Enam ilmuwan, yang tergabung dalam proyek simulasi HI-SEAS Mars yang didanai oleh NASA dan tinggal di ruang modul terpencil di gunung berapi Hawaii selama delapan bulan, akhirnya keluar dari tempat yang mengisolasi mereka selama 8 bulan. Dalam jangka waktu tersebut mereka hanya berada didalam modul tanpa bertemu siapapun selain sesame anggota dalam tim tersebut.Sabtu, 13 Juni 2015 beberapa hari yang lalu adalah pertama kalinya mereka keluar dari ruangan tersebut tanpa mengenakan pakaian luar angkasa yang mereka kenakan selama ini.
"Ketika kami pertama kali berjalan keluar pintu, hal tersebut cukup menakutkan," kata anggota kru Jocelyn Dunn, 27,dia mengatakan kepada media. "Kami sudah berpura-pura begitu lama."Mereka mengenakan pakaian ruang angkasa selama berada di
dalam modul adalah salah satu cara untuk mengetahui kondisi yang akan
terjadi apabila manusia menjalani misi ke Planet Mars. Tujuannya adalah
untuk mempelajari bagaimana awak akan bekerja sama dalam kondisi
pseudo-Mars. Para peserta dipantau oleh kamera, pelacak tubuh dan alat
survei elektronik.
Misi ini dipimpin oleh seorang perempuan yang merupakan seorang Peneliti ruang angkasa, pemerhati masalah luar angkasa, tekhnisi pesawat ruang angkasa bahkan merupakan veteran tim medis pada pertempuran Irak beberapa waktu yang lalu. Selama ini dia mengabdikan dirinya dalam penelitian bakteriologi. Misi ini adalah merupakan misi pertama yang dipimpin oleh seorang perempuan sebagai komandannya
Misi ini dilakukan di lereng gunung dengan ketinggian 2.400 yaitu di gunung berapi Mouna Loa di Hawaii. Selama menjalankan tugasnya mereka berada didalam modul berbentuk kubah dengan pintu simulasi airlock. Satu-satunya pemandangan yang dapat mereka lihat adalah batu vulkanik berwarna kemerahan yang terkesan seperti berada di Planet Mars.
Tujuan utama dari misi ini adalah untuk mempelajari masalah komunikasi dan ketegangan emosional diantara anggota kru dalam ruangan tertutup dan cara mereka mengatasi masalah tersebut. Tujuan utamanya adalah untuk mendeteksi depresi yang terjadi pada masing-masing personil yang tergabung dalam kru untuk mengatasi perbedaan yang muncul dalam misi penjelajahan Mars di masa yang akan datang
Cara yang digunakan untuk mengatasi kesulitan tersebut termasuk latihan kolektif dan yoga. Sebuah treadmill bertenaga surya dan sepeda stasioner yang juga disediakan dalam misi ini, tetapi hanya dapat dipakai pada sore hari yang cerah.
Jocelyn Dunn mengatakan: Namun, untuk mengatasi hal tersebut adalah termasuk urusan yang sulit itu "Ketika Anda mengalami hari yang baik, itu cukup menyenangkan bagi Anda dan teman-teman untuk berbagi dalam kenikmatan , tapi jika Anda memiliki hari yang buruk, itu benar-benar sulit untuk berada dalam lingkungan terbatas.. . Anda tidak bisa keluar dan berjalan-jalan ... hal tersebut terus disaksikan oleh semua orang. "
Misi ketiga dari HI-SEAS (Hawaii Space Exploration Analog and Simulation), dari dua kali misi sebelumnya yang berlangsung lebih lama. Mereka mempelajari berbagai aspek eksplorasi ruang angkasa, seperti psikologi, persiapan makanan dan diet, dan perubahan suhu di Mars.
Kru yang tergabung dalam misi ini membuat forays reguler ke daerah sekitarnya di dalam kubah yang mereka huni, selama dalam misi tersebut mereka selalu mengenakan pakaian ruang angkasa, untuk mensimulasikan pengumpulan batu dan sampel mikroba.
Posting Komentar