Arti kata jihad - Kata Al-Jihad (الْجِهَادُ) deng an dikasrah huruf jim asalnya secara bahasa bermakna {الْمَشَقَّةُ} atau {الْوُسْعُ} yang bermakna usaha, kesulitan, kesukaran, kepayahan, dan kemampuan [Lisaanul-‘Arab (2/395-396) dan Mu’jamul-Wasith (1/142)]. Ini merupakan definisi secara bahasa. Kita akan membahas arti kata jihad berdasarkan pendapat ulama-ulama ternama. Hal ini penting untuk kita lakukan agar kita tidak memahami arti kata jihad secara rancu.
Adapun secara istilah, arti kata jihad menurut urf ulama fiqh berarti :
الجِهاد: مُحارَبة الكُفار، وهو المُبَالَغة واسْتِفْراغ ما في الوُسْع والطَّاقة من قول أو فعْل.
"Al-Jihad adalah memerangi orang -orang kafir, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mencurahkan kekuatan dan kemampuan; baik beruapa perkataan maupun perbuatan” [An-Nihaayah fii G haribil-Hadits oleh Ibnul-Atsir 1/261; Maktabah Al-Misykah] atau :
بذل الجهد في قتال الكفار والبغاة، وقطَّاع الطريق
“Mengerahkan usaha dan kemampuan untuk memerangi orang -orang kafir, orang -orang lalim, dan para perampok jalanan” [Taisirul-‘Allam Syarh ‘Umdatil-Ahkam oleh Abdullah Aali Bassam hal. 562, Daar Ibni Haitsam].
Ini adalah arti kata jihad deng an makna khusus. Adapun definisi istilah secara umum, Al-Haafidh Ibnu Hajar Al-'Asqalaaniy rahimahullah berkata :
بذل الجهد في قتال الكفار ويطلق أيضا على مجاهدة النفس والشيطان والفساق فأما مجاهدة النفس فعلى تعلم أمور الدين ثم على العمل بها ثم على تعليمها وأما مجاهدة الشيطان فعلى دفع ما يأتي به من الشبهات وما يزينه من الشهوات وأما مجاهدة الكفار فتقع باليد والمال واللسان والقلب وأما مجاهدة الفساق فباليد ثم اللسان ثم القلب
"(Jihad menurut istilah syar’iy adalah) mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang -orang kafir. Istilah jihad juga dimutlakkan untuk melawan hawa nafsu, syaithan, dan orang -orang fasiq. Adapun jihad melawan hawa nafsu, maka hal itu ditempu melalui belajar perkara-perkara agama dan kemudian meng amalkannya dan meng ajarkannya. Adapun jihad melawan syaithan adalah deng an menolak seg ala bentuk syubuhaat dan syahwat yang selalu dihiasi oleh syaithan. Adapun jihad melawan kuffar maka hal itu dilakukan dengan tangan, harta, lisan, dan hati. Adapun jihad melawan orang -orang fasiq adalah dengan tangan, lisan, dan hati“ [Fathul-Bari oleh Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani 6/1; Maktabah Sahab].
Sementara itu dalam membahas arti kata jihad, Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
لأن الجهاد حقيقته الاجتهاد في حصول ما يحبه اللّه من الإيمان، والعمل الصالح، ومن دفع ما يبغضه اللّه من الكفر والفسوق والعصيان...... والجهاد، هو بذل الوسع، وهو القدرة في حصول محبوب الحق، ودفع ما يكرهه الحق
"Bahwa pada hakekatnya jihad adalah mencapai (meraih) apa yang dicintai oleh Allah berupa iman dan amal shalih, dan menolak apa yang dibenci oleh Allah berupa kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan...... Jihad adalah mencurahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah ta’ala dan menolak semua yang dibenci“ [Majmu’ Al-Fataawaa oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah 10/59; Maktabah Al-Misykah].
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dan Ibnu Taimiyyah rahimahumallah tentang g di atas adalah peng ertian/definisi jihad secara umum dalam tinjauan syari’at. Hal itu meliputi semua amal ibadah termasuk berdakwah, amar ma’ruf, dan nahi munkar.
Ali Al-Jurjani rahimahullah berkata : "Jihad adalah menyeru manusia kepada agama yang haq“ [lihat : At-Ta’rifaat oleh 'Ali Al-Jurjani 1/107].
Jihad dalam kaca mata syari’at arti kata jihad ada beberapa macam. Di antaranya adalah sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul-Qayyim :
وإنما جعل طلب العلم من سبيل الله لان به قوام الاسلام كما ان قوامه بالجهاد فقوام الدين بالعلم والجهاد ولهذا كان الجهاد نوعين جهاد باليد والسنان وهذا المشارك فيه كثير والثاني الجهاد بالحجة والبيان وهذا جهاد الخاصة من اتباع الرسل وهو جهاد الائمة وهو افضل الجهادين لعظم منفعته وشدة مؤنته وكثرة اعدائه قال تعالى في سورة الفرقان وهي مكية ولو شئنا لبعثنا في كل قرية نذيرا فلاتطع الكافرين وجاهدهم به جهادا كبيرا فهذا جهاد لهم بالقرآن وهو أكبر الجهادين وهو جهاد المنافقين ايضا فإن المنافقين لم يكونوا يقاتلون المسلمين بل كانوامعهم في الظاهر وربما كانوا يقاتلون عدوهم معهم ومع هذا فقد قال تعالى يا أيها النبي جاهد الكفار والمنافقين واغلظ عليهم ومعلوم ان جهاد المنافقين بالحجة والقرآن والمقصود ان سبيل الله هي الجهاد وطلب العلم ودعوة الخلق به الى الله ولهذا قال معاذ رضى الله عنه عليكم بطلب العلم فإن تعلمه لله خشية ومدارسته عبادة ومذاكرته تسبيح والبحث عنه جهاد
"Thalabul-'ilmi (menuntut ilmu syar’i) dinyatakan juga termasuk fii sabiilillah tidak lain karena dengannya akan tegak Dienul-Islam, sebagaimana juga Dieunul-Islam akan tegak dengan jihad (perang /qitaal). Jadi Islam itu tegak dengan ilmu dan jihad/perang . Karena, jihad itu ada dua macam :
Inilah jihad terhadap orang -orang kafir deng an Al-Qur’an. Jihad ini merupakan jihad terbesar di antara dua jenis jihad di atas. Dan termasuk di dalamnya jug a jihad terhadap orang -orang munafiq. Sesungguhnya ketika itu kaum munafiqin tidak memerang i kaum muslimin (dengan senjata). Bahkan mereka bergabung dalam barisan kaum muslimin, dan terkadang berperang melawan musuh-musuh Islam. Namun demikian Allah perintahkan kepada Nabi-Nya : "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang -orang kafir dan orang -orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka” [QS. At-Taubah : 73]. Dan sudah menjadi maklum (pengetahuan) bahwa jihad melawan kaum munafiq dengan hujjah dan Al-Qur’an.
Jadi, maksud sabilullah dalam arti kata jihad mencakup jihad (perang ), menuntut ilmu, serta berdakwah dengan ilmu tersebut. Oleh karena itu Mu’adz bin Jabal berkata : "Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sesung g uhnya mempelajari ilmu (deng an ikhlash) karena Allah merupakan kasyyah[1], meng kajinya merupakan ibadah, meng ing atnya merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad“ [selesai perkataan Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah].[2]
Arti kata jihad tersebut sangat sesuai dengan sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam :
جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم
"Berjihadlah melawan orang -orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian“ [HR. Ahmad 3/124 no. 12268, An-Nasa’i dalam Al-Mujtabaa no. 3096, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 2427; shahih].
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُجَاهِدُ بِسَيْفِهِ وَلِسَانِهِ
"Seorang mukmin selalu berjihad dengan pedang dan lisannya“ [HR. Ahmad no. 15823, Ath-Thabarani dalam Mu’jamul-Kabir no. 15500, dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Ad-Dimasyq ; shahih]
Hadits di atas secara jelas menjelaskan bahwa arti kata jihad bisa dilakukan dengan jiwa (yaitu berperang dan berhadapan deng an orang kafir), deng an harta (yaitu meng infakkan harta di jalan Allah baik dalam rang ka pembiayaan perang atau hal-hal lain dalam amal kebaikan Islam untuk mendukung perjuangan Islam), atau dengan lisan (yaitu deng an menegakkan hujjah dan penjelasan kepada orang -orang kafir dan yang lainnya).
Bahkan haji termasuk dalam arti kata jihad bagi kaum wanita :
هَلُمَّ إِلَى جِهَادٍ لا شَوْكَةَ فِيهِ ، الْحَجُّ
"Bersegeralah menuju jihad tanpa ada kesulitan di dalamnya, yaitu haji“ [HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabiir no. 2841; shahih].
[1] Khasyyah adalah perasaan takut kepada Allah (yang dilandasi deng an ilmu).
[2] Dalam kitab yang lain beliau menjelaskan (dengan peringkasan) :
Arti kata jihad fii sabiilillah itu meng hadapi 4 macam :
a. Arti kata jihad melawan hawa nafsu.
Jihad melawan hawa nafsu merupakan asas semua jihad, sedang kan jihad melawan musuh merupakan cabang dari jihad melawan hawa nafsu. Sebelum seseorang mampu berjihad melawan musuh, ia terlebih dahulu harus menundukkan hawa nafsunya dan itu dapat dicapai melalui 4 hal :
b. Arti kata jihad melawan syaithan.
Syaithan merupakan musuh yang harus ditundukkan terlebih dahulu sebelum melawan musuh berjenis manusia. Dalam melancarkan serang annya terhadap manusia, syaithan meng g unakan dua senjata yaitu syubhat dan syahwat. Dua hal ini hanya dapat ditang kal dengan ilmu dan sabar.
c. Arti kata jihad melawan orang -orang kafir.
Jihad melawan orang -orang kafir akan dapat terlaksana deng an baik apabila syaithan dan hawa nafsu mampu untuk ditundukkan. Jihad melawan orang kafir dilakukan deng an kekuatan dan kekuasaan. Namun selain itu, juga dapat dilakukan melalui hujjah dan bayan tentang kebenaran syari’at Islam ini.
d. Arti kata jihad melawan kaum munafiqin
Jihad melawan kaum munafiqin dilakukan melalui hujjah dan bayan.
Dalam menjelaskan macam-macam jihad tersebut, Ibnul-Qayyim membawakan sejumlah dalil dan rincian yang sang at bagus [lihat seleng kapnya dalam kitab Zaadul-Ma’ad 3/5-12].
Imam Al-Qurthubi mengutip perkataan Abu Sulaiman Ad-Daaraani rahimahumallah meng enai penjelasan syar’iy tentang jihad :
ليس الجهاد في الآية قتال الكفار فقط بل هو نصر الدين والرد على المبطلين؛ وقمع الظالمين؛ وعظمه الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ومنه مجاهدة النفوس في طاعة الله وهو الجهاد الأكبر
"Yang dimaksud jihad dalam ayat (yaitu QS. Al-Ankabut : 69) ini bukan hanya perang melawan orang-orang kafir saja, namun jihad di sini meliputi pembelaan terhadap ag ama, membantah para pembawa kebathilan, meng hentikan kedhaliman, dan puncaknya amar ma’ruf nahi munkar. Termasuk juga kesungguhan dalam ketaatan kepada Allah. Inilah jihad yang terbesar“ [selesai].[3]
Dan orang -orang yang menyibukkan diri menuntut ilmu (untuk beramal) secara ikhlash karena Allah dalam rang ka meng hilang kan kebodohan pada dirinya termasuk jihad. Abud-Darda’ radliyallaahu 'anhu berkata :
من رأى الغدو والرواح إلى العلم ليس بجهاد فقد نقص عقله
"Barang siapa yang menyatakan bahwa pergi bolak-balik mencari ilmu bukan merupakan jihad, maka sungguh akal dan pikirannya telah berkurang “ [Diriwayatkan dengan sanadnya oleh Al-Hafidh Ibnu ‘Abdil-Barr dalam Jaami’ Bayanil-‘Ilmi wa Fadhlihi hal. 21 Bab : Tafdlilul-‘Ulama’ ‘alasy-Syuhadaa’].
Kesimpulan : Arti kata jihad dalam definisi syar’iy (secara istilah) tidak hanya terbatas pada makna perang (qitaal) saja. Wallaahu a’lam.
[3] Lihat Tafsir Al-Qurthubi (Al-Jaami’ li-Ahkaamil-Qur’an) 13/364-365; Tafsir QS. Al-Ankabut : 69. Imam Al-Qurthubi jug a menukil perkataan Ibnu ‘Athiyyah rahimahumallah :
فهي قبل الجهاد العرفي وإنما هو جهاد عام في دين الله وطلب مرضاته
“Hal itu sebelum (pensyari’atan) jihad ‘urfy (perang / qitaal ). Jihad tersebut merupakan jihad secara umum dalam membela agama Allah dan mencari keridlaan-Nya” [selesai].
Perkataan innamaa huwa jihaadun ‘aammun (“Arti kata jihad tersebut merupakan jihad secara umum”) bukanlah dimaksudkan jihad dari tinjauan bahasa (lughawy)
[td_smart_list_end]
Artikel Fiqih lainnya: Hukum Meminta Bantuan Kepada Orang Musyrik / Kafir
Dikutip dari: http://abul-jauzaa.blogspot.co.id/2008/05/apakah-jihas-selalu-bermakna-perang.html
Memahami arti kata jihad – Bagian 1
Adapun secara istilah, arti kata jihad menurut urf ulama fiqh berarti :
الجِهاد: مُحارَبة الكُفار، وهو المُبَالَغة واسْتِفْراغ ما في الوُسْع والطَّاقة من قول أو فعْل.
"Al-Jihad adalah memerangi orang -orang kafir, yaitu berusaha dengan sungguh-sungguh mencurahkan kekuatan dan kemampuan; baik beruapa perkataan maupun perbuatan” [An-Nihaayah fii G haribil-Hadits oleh Ibnul-Atsir 1/261; Maktabah Al-Misykah] atau :
بذل الجهد في قتال الكفار والبغاة، وقطَّاع الطريق
“Mengerahkan usaha dan kemampuan untuk memerangi orang -orang kafir, orang -orang lalim, dan para perampok jalanan” [Taisirul-‘Allam Syarh ‘Umdatil-Ahkam oleh Abdullah Aali Bassam hal. 562, Daar Ibni Haitsam].
Ini adalah arti kata jihad deng an makna khusus. Adapun definisi istilah secara umum, Al-Haafidh Ibnu Hajar Al-'Asqalaaniy rahimahullah berkata :
بذل الجهد في قتال الكفار ويطلق أيضا على مجاهدة النفس والشيطان والفساق فأما مجاهدة النفس فعلى تعلم أمور الدين ثم على العمل بها ثم على تعليمها وأما مجاهدة الشيطان فعلى دفع ما يأتي به من الشبهات وما يزينه من الشهوات وأما مجاهدة الكفار فتقع باليد والمال واللسان والقلب وأما مجاهدة الفساق فباليد ثم اللسان ثم القلب
"(Jihad menurut istilah syar’iy adalah) mencurahkan seluruh kemampuan untuk memerangi orang -orang kafir. Istilah jihad juga dimutlakkan untuk melawan hawa nafsu, syaithan, dan orang -orang fasiq. Adapun jihad melawan hawa nafsu, maka hal itu ditempu melalui belajar perkara-perkara agama dan kemudian meng amalkannya dan meng ajarkannya. Adapun jihad melawan syaithan adalah deng an menolak seg ala bentuk syubuhaat dan syahwat yang selalu dihiasi oleh syaithan. Adapun jihad melawan kuffar maka hal itu dilakukan dengan tangan, harta, lisan, dan hati. Adapun jihad melawan orang -orang fasiq adalah dengan tangan, lisan, dan hati“ [Fathul-Bari oleh Al-Hafidh Ibnu Hajar Al-‘Asqalani 6/1; Maktabah Sahab].
Memahami arti kata jihad – Bagian 2
Sementara itu dalam membahas arti kata jihad, Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah berkata :
لأن الجهاد حقيقته الاجتهاد في حصول ما يحبه اللّه من الإيمان، والعمل الصالح، ومن دفع ما يبغضه اللّه من الكفر والفسوق والعصيان...... والجهاد، هو بذل الوسع، وهو القدرة في حصول محبوب الحق، ودفع ما يكرهه الحق
"Bahwa pada hakekatnya jihad adalah mencapai (meraih) apa yang dicintai oleh Allah berupa iman dan amal shalih, dan menolak apa yang dibenci oleh Allah berupa kekufuran, kefasikan, dan kemaksiatan...... Jihad adalah mencurahkan segenap kemampuan untuk mencapai apa yang dicintai Allah ta’ala dan menolak semua yang dibenci“ [Majmu’ Al-Fataawaa oleh Syaikhul-Islam Ibnu Taimiyyah 10/59; Maktabah Al-Misykah].
Apa yang dikatakan oleh Ibnu Hajar dan Ibnu Taimiyyah rahimahumallah tentang g di atas adalah peng ertian/definisi jihad secara umum dalam tinjauan syari’at. Hal itu meliputi semua amal ibadah termasuk berdakwah, amar ma’ruf, dan nahi munkar.
Ali Al-Jurjani rahimahullah berkata : "Jihad adalah menyeru manusia kepada agama yang haq“ [lihat : At-Ta’rifaat oleh 'Ali Al-Jurjani 1/107].
Jihad dalam kaca mata syari’at arti kata jihad ada beberapa macam. Di antaranya adalah sebagaimana dijelaskan oleh Ibnul-Qayyim :
وإنما جعل طلب العلم من سبيل الله لان به قوام الاسلام كما ان قوامه بالجهاد فقوام الدين بالعلم والجهاد ولهذا كان الجهاد نوعين جهاد باليد والسنان وهذا المشارك فيه كثير والثاني الجهاد بالحجة والبيان وهذا جهاد الخاصة من اتباع الرسل وهو جهاد الائمة وهو افضل الجهادين لعظم منفعته وشدة مؤنته وكثرة اعدائه قال تعالى في سورة الفرقان وهي مكية ولو شئنا لبعثنا في كل قرية نذيرا فلاتطع الكافرين وجاهدهم به جهادا كبيرا فهذا جهاد لهم بالقرآن وهو أكبر الجهادين وهو جهاد المنافقين ايضا فإن المنافقين لم يكونوا يقاتلون المسلمين بل كانوامعهم في الظاهر وربما كانوا يقاتلون عدوهم معهم ومع هذا فقد قال تعالى يا أيها النبي جاهد الكفار والمنافقين واغلظ عليهم ومعلوم ان جهاد المنافقين بالحجة والقرآن والمقصود ان سبيل الله هي الجهاد وطلب العلم ودعوة الخلق به الى الله ولهذا قال معاذ رضى الله عنه عليكم بطلب العلم فإن تعلمه لله خشية ومدارسته عبادة ومذاكرته تسبيح والبحث عنه جهاد
"Thalabul-'ilmi (menuntut ilmu syar’i) dinyatakan juga termasuk fii sabiilillah tidak lain karena dengannya akan tegak Dienul-Islam, sebagaimana juga Dieunul-Islam akan tegak dengan jihad (perang /qitaal). Jadi Islam itu tegak dengan ilmu dan jihad/perang . Karena, jihad itu ada dua macam :
- 1. Arti kata jihad dengan tangan dan senjata. Jihad ini semua orang bisa ikut andil di dalamnya.
- 2. Arti kata jihad dengan hujjah dan bayan (ilmu). Jihad jenis ini merupakan jihadnya orang -orang khusus dari kalang an para peng ikut Rasul. Ini merupakan jihadnya para imam (ulama). Dan jihad kedua lebih utama daripada jihad yang pertama. (Hal itu disebabkan) karena sedemikian besar manfaatnya, sangat besar resikonya, dan sang at banyak musuh-musuh yang dihadapinya. Allah berfirman di dalam surat Al-Furqan – dimana ia merupakan surat Makiyyah - : "Dan andaikata Kami menghendaki benar-benarlah Kami utus pada tiap-tiap negeri seorang yang memberi pering atan (rasul). Maka jang anlah kamu meng ikuti orang -orang kafir, dan berjihadlah terhadap mereka deng an Al Quran dengan jihad yang besar” [QS. Al-Furqaan : 51-52].
Memahami arti kata jihad – Bagian 3
Inilah jihad terhadap orang -orang kafir deng an Al-Qur’an. Jihad ini merupakan jihad terbesar di antara dua jenis jihad di atas. Dan termasuk di dalamnya jug a jihad terhadap orang -orang munafiq. Sesungguhnya ketika itu kaum munafiqin tidak memerang i kaum muslimin (dengan senjata). Bahkan mereka bergabung dalam barisan kaum muslimin, dan terkadang berperang melawan musuh-musuh Islam. Namun demikian Allah perintahkan kepada Nabi-Nya : "Hai Nabi, berjihadlah (melawan) orang -orang kafir dan orang -orang munafik itu, dan bersikap keraslah terhadap mereka” [QS. At-Taubah : 73]. Dan sudah menjadi maklum (pengetahuan) bahwa jihad melawan kaum munafiq dengan hujjah dan Al-Qur’an.
Jadi, maksud sabilullah dalam arti kata jihad mencakup jihad (perang ), menuntut ilmu, serta berdakwah dengan ilmu tersebut. Oleh karena itu Mu’adz bin Jabal berkata : "Wajib atas kalian untuk menuntut ilmu, sesung g uhnya mempelajari ilmu (deng an ikhlash) karena Allah merupakan kasyyah[1], meng kajinya merupakan ibadah, meng ing atnya merupakan tasbih, dan membahasnya merupakan jihad“ [selesai perkataan Ibnul-Qayyim - Miftah Daaris-Sa’adah 1/131-132; Maktabah Al-Misykah].[2]
Arti kata jihad tersebut sangat sesuai dengan sabda Rasulullah shallallaahu 'alaihi wa sallam :
جاهدوا المشركين بأموالكم وأنفسكم وألسنتكم
"Berjihadlah melawan orang -orang musyrik dengan harta, jiwa, dan lisan kalian“ [HR. Ahmad 3/124 no. 12268, An-Nasa’i dalam Al-Mujtabaa no. 3096, Al-Hakim dalam Al-Mustadrak no. 2427; shahih].
إِنَّ الْمُؤْمِنَ يُجَاهِدُ بِسَيْفِهِ وَلِسَانِهِ
"Seorang mukmin selalu berjihad dengan pedang dan lisannya“ [HR. Ahmad no. 15823, Ath-Thabarani dalam Mu’jamul-Kabir no. 15500, dan Ibnu ‘Asakir dalam Tarikh Ad-Dimasyq ; shahih]
Hadits di atas secara jelas menjelaskan bahwa arti kata jihad bisa dilakukan dengan jiwa (yaitu berperang dan berhadapan deng an orang kafir), deng an harta (yaitu meng infakkan harta di jalan Allah baik dalam rang ka pembiayaan perang atau hal-hal lain dalam amal kebaikan Islam untuk mendukung perjuangan Islam), atau dengan lisan (yaitu deng an menegakkan hujjah dan penjelasan kepada orang -orang kafir dan yang lainnya).
Bahkan haji termasuk dalam arti kata jihad bagi kaum wanita :
هَلُمَّ إِلَى جِهَادٍ لا شَوْكَةَ فِيهِ ، الْحَجُّ
"Bersegeralah menuju jihad tanpa ada kesulitan di dalamnya, yaitu haji“ [HR. Ath-Thabarani dalam Al-Kabiir no. 2841; shahih].
[1] Khasyyah adalah perasaan takut kepada Allah (yang dilandasi deng an ilmu).
[2] Dalam kitab yang lain beliau menjelaskan (dengan peringkasan) :
Arti kata jihad fii sabiilillah itu meng hadapi 4 macam :
a. Arti kata jihad melawan hawa nafsu.
Jihad melawan hawa nafsu merupakan asas semua jihad, sedang kan jihad melawan musuh merupakan cabang dari jihad melawan hawa nafsu. Sebelum seseorang mampu berjihad melawan musuh, ia terlebih dahulu harus menundukkan hawa nafsunya dan itu dapat dicapai melalui 4 hal :
- Menundukkan hawa nafsunya dengan mempelajari petunjuk dan sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
- Menundukkan hawa nafsunya dengan meng amalkan semua apa yang dia ilmui, secara ikhlash karena Allah ta’ala dan itiiba’ kepada sunnah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam.
- Menundukkan hawa nafsunya dengan berusaha mendakwahkan apa yang telah diilmui dan diamalkannya.
- Menundukkan hawa nafsunya dengan bersabar atas rintang an dan hambatan yang ia jumpai ketika mempelajari ilmu agama ini, mengamalkannya dan mendakwahkannya.
b. Arti kata jihad melawan syaithan.
Syaithan merupakan musuh yang harus ditundukkan terlebih dahulu sebelum melawan musuh berjenis manusia. Dalam melancarkan serang annya terhadap manusia, syaithan meng g unakan dua senjata yaitu syubhat dan syahwat. Dua hal ini hanya dapat ditang kal dengan ilmu dan sabar.
c. Arti kata jihad melawan orang -orang kafir.
Jihad melawan orang -orang kafir akan dapat terlaksana deng an baik apabila syaithan dan hawa nafsu mampu untuk ditundukkan. Jihad melawan orang kafir dilakukan deng an kekuatan dan kekuasaan. Namun selain itu, juga dapat dilakukan melalui hujjah dan bayan tentang kebenaran syari’at Islam ini.
d. Arti kata jihad melawan kaum munafiqin
Jihad melawan kaum munafiqin dilakukan melalui hujjah dan bayan.
Dalam menjelaskan macam-macam jihad tersebut, Ibnul-Qayyim membawakan sejumlah dalil dan rincian yang sang at bagus [lihat seleng kapnya dalam kitab Zaadul-Ma’ad 3/5-12].
Memahami Arti kata jihad – Bagian 4
Imam Al-Qurthubi mengutip perkataan Abu Sulaiman Ad-Daaraani rahimahumallah meng enai penjelasan syar’iy tentang jihad :
ليس الجهاد في الآية قتال الكفار فقط بل هو نصر الدين والرد على المبطلين؛ وقمع الظالمين؛ وعظمه الأمر بالمعروف والنهي عن المنكر ومنه مجاهدة النفوس في طاعة الله وهو الجهاد الأكبر
"Yang dimaksud jihad dalam ayat (yaitu QS. Al-Ankabut : 69) ini bukan hanya perang melawan orang-orang kafir saja, namun jihad di sini meliputi pembelaan terhadap ag ama, membantah para pembawa kebathilan, meng hentikan kedhaliman, dan puncaknya amar ma’ruf nahi munkar. Termasuk juga kesungguhan dalam ketaatan kepada Allah. Inilah jihad yang terbesar“ [selesai].[3]
Dan orang -orang yang menyibukkan diri menuntut ilmu (untuk beramal) secara ikhlash karena Allah dalam rang ka meng hilang kan kebodohan pada dirinya termasuk jihad. Abud-Darda’ radliyallaahu 'anhu berkata :
من رأى الغدو والرواح إلى العلم ليس بجهاد فقد نقص عقله
"Barang siapa yang menyatakan bahwa pergi bolak-balik mencari ilmu bukan merupakan jihad, maka sungguh akal dan pikirannya telah berkurang “ [Diriwayatkan dengan sanadnya oleh Al-Hafidh Ibnu ‘Abdil-Barr dalam Jaami’ Bayanil-‘Ilmi wa Fadhlihi hal. 21 Bab : Tafdlilul-‘Ulama’ ‘alasy-Syuhadaa’].
Kesimpulan : Arti kata jihad dalam definisi syar’iy (secara istilah) tidak hanya terbatas pada makna perang (qitaal) saja. Wallaahu a’lam.
[3] Lihat Tafsir Al-Qurthubi (Al-Jaami’ li-Ahkaamil-Qur’an) 13/364-365; Tafsir QS. Al-Ankabut : 69. Imam Al-Qurthubi jug a menukil perkataan Ibnu ‘Athiyyah rahimahumallah :
فهي قبل الجهاد العرفي وإنما هو جهاد عام في دين الله وطلب مرضاته
“Hal itu sebelum (pensyari’atan) jihad ‘urfy (perang / qitaal ). Jihad tersebut merupakan jihad secara umum dalam membela agama Allah dan mencari keridlaan-Nya” [selesai].
Perkataan innamaa huwa jihaadun ‘aammun (“Arti kata jihad tersebut merupakan jihad secara umum”) bukanlah dimaksudkan jihad dari tinjauan bahasa (lughawy)
[td_smart_list_end]
Artikel Fiqih lainnya: Hukum Meminta Bantuan Kepada Orang Musyrik / Kafir
Dikutip dari: http://abul-jauzaa.blogspot.co.id/2008/05/apakah-jihas-selalu-bermakna-perang.html
Posting Komentar