Pengamat politik asal Universitas Paramadina, Hendri Satrio mengatakan bahwa Jokowi terkejut dengan aksi demo yang digelar oleh Ormas dan Umat Islam pada 4 November yang lalu. Aksi damai yang diikuti oleh jutaan masa tersebut digelar terkait dugaan penistaan agama yang dilakukan Basuki Tahaja Purnama.
Hendri Satria juga menyebutkan bahwa ada alasan khusus, tentang kenapa Joko Widodo (Jokowi) tidak hadir untuk menemui pendemo pada 4 November (411) lalu.

"Jokowi pasti terkejut dengan demo 411. Saya juga terkejut. Khususnya, luapan massa yang sebanyak itu," kata Hendri Satrio dalam diskusi polemik, yang digelar di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (19/11).

Satrio juga mengatakan bahwa peristiwa 4/11 itu dapat dijadikan pembelajaran bagi Jokowi dan pemerintahannya.

Khususnya terkait eskalasi massa yang ingin menyampaikan aspirasi mereka.

"Tentu, hal itu bisa jadi pembelajaran bagi Jokowi. Artinya, di Indonesia, hal seperti itu bisa terjadi," demikian dikatakan oleh pendiri lembaga survei Kedai Kopi itu.

Lain halnya dengan Wakil Ketua Gerakan Nasional Pendukung Fatwa Majelis Ulama Indonesia (GNPF-MUI) Muhammad Zaitun Rasmin, dia mengaku bahwa dirinya masih menyesalkan sikap yang diambil oleh Jokowi yang justru menghilang pada saat akan ditemui pendemo.
Menurutnya, perwakilan pendemo hanya ingin menyampaikan aspirasi yang menurut Jokowi akan menemui rakyatanya saat mereka membutuhkannya.

"Kita masih simpan video Jokowi yang mempersilakan siapa pun warga yang ingin menemuinya," demikian diungkapkan oleh Zaitun.

Zaitun yang juga menjabat Wasekjen MUI itu, juga menyatakan keheranannya kenapa Jokowi justru memilih menemui sejumlah elit daripada warganya sendiri. Salah satunya, Ketua Umum partai Gerindra sekaligus lawan politiknya di Pilpres 2014 lalu, Prabowo Subianto.

"Kenapa Jokowi malah bertemu dengan elit. Padahal dulu waktu jadi Gubernur, segelintir orang saja mau ditemui. Sekarang kita (massa) yang datang ke istana, malah dicuekin," demikian diungkapkan olehnya.

Post a Comment

أحدث أقدم