Diperkirakan terdapat 20 persen orang dewasa di seluruh dunia mengalami penyakit asam lambung dan GERD. (1) Peratanyaannya adalah mengapa ada begitu banyak orang yang mengalami gejala-gejala gangguan pencernaan dan seringkali persisten ini? Seperti yang akan Anda pelajari dalam uraian artikel ini, ada banyak penyebab umum asam lambung dan GERD, yang meliputi kehamilan, hernia hiatal, makan makanan yang tidak sehat dan ketidakseimbangan asam lambung. Semua ini dapat menyebabkan regurgitasi asam yang memicu gejala asam lambung dan GERD yang sangat tidak nyaman, seperti perasaan terbakar pada dada (heartburn) dan bersendawa. (2)
Akar masalah dari asam lambung dan GERD adalah disfungsi otot sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang seharusnya menutup segera setelah makanan lewat. Namun, jika LES tidak menutup dengan sempurna, asam yang mestinya berada di lambung dapat merambat naik dari sistem pencernaan yang lebih rendah ke kerongkongan dan menyebabkan berbagai macam masalah. Jika tidak diobati dengan benar, asam lambung yang terjadi dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan kerusakan parah.
Mengurangi gejala asam lambung dan GERD dengan obat-obatan yang dijual bebas biasanya hanya bersifat sementara dan hanya merupakan solusi jangka pendek dengan cara menekan gejala yang muncul. Ironisnya, obat-obatan ini dapat menyebabkan gejala baru atau bahkan memperburuk kondisi sebelumnya, tergantung pada bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap obat tersebut. Jika Anda mengandalkan obat bebas dan / atau resep untuk meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan, maka Anda mungkin telah akrab dengan beberapa efek samping yang terkait dengan penggunaan obat-obatan tersebut, seperti misalnya sakit kepala, kram otot, detak jantung yang cepat, dan gangguan pencernaan.
Dalam artikel ini kami akan mencoba memberikan informasi yang berkaitan dengan pengobatan alami untuk mengatasi gejala asam lambung. Kami juga akan mencoba memberikan pemahaman yang lebih baik secara keseluruhan tentang penyebab awal dari jenis disfungsi pencernaan ini dan bagaimana cara menyembuhkannya. Selain dapat menurunkan gejala asam lambung, jenis perawatan yang sama juga biasanya akan dapat membantu untuk mengatasi masalah terkait, seperti gejala GERD.
Gejala asam lambung dan GERD yang paling umum terjadi dan paling sering dikeluhkan oleh penderitanya adalah: (3)
Jika Anda mengalami regurgitasi asam yang berkelanjutan - karena tubuh Anda tidak merespon obat-obatan dengan baik atau tidak mengambil langkah-langkah untuk mengobati akar penyebabnya, maka asam lambung dan GERD dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Jaringan parut pada kerongkongan bagian bawah dapat mengakibatkan penyempitan kerongkongan, yang kemungkinan dapat meningkatkan risiko untuk masalah lain. Penelitian menunjukkan bahwa komplikasi jangka panjang yang terkait dengan gejala asam lambung dan GERD yang tidak diobati termasuk diantaranya penyakit Barrett's esophagus (komplikasi serius dari GERD), kanker kerongkongan, masalah yang berhubungan dengan tidur dan batuk kronis. (4)
Karena kasus asam lambung dan GERD meningkat secara stabil selama dekade terakhir, demikian juga komplikasi yang terkait. The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada 2017, hampir 17.000 kasus baru kanker kerongkongan didiagnosis di AS dan hampir 16.000 orang Amerika meninggal karena penyakit tersebut. Ada juga efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi akibat penggunaan obat asam lambung, termasuk obat resep dan bahkan obat bebas. Baca terus hingga akhir untuk mengetahuinya.
Berlawanan dengan kepercayaan umum (dan apa yang banyak perusahaan farmasi katakan dalam iklan obat mereka), gejala asam lambung tidak selamanya disebabkan oleh terlalu banyak asam dalam perut. Faktanya, sekarang dipercaya oleh banyak orang bahwa asam lambung rendah juga dapat menyebabkan gejala asam lambung dan GERD.
Asam lambung (Acid reflux) disebabkan oleh naiknya asam ke kerongkongan melalui tabung yang menghubungkan tenggorokan dan perut. Asam masuk ke dalam kerongkongan karena katup bocor yang disebabkan oleh sejumlah masalah pencernaan. Kebocoran ini disebabkan oleh katup yang menghubungkan antara kerongkongan dan lambung tidak dapat menutup dengan benar dan menyebabkan cairan lambung merambat ke dalam kerongkongan. Ketika katup tersebut tidak dapat menutup dengan benar maka cairan dalam perut dapat saja naik ke kerongkongan meskipun jumlah asam yang ada di dalam perut tidak banyak.
Meskipun usus setiap orang berbeda dan kita semua memiliki sensitivitas makanan yang berbeda serta pemicu asam lambung, ada beberapa pelaku berulang yang tampaknya berkontribusi pada banyak kasus asam lambung dan GERD. (5)
Penyebab dan faktor risiko yang terkait dengan asam lambung dan GERD meliputi:
Peradangan: Penelitian telah menemukan bahwa tingkat peradangan yang tinggi memiliki hubungan dengan pengembangan GERD karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan disfungsi kerongkongan. (6) Peradangan yang dibiarkan terus memburuk dan tidak diobati juga merupakan faktor risiko terjadinya kanker kerongkongan, sebuah komplikasi yang disebabkan oleh asam lambung. (7)
Hernia Hiatal: Hernia hiatal dapat menyebabkan terjadinya asam lambung dan GERD. Hernia Hiatal adalah kondisi di mana bagian atas perut menonjol hingga ke bagian bukaan diafragma. Fungsi diafragma adalah membantu memisahkan perut dari dada. Hernia hiatal terjadi ketika bagian atas lambung menonjol di atas diafragma, yang dapat menyebabkan asam keluar. Hernia hiatal ini berhubungan dengan sebagian besar kasus asam lambung dan GERD meskipun tidak semuanya. (8)
Malabsorpsi karbohidrat: Semakin banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara pencernaan karbohidrat yang buruk dan GERD. Dalam buku "Heartburn Cured," Dr. Norm Robillard mengatakan bahwa kami menargetkan beberapa makanan pemicu asam lambung dan GERD ketika mengobati GERD secara nutrisional dan kami lebih fokus pada menghilangkan kelebihan karbohidrat pada pasien.
Tekanan Intra-Abdominal: Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa asam lambung dan GERD dapat diperburuk oleh terlalu banyaknya tekanan intra-abdominal yaitu gas yang terdapat di seluruh usus. (9) Robillard dan sumber-sumber lain percaya bahwa tekanan ini adalah hasil dari pertumbuhan bakteri yang berlebihan, seperti SIBO, dan malabsorpsi karbohidrat. Akar dari tekanan ini pada akhirnya dapat ditelusuri yang berakhir pada asam lambung.
Sistem pencernaan yang belum berkembang dengan sempurna: Bayi dapat mengalami asam lambung atau GERD karena sistem pencernaan yang belum berkembang dengan sempurna. GERD yang terjadi pada bayi biasanya akan sembuh setelah bayi berusia 1 tahun.
Penuaan: Banyak lansia mengalami kekurangan jumlah asam lambung yang diperlukan untuk mencerna makanan mereka sepenuhnya, hal ini sering dianggap sebagai efek samping dari seringnya mengonsumsi antasid secara teratur dan / atau kekurangan gizi. (11) Hal ini terutama terjadi pada orang lanjut usia dengan infeksi H. pylori, yang pada akhirnya menyebabkan gastritis atrofi, suatu peradangan mukosa lambung di dalam lambung. (12, 13)
Salah satu komplikasi dari asam lambung dan GERD pada orang usia lanjut adalah bahwa gejalanya berbeda dari orang yang lebih muda dengan masalah asam lambung san GERD yang sama. Refluks yang terjadi secara berulang akhirnya mengarah pada ketidakmampuan seseorang untuk mengenali tingkat keparahan asam di kerongkongan, itulah sebabnya beberapa orang lanjut usia tidak mengenali gejala asam lambung, meskipun mereka mungkin menderita komplikasi serius seperti esofagitis erosif atau esofagus Barrett. Tidak jarang bagi dokter menemukan bahwa asam lambung dan GERD merupakan akar penyebab gejala serius pada orang usia lanjut seperti nyeri dada, gejala jantung lainnya dan perdarahan gastrointestinal. (14)
Kehamilan: Ketika seorang wanita hamil, janin dapat memberikan tekanan ekstra pada katup kerongkongan, yang dapat menyebabkan pelepasan asam dan gejala asam lambung. Mengatur posisi kepala saat tidur dalam posisi yang lebih tinggi dari badan, mengkonsumsi teh herbal dan makan tidak terlalu banyak biasanya akan meringankan kondisi ini.
Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat memberi tekanan ekstra pada katup dan sphincter yang memungkinkan pelepasan asam lambung. Inilah kenapa obesitas sering dikaitkan dengan asam lambung dan GERD. Dalam delapan dari sembilan studi termasuk dalam ulasan besar, ditemukan bahwa ketika BMI (indeks massa tubuh, ukuran lemak tubuh) naik, begitu pula gejala GERD. Ulasan studi yang sama menemukan bahwa obesitas berkorelasi dengan tingkat gangguan terkait lainnya yang lebih tinggi, termasuk esofagitis erosif, kanker kerongkongan dan lambung. (15)
Makan banyak: Sering makan dalam porsi yang besar juga dapat menyebabkan asam lambung dan GERD begitu juga mengemil yang terlalu dekat dengan waktu tidur. Perut yang terlalu penuh memberikan tekanan berlebih pada diafragma, yang dapat menyebabkan asam bergerak ke atas menuju kerongkongan.
Merokok: Rokok dapat merusak refleks otot dan meningkatkan produksi asam, dan itu harus dihindari bagi siapa pun yang menderita asam lambung. Berhenti merokok dapat menekan resiko terjadinya asam lambung dan GERD (16)
Obat-obatan dan suplemen: Obat-obatan tertentu, termasuk ibuprofen, pelemas otot, beberapa jenis resep obat tekanan darah, antibiotik dan aspirin dapat menyebabkan asam lambung dan GERD. Suplemen kalium dan zat besi juga dapat memperburuk gejala asam lambung dan GERD. (17) Sebelum menggunakan jenis obat-obat tersebut, bacalah label peringatan, dan diskusikan alternatifnya dengan dokter Anda.
Heartburn: Heartburn dapat menjadi gejala pertama terjadinya infeksi bakteri H. pylori yang umum pada dua pertiga populasi dan terkait dengan penyakit tukak lambung. Jika tidak diobati, pada serangan infeksi yang parah terkadang dapat menyebabkan pembentukan kanker lambung.
Olahraga berlebihan: Karena membebani sistem saraf, terlalu banyak berolahraga dan terlalu sedikit istirahat juga dapat menyebabkan asam lambung dan GERD karena memberikan tekanan ekstra pada rongga perut. Ini termasuk berlari dan olahraga aerobik dampak tinggi lainnya. (18)
Kekurangan magnesium: Kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan berfungsinya sfingter yang mencegah asam keluar. (19)
Batuk kronis: Ada korelasi kuat antara batuk dan asam lambung. Meskipun hubungan ini bukan kausal (artinya para peneliti belum secara pasti membuktikan satu penyebab lainnya), batuk dapat menjadi salah satu faktor dalam terjadinya GERD atau gejala proses asam yang keluar ke kerongkongan. (20)
Semua masalah pencernaan yang menyakitkan ini saling terkait dan cenderung menyebabkan gejala yang sama; Namun, tiga masalah ini biasanya berkembang secara bertahap.
Dalam kasus asam lambung, pasien mengalami asam lambung yang mengalir ke kerongkongan. Ketika hal ini berlangsung dan dalam kondisi yang parah maka dapat didiagnosis sebagai GERD. (21)
Heartburn juga biasa disebut GERD. Gejala GERD yang paling umum adalah nyeri yang sering terjadi di dada dan juga sensasi terbakar (oleh karena itu disebut "heartburn"). Tanda-tanda GERD lainnya adalah kesulitan menelan atau menahan makanan / cairan (sangat umum pada anak kecil), batuk, mengi dan nyeri dada. Kondisi ini paling sering terjadi pada saat malam hari.
Diperkirakan 60 persen orang Amerika mengalami heartburn setidaknya setahun sekali, dengan 20-30 persen menderita setidaknya sekali seminggu. (22) Temuan yang mengkhawatirkan adalah bahwa prevalensi heartburn mingguan dan gejala asam lambung lainnya meningkat hampir 50 persen selama dekade terakhir. Temuan dari sebuah penelitian yang dilakukan selama 11 tahun di Norwegia menemukan bahwa kejadian asam lambung meningkat dari sekitar 11 persen populasi menjadi lebih dari 17 persen dalam periode waktu ini, dan peningkatan serupa juga terjadi di AS dan negara industri lainnya. (23)
Meskipun mungkin bukan masalah terbesar jika Anda memiliki gejala asam lambung dan GERD, namun penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami heartburn kronis dalam jangka waktu yang lama memiliki risiko yang lebih besar terhadap komplikasi serius, termasuk penyempitan kerongkongan dan peradangan kerongkongan.
Baca juga: GERD, Penyebab, Gejala Dan Cara Mengobatinya
Tiga jenis obat utama untuk mengobati gejala asam lambung dan GERD adalah antasida, antagonis reseptor histamin tipe 2 (H2 blocker) dan inhibitor pompa proton (PPI). Jika metode ini tidak berhasil atau diperlukan intervensi yang lebih serius, dokter kadang akan merekomendasikan pembedahan untuk mengencangkan sphincter esofagus bagian bawah. Sayangnya, operasi ini masih bukan metode yang dapat menyembuhkan secara total karena gejala dapat saja kembali.
Masalah utama di sini adalah keasaman perut yang menjadi berlebihan. Perut Anda akan berfungsi secara optimal saat berada pada pH antara 1,5 dan 3,5 dan obat penghambat asam dapat meningkatkan pH tersebut di sekitar dua titik.
Jenis-jenis obat ini sebenarnya tidak mengatasi masalah dari akarnya dan hanya memberikan solusi sementara. Ketika antasida membuat perut menjadi lebih asam, maka akan lebih banyak asam diproduksi dan secara otomatis perut akan kembali pada tingkat pH yang tinggi. Tubuh akan melanjutkan proses ini setiap kali tindakan obat diambil untuk mengurangi keasaman.
Hipoklorhidria, adalah istilah klinis untuk asam lambung rendah, adalah kondisi yang kurang diteliti dan berbahaya. Setiap kali Anda mengonsumsi antasid, H2 blocker, atau PPI, akan berkontribusi lebih banyak pada masalah ini (yang mungkin menjadi salah satu alasan Anda menderita heartburn). Hipoklorhidria yang berkepanjangan menyebabkan gastritis atrofi kronis dan dikaitkan dengan efek samping termasuk defisiensi vitamin B-12, kondisi autoimun, asma, diabetes, kelelahan kronis dan banyak gangguan lainnya. (24)
Menurut asumsi umum (dan salah) tentang kadar asam berlebihan yang menyebabkan tingkat keasaman yang sangat tinggi di lambung, sebagian besar praktisi merekomendasikan antasida yang dijual bebas sebagai lini pertahanan pertama terhadap heartburn dan refluks. Obat seperti TUMS® dapat memberikan bantuan cepat (dalam hitungan menit) untuk kasus heartburn - tetapi, seperti kebanyakan obat konvensional, ini digunakan untuk mengobati gejala daripada masalah yang mendasarinya.
Efek samping dari antasida sendiri setidaknya ada 20 masalah yang berkaitan dengan penggunaan berulang: (25)
Juga tersedia obat tanpa resep, H2 blocker bekerja lebih lambat daripada antasid untuk mengurangi asam lambung dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengobati gejala (60 hingga 90 menit), tetapi dimaksudkan untuk bertahan di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lebih lama. Ini termasuk Pepcid / Pepcid AC®, Axid®, Tagamet® dan Zantac® yang bekerja dengan cara memblokir suatu zat dalam tubuh yang mendorong produksi asam di perut.
Dengan menghentikan produksi asam klorida (HCl, yang merupakan asam alami lambung Anda), obat-obatan ini juga bekerja dengan cara menghentikan produksi pepsin, yang merupakan enzim pencernaan yang bertanggung jawab untuk memecah protein sehingga dapat dicerna. Hal ini memungkinkan protein yang tidak tercerna masuk ke usus Anda, yang selanjutnya meningkatkan tekanan intraabdomen (kemungkinan penyebab asam lambung / GERD).
Meningkatkan pH lambung Anda melebihi apa yang dibutuhkan juga meningkatkan risiko infeksi. Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko infeksi oleh bakteri seperti listeria dan salmonella, serta berada pada risiko lebih tinggi terkena pneumonia, tuberkulosis, tipus, dan disentri. (27, 28)
H2 blocker memiliki beberapa peringatan interaksi obat dan dapat menyebabkan efek samping berikut, terutama ketika dikonsumsi dalam dosis besar dalam jangka waktu yang panjang:
Kelas yang paling berbahaya dari obat asam lambung konvensional dikenal sebagai inhibitor pompa proton. Obat-obat ini (17 tersedia di pasaran, dalam hitungan saat ini) mengendalikan gejala asam lambung dengan secara permanen memblokir enzim yang memberi tahu perut Anda untuk menghasilkan asam, H + / K + ATPase, yang ditemukan di dinding parietal pada lapisan perut. PPI yang populer termasuk Nexium®, Aciphex®, Prevacid®, dan Prilosec®.
Rilis baru-baru ini oleh media telah menunjukkan alasan untuk khawatir tentang penggunaan PPI, terutama dalam jangka panjang. FDA telah mengeluarkan peringatan tentang PPI dalam beberapa tahun terakhir mengenai defisiensi magnesium, peningkatan risiko patah tulang dan diare C. diff-related.
Karena obat-obat ini bertindak sebagai versi "super" dari dua kelas obat di atas dalam banyak cara, efek samping terkait yang sama juga umum ditemukan dalam kelas obat ini. Memang, sepertinya PPI mungkin dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah asam lambung dan GERD, namun hal itu hanyalah berupa solusi sementara. (35) Ada juga banyak masalah lain yang diteliti dan efek samping PPI, yang mengarah pada pemahaman banyak orang bahwa obat-obatan ini tidak boleh digunakan untuk pengobatan jangka panjang. (36)
C. difficile: Infeksi bakteri ini berpotensi bahaya bagi mereka yang menggunakan H2 blocker dan PPI. Para peneliti di McGill University di Quebec menemukan peningkatan risiko infeksi C. diff dua kali lipat bagi mereka yang menggunakan H2 blocker dan hampir tiga kali lipat untuk mereka yang menggunakan PPI. (37)
Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO): Satu studi menemukan peningkatan SIBO pada tingkat 50 persen pada pasien dengan PPI, dibandingkan 6 persen pada kelompok kontrol. (38)
Kekurangan vitamin B12: Pasien yang menggunakan obat PPI tubuhnya tidak dapat menyerap banyak vitamin dan mineral dengan baik. Yang paling menonjol adalah penemuan bahwa vitamin B-12 sangat bermasalah bagi orang-orang ini. (39, 40) Kekurangan B12 dapat menyebabkan kelelahan kronis, nyeri / kelemahan otot, perubahan memori dan suasana hati, jantung berdebar dan masalah pencernaan, di antara gejala-gejala lainnya.
Kanker perut: Karena meningkatkan sekresi hormon gastrin, obat PPI seperti Prilosec® dapat menghasilkan tiga hingga 10 kali jumlah gastrin yang biasanya ditemukan dalam tubuh manusia. (41) Hypergastrinimia (konsentrasi besar gastrin) dikaitkan dengan tingkat kanker lambung yang lebih tinggi. (42)
Ulkus: Ulkus duodenum (usus) dan lambung mungkin merupakan akibat lain dari penggunaan PPI jangka panjang. Sembilan puluh persen tukak duodenum dan 65 persen tukak lambung disebabkan oleh H. pylori, dan sebuah percobaan menemukan bahwa infeksi H. pylori tidak dapat terjadi tanpa menggunakan obat penurun asam terlebih dahulu untuk meningkatkan pH lambung. (43, 44)
Kondisi radang usus: PPI dapat menurunkan kadar adenosin ekstraseluler, yang memainkan peran besar dalam proses inflamasi dalam sistem pencernaan. (45, 46) Karena hal ini, ada kemungkinan masalah pencernaan yang disebabkan oleh peradangan, seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa dan IBS dapat disebabkan atau diperburuk oleh asupan PPI. Irritable bowel syndrome (IBS) juga dikaitkan dengan SIBO, yang telah saya tunjukkan sebagai komplikasi potensial dari asam lambung.
Usus bocor: inhibitor pompa proton mempengaruhi permeabilitas lapisan lambung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan usus bocor. Kondisi ini dikaitkan dengan masalah mood, penyakit autoimun dan banyak masalah kesehatan lainnya.
Asma: GERD dan asma sangat berkaitan - diperkirakan sekitar 80 persen penderita asma menderita GERD. (47) Kehilangan asam di kerongkongan menyebabkan penurunan sepuluh kali lipat dalam hal kemampuan organ pernafasan yang memungkinkan udara masuk ke paru-paru, menghasilkan tingkat refluks yang jauh lebih tinggi untuk pasien asma. (48)
Artritis: Orang yang menggunakan NSAID (obat antiinflamasi non-steroid) seperti aspirin atau asetaminofen untuk mengobati nyeri radang sendi mengembangkan masalah gastrointestinal seperti borok lebih sering daripada orang kebanyakan. (49) NSAID memblokir enzim pelindung yang berfungsi untuk melindungi lapisan lambung. Pada akhirnya, menggabungkan obat-obatan ini dapat menghasilkan degradasi lambung yang lebih cepat dan menyebabkan lebih banyak bisul. Sebuah studi Stanford menemukan bahwa PPI tidak hanya mengurangi gejala gastrointestinal, tetapi mereka juga benar-benar menghasilkan dua kali lipat jumlah rawat inap dari komplikasi.
Kematian: Sebuah tinjauan yang dilakukan di St. Louis dirilis pada Juli 2017 mengenai pengamatan lima tahun pasien dengan H2 blocker dan PPI, menemukan bahwa pengguna PPI jangka panjang lebih berisiko meninggal dunia. Hasil ini meningkat secara signifikan berdasarkan durasi seseorang telah menggunakan PPI. (50)
Hampir setiap studi penelitian yang dilakukan pada asam lambung dan GERD mengarah pada pola makan sebagai faktor yang berkontribusi dalam pengobatan asam lambung dan GERD. Pertama dan terutama, gejala asam lambung dan GERD harus diobati dengan perubahan dalam pola makan Anda untuk menghindari komplikasi jangka panjang dan mengembalikan fungsi pencernaan yang sehat. Jangan abaikan tubuh Anda yang mencoba memberi tahu Anda tentang masalah yang terjadi di saluran pencernaan Anda.
Untuk kesehatan pencernaan yang lebih baik dan kesehatan serta kesejahteraan secara keseluruhan, penting untuk memilih makanan organik yang tidak diproses yang bebas dari transgenik sebanyak mungkin. Meningkatkan asupan serat, mendukung bakteri sehat dalam usus Anda dengan makanan yang kaya probiotik dan mengonsumsi suplemen jika perlu, semuanya dapat membantu mengatasi gejala asam lambung dan GERD.
Langkah-langkah lain termasuk mengurangi biji-bijian (terutama ketika disuling) dan konsumsi gula, makan protein berkualitas tinggi, dan mengurangi asupan minyak nabati olahan. Semua ini membantu melindungi saluran pencernaan, menyeimbangkan fungsi hormon dan membantu mencegah banyak penyakit kronis serius yang berhubungan dengan kesehatan pencernaan yang buruk.
Berikut adalah beberapa makanan yang cenderung memperburuk asam lambung dan karenanya harus dihindari untuk meminimalkan gejala asam lambung dan GERD:
Makanan yang dapat membantu meningkatkan asam lambung termasuk sayuran organik segar (terutama sayuran berdaun hijau, labu, artichoke, asparagus dan mentimun); ayam kampung dan daging sapi yang makan rumput; makanan probiotik seperti yogurt; kaldu tulang; dan lemak sehat seperti kelapa atau minyak zaitun. Cuka sari apel, lidah buaya, peterseli, jahe dan adas juga membantu. (51)
Selain makan makanan sehat yang membantu meredakan gejala asam lambung dan GERD, beberapa menemukan perbaikan ketika menambahkan suplemen alami ke dalam makanan mereka. Ini dapat mencakup:
Enzim pencernaan - Ambil satu atau dua kapsul enzim pencernaan berkualitas tinggi pada awal setiap makan. Enzim pencernaan membantu makanan mencerna sepenuhnya dan nutrisi menyerap dengan baik.
Probiotik - Ambil 25-50 miliar unit probiotik berkualitas tinggi setiap hari. Menambahkan bakteri sehat membantu menyeimbangkan saluran pencernaan dan menyingkirkan bakteri jahat yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, usus bocor, dan penyerapan nutrisi yang buruk.
HCL dengan Pepsin - Minum satu pil 650 miligram sebelum makan. Tambahkan pil tambahan yang diperlukan untuk mencegah gejala tidak nyaman.
Teh herbal chamomile, pepaya, atau jahe - Sedap satu cangkir teh chamomile sebelum dipanen dengan madu mentah. Teh chamomile membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan, mendukung fungsi yang sehat. Anda juga bisa merebus satu inci jahe segar dalam 10 ons air selama 10 menit. Selain itu, papain, enzim dalam pepaya, membantu pencernaan dengan memecah protein.
Suplemen magnesium kompleks - Saya sarankan mengonsumsi 400 miligram suplemen magnesium berkualitas tinggi dua kali sehari.
Cuka sari apel - Meskipun belum ada penelitian resmi yang dilakukan tentang manfaat cuka sari apel pada refleks asam dan GERD, bukti anekdotal tampaknya mendukung bahwa cuka sari apel bisa menjadi obat alami yang luar biasa untuk asam lambung.
Angkat kepala saat Anda tidur dengan menggunakan bantal empat hingga enam inci. Gunakan balok untuk mengangkat ranjang, bukan hanya bantal untuk menopang kepala Anda, yang dapat membantu menjaga asam di perut agar tidak naik ke kerongkongan.
Jika gejala asam lambung dan GERD Anda mengganggu gaya hidup atau aktivitas harian Anda dan berlangsung selama lebih dari dua minggu, maka pertimbangkan untuk mengunjungi dokter. Alasan lain untuk mendapatkan pendapat profesional tentang pilihan pengobatan termasuk mengalami suara serak; memburuknya asma setelah makan; rasa sakit yang terus-menerus saat berbaring; nyeri setelah olahraga; kesulitan bernafas yang terjadi terutama pada malam hari; dan kesulitan menelan selama lebih dari satu hingga dua hari.
Untuk menentukan diagnosis GERD, dokter dapat melakukan endoskopi, prosedur yang melibatkan tabung kecil dimasukkan ke tenggorokan untuk melihat kondisi kerongkongan, lambung dan usus kecil. Beberapa bukti menunjukkan bahwa endoskopi mungkin tidak seefektif yang diharapkan sebelumnya, tetapi masih merupakan praktik yang umum dilakukan.
Metode lain untuk mendeteksi asam lambung dan GERD ketika seorang pasien mengeluhkan gejala asam lambung adalah tes menelan barium. Larutan barium dicerna, memungkinkan sinar-X internal untuk menemukan perubahan esofagus. Sayangnya, hanya 1 dari 3 pasien GERD yang mengalami perubahan esofagus yang terlihat pada X-ray setelah menelan.
Satu lagi diagnostik adalah tes asam lambung di mana isi lambung dikosongkan dan gastrin disuntikkan ke dalam tubuh untuk menentukan sekresi asam. (52)
Jika Anda khawatir Anda memiliki asam lambung yang rendah, sebagian besar dokter tidak akan merekomendasikan pengujian (karena asam lambung yang rendah bukanlah penyebab gejala asam lambung yang diterima secara tradisional), tetapi Anda secara pribadi dapat meminta tes Heidelberg.
Asam lambung dan GERD disebabkan oleh asam lambung yang merayap naik ke kerongkongan. Gejala asam lambung biasanya termasuk nyeri dada, heartburn, rasa tidak enak di mulut, kembung, gas, dan kesulitan mencerna dan menelan dengan benar.
Penyebab umum asam lambung dan GERD termasuk kehamilan, riwayat hernia hiatal, obesitas, makan makanan yang tidak sehat, usia yang lebih tua dan ketidakseimbangan asam lambung.
Obat konvensional merekomendasikan tiga tingkat obat penghambat asam untuk mengobati gejala asam lambung: antasid, H2 blocker dan PPI. Obat-obatan ini dikaitkan dengan banyak efek samping berbahaya dan tidak mengobati akar penyebab asam lambung / GERD.
Obat alami untuk asam lambung / GERD meliputi:
Akar masalah dari asam lambung dan GERD adalah disfungsi otot sfingter esofagus bagian bawah (LES), yang seharusnya menutup segera setelah makanan lewat. Namun, jika LES tidak menutup dengan sempurna, asam yang mestinya berada di lambung dapat merambat naik dari sistem pencernaan yang lebih rendah ke kerongkongan dan menyebabkan berbagai macam masalah. Jika tidak diobati dengan benar, asam lambung yang terjadi dalam jangka panjang akan dapat menyebabkan kerusakan parah.
Mengurangi gejala asam lambung dan GERD dengan obat-obatan yang dijual bebas biasanya hanya bersifat sementara dan hanya merupakan solusi jangka pendek dengan cara menekan gejala yang muncul. Ironisnya, obat-obatan ini dapat menyebabkan gejala baru atau bahkan memperburuk kondisi sebelumnya, tergantung pada bagaimana tubuh Anda bereaksi terhadap obat tersebut. Jika Anda mengandalkan obat bebas dan / atau resep untuk meringankan rasa sakit dan ketidaknyamanan, maka Anda mungkin telah akrab dengan beberapa efek samping yang terkait dengan penggunaan obat-obatan tersebut, seperti misalnya sakit kepala, kram otot, detak jantung yang cepat, dan gangguan pencernaan.
Dalam artikel ini kami akan mencoba memberikan informasi yang berkaitan dengan pengobatan alami untuk mengatasi gejala asam lambung. Kami juga akan mencoba memberikan pemahaman yang lebih baik secara keseluruhan tentang penyebab awal dari jenis disfungsi pencernaan ini dan bagaimana cara menyembuhkannya. Selain dapat menurunkan gejala asam lambung, jenis perawatan yang sama juga biasanya akan dapat membantu untuk mengatasi masalah terkait, seperti gejala GERD.
Gejala dan Komplikasi Asam Lambung dan GERD
Gejala asam lambung dan GERD yang paling umum terjadi dan paling sering dikeluhkan oleh penderitanya adalah: (3)
- Heartburn
- Rasa pahit di mulut yang terjadi secara berkala atau pada beberapa orang terjadi sepanjang hari. Kadang ada juga yang mengalami makanan yang telah masuk ke dalam perut muntah kembali keatas atau munculnya cairan asam di tenggorokan maupun di mulut.
- Terbangun di tengah malam merasa seperti tersedak atau batuk
- Mulut kering
- Iritasi gusi dan perdarahan
- Bau mulut
- Regurgitasi makanan yang terasa asam
- Kembung setelah makan dan selama serangan gejala
- Mual
- Muntah berdarah (kemungkinan tanda kerusakan pada lapisan esofagus)
- Tinja berwarna hitam
- Bersendawa, gas dan perut kembung setelah makan
- Cegukan yang sulit dihentikan
- Kesulitan menelan (kemungkinan tanda penyempitan kerongkongan)
- Penurunan berat badan yang tidak terduga
- Ketidaknyamanan meningkat saat membungkuk atau berbaring
- Suara serak saat bangun atau sepanjang hari
- Iritasi tenggorokan kronis, nyeri dan kering
Komplikasi Asam lambung
Jika Anda mengalami regurgitasi asam yang berkelanjutan - karena tubuh Anda tidak merespon obat-obatan dengan baik atau tidak mengambil langkah-langkah untuk mengobati akar penyebabnya, maka asam lambung dan GERD dapat menyebabkan masalah yang lebih serius. Jaringan parut pada kerongkongan bagian bawah dapat mengakibatkan penyempitan kerongkongan, yang kemungkinan dapat meningkatkan risiko untuk masalah lain. Penelitian menunjukkan bahwa komplikasi jangka panjang yang terkait dengan gejala asam lambung dan GERD yang tidak diobati termasuk diantaranya penyakit Barrett's esophagus (komplikasi serius dari GERD), kanker kerongkongan, masalah yang berhubungan dengan tidur dan batuk kronis. (4)
Karena kasus asam lambung dan GERD meningkat secara stabil selama dekade terakhir, demikian juga komplikasi yang terkait. The American Cancer Society memperkirakan bahwa pada 2017, hampir 17.000 kasus baru kanker kerongkongan didiagnosis di AS dan hampir 16.000 orang Amerika meninggal karena penyakit tersebut. Ada juga efek samping dan komplikasi yang mungkin terjadi akibat penggunaan obat asam lambung, termasuk obat resep dan bahkan obat bebas. Baca terus hingga akhir untuk mengetahuinya.
Penyebab dan Faktor Risiko Gejala Asam lambung dan GERD
Berlawanan dengan kepercayaan umum (dan apa yang banyak perusahaan farmasi katakan dalam iklan obat mereka), gejala asam lambung tidak selamanya disebabkan oleh terlalu banyak asam dalam perut. Faktanya, sekarang dipercaya oleh banyak orang bahwa asam lambung rendah juga dapat menyebabkan gejala asam lambung dan GERD.
Asam lambung (Acid reflux) disebabkan oleh naiknya asam ke kerongkongan melalui tabung yang menghubungkan tenggorokan dan perut. Asam masuk ke dalam kerongkongan karena katup bocor yang disebabkan oleh sejumlah masalah pencernaan. Kebocoran ini disebabkan oleh katup yang menghubungkan antara kerongkongan dan lambung tidak dapat menutup dengan benar dan menyebabkan cairan lambung merambat ke dalam kerongkongan. Ketika katup tersebut tidak dapat menutup dengan benar maka cairan dalam perut dapat saja naik ke kerongkongan meskipun jumlah asam yang ada di dalam perut tidak banyak.
Meskipun usus setiap orang berbeda dan kita semua memiliki sensitivitas makanan yang berbeda serta pemicu asam lambung, ada beberapa pelaku berulang yang tampaknya berkontribusi pada banyak kasus asam lambung dan GERD. (5)
Penyebab dan faktor risiko yang terkait dengan asam lambung dan GERD meliputi:
Peradangan: Penelitian telah menemukan bahwa tingkat peradangan yang tinggi memiliki hubungan dengan pengembangan GERD karena dapat menyebabkan kerusakan jaringan dan disfungsi kerongkongan. (6) Peradangan yang dibiarkan terus memburuk dan tidak diobati juga merupakan faktor risiko terjadinya kanker kerongkongan, sebuah komplikasi yang disebabkan oleh asam lambung. (7)
Hernia Hiatal: Hernia hiatal dapat menyebabkan terjadinya asam lambung dan GERD. Hernia Hiatal adalah kondisi di mana bagian atas perut menonjol hingga ke bagian bukaan diafragma. Fungsi diafragma adalah membantu memisahkan perut dari dada. Hernia hiatal terjadi ketika bagian atas lambung menonjol di atas diafragma, yang dapat menyebabkan asam keluar. Hernia hiatal ini berhubungan dengan sebagian besar kasus asam lambung dan GERD meskipun tidak semuanya. (8)
Malabsorpsi karbohidrat: Semakin banyak bukti yang menunjukkan hubungan antara pencernaan karbohidrat yang buruk dan GERD. Dalam buku "Heartburn Cured," Dr. Norm Robillard mengatakan bahwa kami menargetkan beberapa makanan pemicu asam lambung dan GERD ketika mengobati GERD secara nutrisional dan kami lebih fokus pada menghilangkan kelebihan karbohidrat pada pasien.
Tekanan Intra-Abdominal: Dari penelitian yang dilakukan ditemukan bahwa asam lambung dan GERD dapat diperburuk oleh terlalu banyaknya tekanan intra-abdominal yaitu gas yang terdapat di seluruh usus. (9) Robillard dan sumber-sumber lain percaya bahwa tekanan ini adalah hasil dari pertumbuhan bakteri yang berlebihan, seperti SIBO, dan malabsorpsi karbohidrat. Akar dari tekanan ini pada akhirnya dapat ditelusuri yang berakhir pada asam lambung.
Sistem pencernaan yang belum berkembang dengan sempurna: Bayi dapat mengalami asam lambung atau GERD karena sistem pencernaan yang belum berkembang dengan sempurna. GERD yang terjadi pada bayi biasanya akan sembuh setelah bayi berusia 1 tahun.
Penuaan: Banyak lansia mengalami kekurangan jumlah asam lambung yang diperlukan untuk mencerna makanan mereka sepenuhnya, hal ini sering dianggap sebagai efek samping dari seringnya mengonsumsi antasid secara teratur dan / atau kekurangan gizi. (11) Hal ini terutama terjadi pada orang lanjut usia dengan infeksi H. pylori, yang pada akhirnya menyebabkan gastritis atrofi, suatu peradangan mukosa lambung di dalam lambung. (12, 13)
Salah satu komplikasi dari asam lambung dan GERD pada orang usia lanjut adalah bahwa gejalanya berbeda dari orang yang lebih muda dengan masalah asam lambung san GERD yang sama. Refluks yang terjadi secara berulang akhirnya mengarah pada ketidakmampuan seseorang untuk mengenali tingkat keparahan asam di kerongkongan, itulah sebabnya beberapa orang lanjut usia tidak mengenali gejala asam lambung, meskipun mereka mungkin menderita komplikasi serius seperti esofagitis erosif atau esofagus Barrett. Tidak jarang bagi dokter menemukan bahwa asam lambung dan GERD merupakan akar penyebab gejala serius pada orang usia lanjut seperti nyeri dada, gejala jantung lainnya dan perdarahan gastrointestinal. (14)
Kehamilan: Ketika seorang wanita hamil, janin dapat memberikan tekanan ekstra pada katup kerongkongan, yang dapat menyebabkan pelepasan asam dan gejala asam lambung. Mengatur posisi kepala saat tidur dalam posisi yang lebih tinggi dari badan, mengkonsumsi teh herbal dan makan tidak terlalu banyak biasanya akan meringankan kondisi ini.
Obesitas: Kelebihan berat badan atau obesitas dapat memberi tekanan ekstra pada katup dan sphincter yang memungkinkan pelepasan asam lambung. Inilah kenapa obesitas sering dikaitkan dengan asam lambung dan GERD. Dalam delapan dari sembilan studi termasuk dalam ulasan besar, ditemukan bahwa ketika BMI (indeks massa tubuh, ukuran lemak tubuh) naik, begitu pula gejala GERD. Ulasan studi yang sama menemukan bahwa obesitas berkorelasi dengan tingkat gangguan terkait lainnya yang lebih tinggi, termasuk esofagitis erosif, kanker kerongkongan dan lambung. (15)
Makan banyak: Sering makan dalam porsi yang besar juga dapat menyebabkan asam lambung dan GERD begitu juga mengemil yang terlalu dekat dengan waktu tidur. Perut yang terlalu penuh memberikan tekanan berlebih pada diafragma, yang dapat menyebabkan asam bergerak ke atas menuju kerongkongan.
Merokok: Rokok dapat merusak refleks otot dan meningkatkan produksi asam, dan itu harus dihindari bagi siapa pun yang menderita asam lambung. Berhenti merokok dapat menekan resiko terjadinya asam lambung dan GERD (16)
Obat-obatan dan suplemen: Obat-obatan tertentu, termasuk ibuprofen, pelemas otot, beberapa jenis resep obat tekanan darah, antibiotik dan aspirin dapat menyebabkan asam lambung dan GERD. Suplemen kalium dan zat besi juga dapat memperburuk gejala asam lambung dan GERD. (17) Sebelum menggunakan jenis obat-obat tersebut, bacalah label peringatan, dan diskusikan alternatifnya dengan dokter Anda.
Heartburn: Heartburn dapat menjadi gejala pertama terjadinya infeksi bakteri H. pylori yang umum pada dua pertiga populasi dan terkait dengan penyakit tukak lambung. Jika tidak diobati, pada serangan infeksi yang parah terkadang dapat menyebabkan pembentukan kanker lambung.
Olahraga berlebihan: Karena membebani sistem saraf, terlalu banyak berolahraga dan terlalu sedikit istirahat juga dapat menyebabkan asam lambung dan GERD karena memberikan tekanan ekstra pada rongga perut. Ini termasuk berlari dan olahraga aerobik dampak tinggi lainnya. (18)
Kekurangan magnesium: Kadar magnesium yang rendah dapat menyebabkan berfungsinya sfingter yang mencegah asam keluar. (19)
Batuk kronis: Ada korelasi kuat antara batuk dan asam lambung. Meskipun hubungan ini bukan kausal (artinya para peneliti belum secara pasti membuktikan satu penyebab lainnya), batuk dapat menjadi salah satu faktor dalam terjadinya GERD atau gejala proses asam yang keluar ke kerongkongan. (20)
Acid Reflux vs GERD vs Heartburn: Apa Bedanya?
Semua masalah pencernaan yang menyakitkan ini saling terkait dan cenderung menyebabkan gejala yang sama; Namun, tiga masalah ini biasanya berkembang secara bertahap.
Dalam kasus asam lambung, pasien mengalami asam lambung yang mengalir ke kerongkongan. Ketika hal ini berlangsung dan dalam kondisi yang parah maka dapat didiagnosis sebagai GERD. (21)
Heartburn juga biasa disebut GERD. Gejala GERD yang paling umum adalah nyeri yang sering terjadi di dada dan juga sensasi terbakar (oleh karena itu disebut "heartburn"). Tanda-tanda GERD lainnya adalah kesulitan menelan atau menahan makanan / cairan (sangat umum pada anak kecil), batuk, mengi dan nyeri dada. Kondisi ini paling sering terjadi pada saat malam hari.
Diperkirakan 60 persen orang Amerika mengalami heartburn setidaknya setahun sekali, dengan 20-30 persen menderita setidaknya sekali seminggu. (22) Temuan yang mengkhawatirkan adalah bahwa prevalensi heartburn mingguan dan gejala asam lambung lainnya meningkat hampir 50 persen selama dekade terakhir. Temuan dari sebuah penelitian yang dilakukan selama 11 tahun di Norwegia menemukan bahwa kejadian asam lambung meningkat dari sekitar 11 persen populasi menjadi lebih dari 17 persen dalam periode waktu ini, dan peningkatan serupa juga terjadi di AS dan negara industri lainnya. (23)
Meskipun mungkin bukan masalah terbesar jika Anda memiliki gejala asam lambung dan GERD, namun penelitian menunjukkan bahwa orang yang mengalami heartburn kronis dalam jangka waktu yang lama memiliki risiko yang lebih besar terhadap komplikasi serius, termasuk penyempitan kerongkongan dan peradangan kerongkongan.
Baca juga: GERD, Penyebab, Gejala Dan Cara Mengobatinya
Perawatan Konvensional Gejala Asam lambung
Tiga jenis obat utama untuk mengobati gejala asam lambung dan GERD adalah antasida, antagonis reseptor histamin tipe 2 (H2 blocker) dan inhibitor pompa proton (PPI). Jika metode ini tidak berhasil atau diperlukan intervensi yang lebih serius, dokter kadang akan merekomendasikan pembedahan untuk mengencangkan sphincter esofagus bagian bawah. Sayangnya, operasi ini masih bukan metode yang dapat menyembuhkan secara total karena gejala dapat saja kembali.
Masalah utama di sini adalah keasaman perut yang menjadi berlebihan. Perut Anda akan berfungsi secara optimal saat berada pada pH antara 1,5 dan 3,5 dan obat penghambat asam dapat meningkatkan pH tersebut di sekitar dua titik.
Jenis-jenis obat ini sebenarnya tidak mengatasi masalah dari akarnya dan hanya memberikan solusi sementara. Ketika antasida membuat perut menjadi lebih asam, maka akan lebih banyak asam diproduksi dan secara otomatis perut akan kembali pada tingkat pH yang tinggi. Tubuh akan melanjutkan proses ini setiap kali tindakan obat diambil untuk mengurangi keasaman.
Hipoklorhidria, adalah istilah klinis untuk asam lambung rendah, adalah kondisi yang kurang diteliti dan berbahaya. Setiap kali Anda mengonsumsi antasid, H2 blocker, atau PPI, akan berkontribusi lebih banyak pada masalah ini (yang mungkin menjadi salah satu alasan Anda menderita heartburn). Hipoklorhidria yang berkepanjangan menyebabkan gastritis atrofi kronis dan dikaitkan dengan efek samping termasuk defisiensi vitamin B-12, kondisi autoimun, asma, diabetes, kelelahan kronis dan banyak gangguan lainnya. (24)
Antasida
Menurut asumsi umum (dan salah) tentang kadar asam berlebihan yang menyebabkan tingkat keasaman yang sangat tinggi di lambung, sebagian besar praktisi merekomendasikan antasida yang dijual bebas sebagai lini pertahanan pertama terhadap heartburn dan refluks. Obat seperti TUMS® dapat memberikan bantuan cepat (dalam hitungan menit) untuk kasus heartburn - tetapi, seperti kebanyakan obat konvensional, ini digunakan untuk mengobati gejala daripada masalah yang mendasarinya.
Efek samping dari antasida sendiri setidaknya ada 20 masalah yang berkaitan dengan penggunaan berulang: (25)
- Diare
- Sembelit
- Mual
- Muntah
- Perasaan tidak nyaman
- Kehilangan selera makan
- Perubahan mood / mental
- Kelemahan
- Kehilangan kalsium
- Osteoporosis
- Batu ginjal
- Pergelangan tangan / pergelangan kaki bengkak
- Sakit tulang
- Kotoran berubah warna
- Toksisitas aluminium
- Napas lambat
- Sering buang air kecil
- Sakit kepala
- Nyeri otot
- Interaksi obat / suplemen
Agonis Reseptor Histamin Tipe 2 (H2 Blocker)
Juga tersedia obat tanpa resep, H2 blocker bekerja lebih lambat daripada antasid untuk mengurangi asam lambung dan membutuhkan waktu lebih lama untuk mengobati gejala (60 hingga 90 menit), tetapi dimaksudkan untuk bertahan di dalam tubuh dalam jangka waktu yang lebih lama. Ini termasuk Pepcid / Pepcid AC®, Axid®, Tagamet® dan Zantac® yang bekerja dengan cara memblokir suatu zat dalam tubuh yang mendorong produksi asam di perut.
Dengan menghentikan produksi asam klorida (HCl, yang merupakan asam alami lambung Anda), obat-obatan ini juga bekerja dengan cara menghentikan produksi pepsin, yang merupakan enzim pencernaan yang bertanggung jawab untuk memecah protein sehingga dapat dicerna. Hal ini memungkinkan protein yang tidak tercerna masuk ke usus Anda, yang selanjutnya meningkatkan tekanan intraabdomen (kemungkinan penyebab asam lambung / GERD).
Meningkatkan pH lambung Anda melebihi apa yang dibutuhkan juga meningkatkan risiko infeksi. Penggunaan obat ini dapat meningkatkan risiko infeksi oleh bakteri seperti listeria dan salmonella, serta berada pada risiko lebih tinggi terkena pneumonia, tuberkulosis, tipus, dan disentri. (27, 28)
H2 blocker memiliki beberapa peringatan interaksi obat dan dapat menyebabkan efek samping berikut, terutama ketika dikonsumsi dalam dosis besar dalam jangka waktu yang panjang:
- Sakit kepala
- Kegelisahan
- Depresi
- Gangguan mental
- Diare
- Pusing
- Ruam
- Sakit kepala
- Lemah
- Pembesaran payudara pada pria
- Kebingungan
- Halusinasi
- Masalah jantung
- Masalah ginjal
- Sakit perut
- Muntah
- Sembelit
- Batuk
- Kerusakan hati
- Kanker perut (pada orang dengan infeksi H. pylori yang tidak diobati)
- Pneumonia (pada pasien rawat inap, orang tua dan anak-anak) (29)
- Perforasi dan perdarahan ulkus
- Kekurangan zat besi (30, 31)
- Penurunan penyerapan folat (32)
- Kekurangan kalsium (33)
- Penurunan penyerapan seng (34)
Inhibitor Pompa Proton (PPI)
Kelas yang paling berbahaya dari obat asam lambung konvensional dikenal sebagai inhibitor pompa proton. Obat-obat ini (17 tersedia di pasaran, dalam hitungan saat ini) mengendalikan gejala asam lambung dengan secara permanen memblokir enzim yang memberi tahu perut Anda untuk menghasilkan asam, H + / K + ATPase, yang ditemukan di dinding parietal pada lapisan perut. PPI yang populer termasuk Nexium®, Aciphex®, Prevacid®, dan Prilosec®.
Rilis baru-baru ini oleh media telah menunjukkan alasan untuk khawatir tentang penggunaan PPI, terutama dalam jangka panjang. FDA telah mengeluarkan peringatan tentang PPI dalam beberapa tahun terakhir mengenai defisiensi magnesium, peningkatan risiko patah tulang dan diare C. diff-related.
Karena obat-obat ini bertindak sebagai versi "super" dari dua kelas obat di atas dalam banyak cara, efek samping terkait yang sama juga umum ditemukan dalam kelas obat ini. Memang, sepertinya PPI mungkin dapat dijadikan sebagai solusi untuk mengatasi masalah asam lambung dan GERD, namun hal itu hanyalah berupa solusi sementara. (35) Ada juga banyak masalah lain yang diteliti dan efek samping PPI, yang mengarah pada pemahaman banyak orang bahwa obat-obatan ini tidak boleh digunakan untuk pengobatan jangka panjang. (36)
C. difficile: Infeksi bakteri ini berpotensi bahaya bagi mereka yang menggunakan H2 blocker dan PPI. Para peneliti di McGill University di Quebec menemukan peningkatan risiko infeksi C. diff dua kali lipat bagi mereka yang menggunakan H2 blocker dan hampir tiga kali lipat untuk mereka yang menggunakan PPI. (37)
Small Intestinal Bacterial Overgrowth (SIBO): Satu studi menemukan peningkatan SIBO pada tingkat 50 persen pada pasien dengan PPI, dibandingkan 6 persen pada kelompok kontrol. (38)
Kekurangan vitamin B12: Pasien yang menggunakan obat PPI tubuhnya tidak dapat menyerap banyak vitamin dan mineral dengan baik. Yang paling menonjol adalah penemuan bahwa vitamin B-12 sangat bermasalah bagi orang-orang ini. (39, 40) Kekurangan B12 dapat menyebabkan kelelahan kronis, nyeri / kelemahan otot, perubahan memori dan suasana hati, jantung berdebar dan masalah pencernaan, di antara gejala-gejala lainnya.
Kanker perut: Karena meningkatkan sekresi hormon gastrin, obat PPI seperti Prilosec® dapat menghasilkan tiga hingga 10 kali jumlah gastrin yang biasanya ditemukan dalam tubuh manusia. (41) Hypergastrinimia (konsentrasi besar gastrin) dikaitkan dengan tingkat kanker lambung yang lebih tinggi. (42)
Ulkus: Ulkus duodenum (usus) dan lambung mungkin merupakan akibat lain dari penggunaan PPI jangka panjang. Sembilan puluh persen tukak duodenum dan 65 persen tukak lambung disebabkan oleh H. pylori, dan sebuah percobaan menemukan bahwa infeksi H. pylori tidak dapat terjadi tanpa menggunakan obat penurun asam terlebih dahulu untuk meningkatkan pH lambung. (43, 44)
Kondisi radang usus: PPI dapat menurunkan kadar adenosin ekstraseluler, yang memainkan peran besar dalam proses inflamasi dalam sistem pencernaan. (45, 46) Karena hal ini, ada kemungkinan masalah pencernaan yang disebabkan oleh peradangan, seperti penyakit Crohn, kolitis ulserativa dan IBS dapat disebabkan atau diperburuk oleh asupan PPI. Irritable bowel syndrome (IBS) juga dikaitkan dengan SIBO, yang telah saya tunjukkan sebagai komplikasi potensial dari asam lambung.
Usus bocor: inhibitor pompa proton mempengaruhi permeabilitas lapisan lambung, yang pada gilirannya dapat menyebabkan usus bocor. Kondisi ini dikaitkan dengan masalah mood, penyakit autoimun dan banyak masalah kesehatan lainnya.
Asma: GERD dan asma sangat berkaitan - diperkirakan sekitar 80 persen penderita asma menderita GERD. (47) Kehilangan asam di kerongkongan menyebabkan penurunan sepuluh kali lipat dalam hal kemampuan organ pernafasan yang memungkinkan udara masuk ke paru-paru, menghasilkan tingkat refluks yang jauh lebih tinggi untuk pasien asma. (48)
Artritis: Orang yang menggunakan NSAID (obat antiinflamasi non-steroid) seperti aspirin atau asetaminofen untuk mengobati nyeri radang sendi mengembangkan masalah gastrointestinal seperti borok lebih sering daripada orang kebanyakan. (49) NSAID memblokir enzim pelindung yang berfungsi untuk melindungi lapisan lambung. Pada akhirnya, menggabungkan obat-obatan ini dapat menghasilkan degradasi lambung yang lebih cepat dan menyebabkan lebih banyak bisul. Sebuah studi Stanford menemukan bahwa PPI tidak hanya mengurangi gejala gastrointestinal, tetapi mereka juga benar-benar menghasilkan dua kali lipat jumlah rawat inap dari komplikasi.
Kematian: Sebuah tinjauan yang dilakukan di St. Louis dirilis pada Juli 2017 mengenai pengamatan lima tahun pasien dengan H2 blocker dan PPI, menemukan bahwa pengguna PPI jangka panjang lebih berisiko meninggal dunia. Hasil ini meningkat secara signifikan berdasarkan durasi seseorang telah menggunakan PPI. (50)
3 Obat Alami untuk Gejala Asam lambung dan GERD
1. Pola Makan Untuk Asam lambung dan GERD
Hampir setiap studi penelitian yang dilakukan pada asam lambung dan GERD mengarah pada pola makan sebagai faktor yang berkontribusi dalam pengobatan asam lambung dan GERD. Pertama dan terutama, gejala asam lambung dan GERD harus diobati dengan perubahan dalam pola makan Anda untuk menghindari komplikasi jangka panjang dan mengembalikan fungsi pencernaan yang sehat. Jangan abaikan tubuh Anda yang mencoba memberi tahu Anda tentang masalah yang terjadi di saluran pencernaan Anda.
Untuk kesehatan pencernaan yang lebih baik dan kesehatan serta kesejahteraan secara keseluruhan, penting untuk memilih makanan organik yang tidak diproses yang bebas dari transgenik sebanyak mungkin. Meningkatkan asupan serat, mendukung bakteri sehat dalam usus Anda dengan makanan yang kaya probiotik dan mengonsumsi suplemen jika perlu, semuanya dapat membantu mengatasi gejala asam lambung dan GERD.
Langkah-langkah lain termasuk mengurangi biji-bijian (terutama ketika disuling) dan konsumsi gula, makan protein berkualitas tinggi, dan mengurangi asupan minyak nabati olahan. Semua ini membantu melindungi saluran pencernaan, menyeimbangkan fungsi hormon dan membantu mencegah banyak penyakit kronis serius yang berhubungan dengan kesehatan pencernaan yang buruk.
Berikut adalah beberapa makanan yang cenderung memperburuk asam lambung dan karenanya harus dihindari untuk meminimalkan gejala asam lambung dan GERD:
- Alkohol
- Minuman berkarbonasi, minuman bergula, atau minuman berenergi
- Pemanis buatan
- Gorengan
- Minyak nabati, termasuk minyak canola
- Makanan pedas
- Makanan yang diproses
Makanan yang dapat membantu meningkatkan asam lambung termasuk sayuran organik segar (terutama sayuran berdaun hijau, labu, artichoke, asparagus dan mentimun); ayam kampung dan daging sapi yang makan rumput; makanan probiotik seperti yogurt; kaldu tulang; dan lemak sehat seperti kelapa atau minyak zaitun. Cuka sari apel, lidah buaya, peterseli, jahe dan adas juga membantu. (51)
2. Suplemen untuk Gejala Asam lambung
Selain makan makanan sehat yang membantu meredakan gejala asam lambung dan GERD, beberapa menemukan perbaikan ketika menambahkan suplemen alami ke dalam makanan mereka. Ini dapat mencakup:
Enzim pencernaan - Ambil satu atau dua kapsul enzim pencernaan berkualitas tinggi pada awal setiap makan. Enzim pencernaan membantu makanan mencerna sepenuhnya dan nutrisi menyerap dengan baik.
Probiotik - Ambil 25-50 miliar unit probiotik berkualitas tinggi setiap hari. Menambahkan bakteri sehat membantu menyeimbangkan saluran pencernaan dan menyingkirkan bakteri jahat yang dapat menyebabkan gangguan pencernaan, usus bocor, dan penyerapan nutrisi yang buruk.
HCL dengan Pepsin - Minum satu pil 650 miligram sebelum makan. Tambahkan pil tambahan yang diperlukan untuk mencegah gejala tidak nyaman.
Teh herbal chamomile, pepaya, atau jahe - Sedap satu cangkir teh chamomile sebelum dipanen dengan madu mentah. Teh chamomile membantu mengurangi peradangan pada saluran pencernaan, mendukung fungsi yang sehat. Anda juga bisa merebus satu inci jahe segar dalam 10 ons air selama 10 menit. Selain itu, papain, enzim dalam pepaya, membantu pencernaan dengan memecah protein.
Suplemen magnesium kompleks - Saya sarankan mengonsumsi 400 miligram suplemen magnesium berkualitas tinggi dua kali sehari.
Cuka sari apel - Meskipun belum ada penelitian resmi yang dilakukan tentang manfaat cuka sari apel pada refleks asam dan GERD, bukti anekdotal tampaknya mendukung bahwa cuka sari apel bisa menjadi obat alami yang luar biasa untuk asam lambung.
3. Tips Lain untuk Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Angkat kepala saat Anda tidur dengan menggunakan bantal empat hingga enam inci. Gunakan balok untuk mengangkat ranjang, bukan hanya bantal untuk menopang kepala Anda, yang dapat membantu menjaga asam di perut agar tidak naik ke kerongkongan.
- Olahraga dan kelola stres. Gaya hidup dan stres yang terus-menerus dapat memperburuk gejala asam lambung dan GERD serta gangguan pencernaan secara keseluruhan. Cobalah yoga, meditasi, akupunktur, terapi seni atau musik, atau apa pun yang membantu Anda mengelola stres secara efektif.
- Jangan makan berlebihan. Makanlah makanan yang lebih kecil untuk memungkinkan makanan dicerna dengan baik, karena makanan besar dan makan berlebihan memberi tekanan ekstra pada sfingter.
- Berhenti merokok dan berhenti minum minuman beralkohol.
- Jangan mengonsumsi makanan tiga jam sebelum tidur. Biarkan perut Anda mencerna makanan dari makanan yang Anda konsumsi, dan minum teh herbal sebagai gantinya.
- Kunyah makanan lebih menyeluruh. Sebagian besar orang saat ini tidak cukup mengunyah makanan mereka. Ingat, pencernaan dimulai di mulut.
Kewaspadaan Mengenai Gejala Asam Lambung
Jika gejala asam lambung dan GERD Anda mengganggu gaya hidup atau aktivitas harian Anda dan berlangsung selama lebih dari dua minggu, maka pertimbangkan untuk mengunjungi dokter. Alasan lain untuk mendapatkan pendapat profesional tentang pilihan pengobatan termasuk mengalami suara serak; memburuknya asma setelah makan; rasa sakit yang terus-menerus saat berbaring; nyeri setelah olahraga; kesulitan bernafas yang terjadi terutama pada malam hari; dan kesulitan menelan selama lebih dari satu hingga dua hari.
Untuk menentukan diagnosis GERD, dokter dapat melakukan endoskopi, prosedur yang melibatkan tabung kecil dimasukkan ke tenggorokan untuk melihat kondisi kerongkongan, lambung dan usus kecil. Beberapa bukti menunjukkan bahwa endoskopi mungkin tidak seefektif yang diharapkan sebelumnya, tetapi masih merupakan praktik yang umum dilakukan.
Metode lain untuk mendeteksi asam lambung dan GERD ketika seorang pasien mengeluhkan gejala asam lambung adalah tes menelan barium. Larutan barium dicerna, memungkinkan sinar-X internal untuk menemukan perubahan esofagus. Sayangnya, hanya 1 dari 3 pasien GERD yang mengalami perubahan esofagus yang terlihat pada X-ray setelah menelan.
Satu lagi diagnostik adalah tes asam lambung di mana isi lambung dikosongkan dan gastrin disuntikkan ke dalam tubuh untuk menentukan sekresi asam. (52)
Jika Anda khawatir Anda memiliki asam lambung yang rendah, sebagian besar dokter tidak akan merekomendasikan pengujian (karena asam lambung yang rendah bukanlah penyebab gejala asam lambung yang diterima secara tradisional), tetapi Anda secara pribadi dapat meminta tes Heidelberg.
Poin-Poin Penting Tentang Gejala-Gejala Asam lambung
Asam lambung dan GERD disebabkan oleh asam lambung yang merayap naik ke kerongkongan. Gejala asam lambung biasanya termasuk nyeri dada, heartburn, rasa tidak enak di mulut, kembung, gas, dan kesulitan mencerna dan menelan dengan benar.
Penyebab umum asam lambung dan GERD termasuk kehamilan, riwayat hernia hiatal, obesitas, makan makanan yang tidak sehat, usia yang lebih tua dan ketidakseimbangan asam lambung.
Obat konvensional merekomendasikan tiga tingkat obat penghambat asam untuk mengobati gejala asam lambung: antasid, H2 blocker dan PPI. Obat-obatan ini dikaitkan dengan banyak efek samping berbahaya dan tidak mengobati akar penyebab asam lambung / GERD.
Obat alami untuk asam lambung / GERD meliputi:
- Memperbaiki pola makan Anda
- Menghindari makanan bermasalah
- Mencapai berat badan yang lebih sehat
- Mengonsumsi suplemen yang bermanfaat seperti enzim pencernaan dan probiotik
- Makan lebih kecil, makanan yang lebih seimbang
إرسال تعليق