Terkait dengan dugaan penistaan Al-Qur’an yang dilakukan oleh Ahok, Ustadz Felix Siauw mengajak Umat Islam untuk terus mengawal masalah ini hingga tuntas. Ustadz keturunan Tionghoa ini juga menyerukan agar Umat Islam mendapatkan keadilan seadil-adilnya.
“Kita ingatkan lagi diri kita bahwa aksi #BelaQuran 212 kemarin adalah aksi untuk menunjukkan rasa cinta pada agama, tak rela Alquran dinista oleh si penista agama,” demikian diungkapkan oleh Felix Siauw lewat status di laman Facebook-nya, Selasa (6/12).
Ustadz Felix Siauw juga mengingatkan agar semua fihak menegakkan keadilan atas kasus penistaan agama ini. Menurutnya Penista harus mendapatkan hukuman seadil-adilnya karena telah membuat banyak fihak resah.
Dengan tegas Felix mengatakan “Kita tak meminta pada siapapun, tapi kita ingin memberi tahu pada siapapun, bahwa tak layak penista agama diterima di Indonesia, apalagi menista agama mayoritas, ini dzalim,”.
“Aksi kita juga ingin membangun kesadaran pada semua Muslim, bahwa kita melakukan semua ini karena Al-Quran dinista, hukum Allah dihina, ulamanya direndahkan.”
Iya juga mengatakan bahwa Al-Maidah 51 adalah merupakan salah satu bagian dari ayat Al-Qur’an dan Al-Qur’an adalah hukum Allah yang tidak boleh direndahkan oleh siapapun. Melalui Al-Maidah 51 menggugah kesadaran ummat untuk terikat Islam. “Maka ini bukan hanya urusan memaafkan, sebab itu sudah selesai. Tapi tentang penegakan keadilan, dan juga syiar dakwah, agar seluruh ummat kembali pada sistem Islam,” katanya.
Hal ini bukan urusan sentimen agama, etnis atau ras, sebab Islam memandang urusan itu sudah selesai, bahwa mulianya manusia tergantung pada takwanya semata.
“Maka kita akan terus kawal semua ini, bersemangat duhai pemuda, ‘takbiratul ihram’ dan ‘rakaat pertama’ tengah berlangsung, dan masih panjang ibadah sampai ‘salam’ nanti.”
Menurut Felix, Islam melarang pemimpin kafir, dan mewajibkan kaum Muslim dipimpin Muslim juga. Selain itu, kata ia, Allah pun mewajibkan kaum Muslim menerap sistem Syariat.
“Kita ingatkan lagi diri kita bahwa aksi #BelaQuran 212 kemarin adalah aksi untuk menunjukkan rasa cinta pada agama, tak rela Alquran dinista oleh si penista agama,” demikian diungkapkan oleh Felix Siauw lewat status di laman Facebook-nya, Selasa (6/12).
Ustadz Felix Siauw juga mengingatkan agar semua fihak menegakkan keadilan atas kasus penistaan agama ini. Menurutnya Penista harus mendapatkan hukuman seadil-adilnya karena telah membuat banyak fihak resah.
Dengan tegas Felix mengatakan “Kita tak meminta pada siapapun, tapi kita ingin memberi tahu pada siapapun, bahwa tak layak penista agama diterima di Indonesia, apalagi menista agama mayoritas, ini dzalim,”.
“Aksi kita juga ingin membangun kesadaran pada semua Muslim, bahwa kita melakukan semua ini karena Al-Quran dinista, hukum Allah dihina, ulamanya direndahkan.”
Iya juga mengatakan bahwa Al-Maidah 51 adalah merupakan salah satu bagian dari ayat Al-Qur’an dan Al-Qur’an adalah hukum Allah yang tidak boleh direndahkan oleh siapapun. Melalui Al-Maidah 51 menggugah kesadaran ummat untuk terikat Islam. “Maka ini bukan hanya urusan memaafkan, sebab itu sudah selesai. Tapi tentang penegakan keadilan, dan juga syiar dakwah, agar seluruh ummat kembali pada sistem Islam,” katanya.
Hal ini bukan urusan sentimen agama, etnis atau ras, sebab Islam memandang urusan itu sudah selesai, bahwa mulianya manusia tergantung pada takwanya semata.
“Maka kita akan terus kawal semua ini, bersemangat duhai pemuda, ‘takbiratul ihram’ dan ‘rakaat pertama’ tengah berlangsung, dan masih panjang ibadah sampai ‘salam’ nanti.”
Menurut Felix, Islam melarang pemimpin kafir, dan mewajibkan kaum Muslim dipimpin Muslim juga. Selain itu, kata ia, Allah pun mewajibkan kaum Muslim menerap sistem Syariat.
Posting Komentar