuk sebelum kamu mendapat ijin. Dan jika dikatakan kepadamu : “Kembali (saja)lah”; maka hendaknya kamu kembali. Itu lebih bersih bagimu dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan. Tidak ada dosa atasmu memasuki rumah yang tidak disediakan untuk didiami, yang di dalamnya ada keperluanmu, dan Allah mengetahui apa yang kamu nyatakan dan apa yang kamu sembunyikan”.
Menanamkan adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah sejak dini
Untuk menanamkan budaya adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah bahkan Islam memerintahkan kepada para orang tua agar mengajarkan kepada anak-anaknya agar meminta ijin ketika ingin memasuki kamar orang tuanya di tiga waktu khusus, sebagaimana firman Allah :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لِيَسْتَأْذِنْكُمُ الَّذِينَ مَلَكَتْ أَيْمَانُكُمْ وَالَّذِينَ لَمْ يَبْلُغُوا الْحُلُمَ مِنْكُمْ ثَلَاثَ مَرَّاتٍ مِنْ قَبْلِ صَلَاةِ الْفَجْرِ وَحِينَ تَضَعُونَ ثِيَابَكُمْ مِنَ الظَّهِيرَةِ وَمِنْ بَعْدِ صَلَاةِ الْعِشَاءِ ثَلَاثُ عَوْرَاتٍ لَكُمْ لَيْسَ عَلَيْكُمْ وَلَا عَلَيْهِمْ جُنَاحٌ بَعْدَهُنَّ طَوَّافُونَ عَلَيْكُمْ بَعْضُكُمْ عَلَى بَعْضٍ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمُ الْآيَاتِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمِ
”Hai orang-orang yang beriman, hendaklah budak-budak (lelaki dan wanita) yang kamu miliki, dan orang-orang yang belum baligh di antara kamu, meminta ijin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari) yaitu : sebelum sembahyang shubuh, ketika kamu menanggalkan pakaian (luar)mu di tengah hari, dan sesudah sembahyang ‘Isya’. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak (pula) atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebahagian kamu (ada keperluan) kepada sebahagian (yang lain). Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur : 58).
Selanjutnya Islam mengajarkan agar saat seorang anak telah memasuki usia baligh maka seorang anak harus meminta ijin kapan saja dan dimana saja, baik di dalam rumah ataupun di luar rumah, karena Allah telah berfirman :
وَإِذَا بَلَغَ الْأَطْفَالُ مِنْكُمُ الْحُلُمَ فَلْيَسْتَأْذِنُوا كَمَا اسْتَأْذَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِهِمْ كَذَلِكَ يُبَيِّنُ اللَّهُ لَكُمْ آيَاتِهِ وَاللَّهُ عَلِيمٌ حَكِيمٌ
”Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka meminta ijin, seperti orang-orang yang sebelum mereka meminta ijin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayat-Nya. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana” (QS. An-Nuur : 59).
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah, Adab ke-1
Ada beberapa adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah yang telah diajarkan oleh Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam. Kita akan tahu betapa Islam sangat menjunjung tinggi privasi seseorang setelah kita mengetahui bagaimana Islam mengajarkan tata karma atau adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah. Berikut ini adab-adabnya:
Menyebutkan nama bagi orang yang meminta ijin dengan mengatakan,”Saya adalah Fulan”.
Dari Jabir radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
أتيت النبي صلى الله عليه وسلم قد قمت الباب فقال : "من هذا ؟". فقلت : "أنا". فقال : "أنا أنا". كأنه كرهها
”Aku mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam maka aku mengetuk pintu. Lalu beliau bertanya : “Siapa?”. Maka aku menjawab : “Saya”. Lalu beliau berkata : “Saya, saya”. Sepertinya beliau tidak suka” (HR. Bukhari Muslim).
Dari Abu Dzar radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
خرجت ليلة من الليالي فإذا رسول الله صلى الله عليه وسلم يمشي وحده فجعلت أمشي في ظل القمر فلتفت فرأني فقال : "من هذا؟". فقلت : "أبو ذر"
"Aku keluar pada suatu malam, ternyata ada Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam sedang berjalan seorang diri. Maka aku sengaja berjalan di bawah cahaya bulan, lalu beliau menoleh dan melihatku. Maka beliau bertanya : “Siapa ?”. Aku menjawab : “Abu Dzarr” (HR. Bukhari Muslim).
Adab meminta ijin masuk rumah, Adab ke-2
Meminta ijin tiga kali (dengan mengetuk pintu dan mengucapkan salam)
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah baik untuk keperluan bertamu atau keperluan apapun adalah mengetuk pintu (Hadits Jabir diatas). Ketuklah pintu secara pelan dan jangan mengetuk pintu dengan keras, ketukan pintu yang terlalu keras disamping tidak sopan juga akan membuat pemilik rumah merasa tidak dihargai. Ucapkan salam kemudian meminta ijin kepada pemilik rumah.
Dari Kildah bin Hanbal radliyallaahu ‘anhu ia berkata :
دخلت عليه ولم أسلم فقال النبي صلى الله عليه وسلم : "ارجع !". فقال : السلام عليكم أأدخل ؟
”Aku mendatangi Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam lalu aku masuk ke rumahnya tanpa mengucapkan salam. Maka beliau shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda : ‘Keluar dan ulangi lagi dengan mengucapkan Assalamu’alaikum, boleh aku masuk?” (HR. Abu Dawud dan Tirmidzi, dan ia – yaitu Tirmidzi – berkata : Hadits hasan).
Dari Abi Musa Al-Asy’ary radliyallaahu ‘anhu dia berkata, Rasulullah shallallaahu ’alaihi wasallam bersabda :
الإستئذان ثلاثة، فإن أذن لك وإلا فارجع
”Minta ijin masuk rumah itu tiga kali, jika diijinkan untuk kamu (masuklah). Dan jika tidak, maka pulanglah” (HR. Muslim).
Itulah adab syar’i yang mungkin “asing” di tengah kaum muslimin. Kita tidak perlu marah atau kesal jika pemilik rumah tidak memberi ijin dan menyuruh kita kembali pulang. Barangkali si pemilik rumah mempunyai hajat kesibukan atau udzur, sehingga tidak bisa melayani kedatangan tamu.
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah , Adab ke-3
Tidak menghadap ke arah pintu
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah selanjutnya adalah jangan menghadap langsung ke pintu, hal ini untuk menghindari agar ketika pintu dibuka kita akan melihat langsung ke dalam rumah.Hal ini dimaksudkan untuk menjaga privasi atau kehormatan pemilik rumah. Bisa jadi pemilik rumah sedang dalam kondisi terbuka auratnya juga untuk menghindari diri dari melihat segala sesuatu yang bukan hak kita
Diriwayatkan dari Abdullah bin Bisyr radliyallaahu ‘anhu, ia berkata :
كان رسول الله صلى الله عليه وسلم إذا أتى باب قوم لم يستقبل الباب من تلقاء وجهه ولكن من ركنه لأيمن أو لأيسره ويقول : السلام عليكم السلام عليكم
”Apabila Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam mendatangi pintu/rumah seseorang, beliau tidak berdiri di depan pintu. Akan tetapi di samping kanan atau di samping kiri. Kemudian beliau mengucapkan : Assalamu’alaikum Assalamu’alaikum” (HR. Abu Dawud).
Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah - Adab ke-4
Tidak boleh melihat ke dalam rumah
Sebagaimana telah dijelaskan dalam adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah ketiga, saat pemilik rumah membukakan pintu jangan melihat langsung ke dalam rumah. Dalam poin ini telah dijelaskan dalam adab ke-3
Dari Hudzail ia berkata : “Seorang laki-laki – ‘Utsman bin Abi Syaibah menyebutkan laki-laki ini adalah Sa’ad bin Abi Waqqash radliyallaahu ‘anhu – berdiri di depan pintu Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam untuk meminta ijin. Ia berdiri tepat di depan pintu. – Utsman bin Abi Syaibah mengatakan : Berdiri mengahadap pintu - . Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berkata kepadanya :
هكذا عنك - هكذا - فإنما الإستئذان من النظر
”Menyingkirlah dari depan pintu, sesungguhnya meminta ijin itu disyari’atkan untuk menjaga pandangan mata” (HR. Abu Dawud).
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda :
لو أن امرأ إطلع عليك بغير إذن فخذفته بحصاة ففقأت عينه ما كان عليك من جناح
”Sekiranya ada seseorang yang mengintip rumahmu tanpa ijin, lalu engkau melemparnya dengan batu sehingga tercungkil matanya, maka tidak ada dosa atasmu” (HR. Bukhari dan Muslim).
Sungguh agung ajaran Islam, Adab bertamu dan meminta ijin masuk rumah ini merupakan bentuk penghargaan yang diajarkan oleh Islam kepada pemilik rumah saat kita berkunjung ke rumah seseorang. Ketika adab-adab seperti ini dilakukan secara konsisten oleh Umat Islam maka rasa saling menghormati diantara anggota masyarakata akan terjalin dengan baik.
Marilah kita memohon kepada Allah agar memberikan kemudahan kepada kita semua untuk mengikuti uswatun hasanah yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasallam
Allahu a’lam.
[td_smart_list_end]
Rujukan
المراجع :
١. لباب التفسير من ابن كثير - تأليف : الدكتور عبد الله ال الشيخ.
٢. كيف تربي ولداًَ صالحاًَ.
٣. رياض الصالحين، تخريج : الشيخ الألباني
Posting Komentar