Tahukah Anda bahwa jauh di luar angkasa, sebenarnya bumi diselimuti oleh medan magnet yang berfungsi untuk melindungi bumi dari paparan radiasi yang dikeluarkan oleh matahari. Lapisan tersebut disebut sebagai lapisan magnetosfer, dengannya kehidupan di muka bumi dapat terlindungi dari sinar radiasi berbahaya yang dikeluarkan oleh matahari. Magnetosfer sendiri tidak hanya dimiliki oleh bumi, planet-planet lain seperti Jupiter, Neptunus, Merkurius, Uranus dan Saturnus juga memiliki lapisan magnetosfer.




Bulan planet Jupiter, Ganymede, juga memiliki lapisan Magnetosfer namun tidak terlalu kuat untuk memerangkap plasma angin surya. Planet Mars juga memiliki lapisan Magnetosfer namun terpetak-petak tidak seperti halnya Magnetosfer bumi. Istilah "magnetosfer" juga digunakan untuk menggambarkan daerah dimana medan magnet dari benda langit mendominasi, misalnya magnetosfer pulsar.

Magnetosfer bumi sendiri terjadi sebagai akibat dari aktifitas inti bumi yang tidak stabil. Medan grafitasi dan suhu bumi membuat molekul  inti bumi yang terdiri dari ion-ion bergerak sangat cepat sehingga menghasilkan arus listrik yang kemudian menyebabkan terjadinya medan magnet raksasa dan inilah yang disebut sebagai lapisan magnetosfer.

Sejarah fisika lapisan magnetosfer


Magnetosfer Bumi ditemukan tahun 1958 oleh satelit Explorer 1 selama penelitian yang dilakukan pada masa Tahun Geofisika Internasional. Sebelumnya, para ilmuwan tahu bahwa arus listrik mengalir di ruang angkasa, karena letusan matahari kadang menyebabkan gangguan-gangguan "badai magnetik". Namun tidak seorangpun tahu, di mana arus itu mengalir dan mengapa, atau bahwa angin surya itu ada. Pada Agustus dan September 1958, Proyek Argus dilakukan untuk menguji teori tentang pembentukan sabuk radiasi yang mungkin memiliki kegunaaan taktis dalam perang.  (Wikipedia)
Lapisan Magnetosfer Telah Disebutkan Dalam Al-Qur'an Sebelum Para Ahli Menemukannya

Pada tahun 1959 Thomas Gold mengusulkan nama magnetosfer dalam tulisannya:
"Daerah di atas ionosfer di mana medan magnet bumi memiliki kendali dominan atas gerakan gas dan partikel bermuatan yang bergerak cepat, diketahui lebih jauh hingga 10 kali jari-jari bumi; ia mungkin lebih sesuai disebut magnetosfer." Journal of Geophysical Results' LXIV. 1219/1









Lapisan Magnetosfer Telah Disebutkan Dalam Al-Qur'an Sebelum Para Ahli Menemukannya
Gambar visual tentang gelombang magnet yang melindungi bumi dari paparan radiasi matahari (gambar Wikimedia)

 

Lapisan Magnetosfer Bumi  terdiri dari komponen yang kompleks dan masing-masing mempunyai fungsi  sesuai dengan kebutuhan Makhluk di Bumi. Bentuk magnetosfer  sendiri ditentukan oleh luasnya medan magnet internal bumi, plasma angin surya dan medan magnet antar planet. Pada lapisan  magnetosfer, campuran ion-ion dan elektron-elektron bebas  baik dari angin surya maupun ionosfer bumi,  dibatasi oleh gaya magnet dan listrik yang lebih kuat daripada gravitasi dan tumbukan,  sehingga berfungsi seperti atap yang  mampu membentengi penghuninya dari radiasi yang dikeluarkan oleh matahari.









Lapisan Magnetosfer Telah Disebutkan Dalam Al-Qur'an Sebelum Para Ahli Menemukannya
Berita Al-Qur'an Tentang Lapisan Atmosfer Dan Magnetosfer Bumi
Bagian-bagian magnetosfer bumi (gambar Wikimedia)

Melihat gambar diatas kita dapat melihat betapa bumi ini sudah didesain sedemikian rupa untuk keamanan dan kenyamanan penghuninya. Kehidupan bumi sangat tergantung terhadap adanya sinar matahari, tanpanya maka kehidupan di muka bumi pasti akan berakhir namun demikian bumi tidak dapat menerima sinar matahari secara utuh tanpa adanya filter yang mampu menyaring radiasi yang ikut terbawa bersamanya. Untuk keperluan itu Allah mendesain Magnetosfer yang dihasilkan oleh bumi dan planet-planet di sekitarnya untuk keamanan dan kenyamanan makhluk bumi.
Magnetosfer berfungsi sebagai penangkal petir bagi Bumi, yang berarti lapisan ini menangkal radiasi berbahaya yang berasal dari matahari (misalnya, partikel alpha, beta, atau angin surya dan semburan massa korona (coronal mass ejection, CME). Magnetosfer tidak memberikan pengaruh apapun pada pesawat udara yang hanya terbang sampai ketinggian mesosfer, namun lapisan ini membagkitkan gaya dan momen geomagnetik cukup berarti untuk pesawat antariksa yang mengorbit bumi pada ketinggian termosfer hingga exosfer. Beberapa satelit telah dirancang dengan memanfaatkan torsi geomagnetik untuk sistem kestabilannya.  (Wikimedia)

Lapisan Atmosfer pelindung Bumi


Bukan hanya magnetosfer saja, untuk menopang kehidupan di bumi Allah juga menciptakan Atmosfer yang terdiri dari beberapa lapisan yang masing-masing lapisan mempunyai fungsi sendiri-sendiri.  Kita hidup di sebuah planet dimana benda-benda angkasa seperti meteor melintas pada orbit bumi, bahkan sebagian dari meteor tersebut ukurannya hampir sebesar bumi. Gaya grafitasi yang dimiliki oleh bumi menarik benda-benda angkasa tersebut ke bumi dan dapat  membuatnya membahayakan bagi kehidupan makhluk bumi. Namun demikian, Allah menciptakan atmosfer yang terdiri dari beberapa lapis dan masing-masing lapisan mempunyai fungsi sendiri. Salah satu lapisan atmosfer tersebut adalah Thermosfer yang mempunyai suhu hingga 1982°C sehingga benda-benda langit yang jatuh dari luar angkasa terbakar dan hancur saat melintasi lapisan ini.

Lapisan Termosfer terletak pada ketinggian sekitar 75 KM hingga pada ketinggian 650 KM diatas permukaan bumi. Lapisan ini “didesain” cukup tebal diantara lapisan Mesosfer dan Eksosfer dengan ketebalan hingga ratusan kilometer yang memungkinkan benda-benda angkasa yang melewatinya terbakar hingga habis sebelum akhirnya jatuh ke bumi. Dengan demikian bumi akan terselamatkan dari hajaran benda-benda angkasa yang dapat membahayakan penghuninya.  Benda angkasa yang jatuh ke bumi tidak selamanya habis terbakar setelah melalui lapisan Thermosfer, meteor yang mempunyai ukuran besar kadang tidak habis terbakar dan akhirnya jatuh ke bumi dalam bentuk batu meteor. Yang sangat menakjubkan, batu meteor yang belum habis terbakar dan akhirnya lolos setelah melalui thermosfer tidaklah jatuh ke bumi dalam bentuk bola api sebagai sisa pembakarannya. Sebelum jatuh ke bumi batu meteor ini harus melalui lapisan Stratosfer. Suhu di lapisan stratosfer yang paling bawah relatif stabil dan sangat dingin yaitu -70° F atau sekitar -57° C. Pada lapisan ini angin yang sangat kencang terjadi dengan pola aliran yang tertentu.

Pada lapisan termosfer, gas-gas mengalami ionisasi  yang  menyebabkan terpecahnya oksigen menjadi oksigen atomik di lapisan ini, oleh karena itu lapisan ini juga sering disebut sebagai Ionosfer. Proses pemecahan molekul oksigen dan gas-gas atmosfer lainnya akan menghasilkan panas, yang akan menyebabkan meningkatnya suhu pada lapisan ini. Semakin tinggi lapisan ini maka akan semakin tinggi juga suhunya.









Lapisan Atmosfer Bumi

Melihat gambar di atas, secara visual kita akan melihat bahwa bumi diselimuti oleh atap yang berfungsi sebagai pelindung  baik dari benda-benda luar angkasa maupun radiasi yang dikeluarkan oleh matahari. Atap tersebut terdiri dari beberapa lapisan dan menjalankan fungsinya masing-masing hingga kehidupan di muka bumi ini dapat terjadi dan terlindungi.


Al-Qur'an menyampaikan berita tentang atap pelindung Bumi - magnetosfer


Jauh sebelum Magnetosfer juga Atmosfer ditemukan dan diberi nama,  14 abad sebelumnya berita ini sudah diinformasikan oleh Sang Pemilik Kehidupan yaitu Allah. Hingga lapisan pelindung ini ditemukan manusia tidak menyadari akan keberadaannya, namun tanda-tanda alam sudah terjadi sejak alam semesta ini diciptakan. Berita tersebut ada di dalam Al-Qur’an yang termuat dalam surat Al-Anbiya’ ayat 32,  jauh sebelum satelit Explorer 1 menemukan adanya Magnetosfer. Terjemahan dalam bahasa Indonesia ayat tersebut adalah:

Dan Kami menjadikan langit itu sebagai atap yang terpelihara, sedang mereka berpaling dari segala tanda-tanda (kekuasaan Allah) yang terdapat padanya”. (Al-Anbiya:32)

Dalam ayat tersebut secara jelas disebutkan “langit itu atap yang terpelihara” penjelasan mengenai “atap” sudah disampaikan pada pembahasan diatas. Terpelihara (mahfudzon)  berarti dijaga supaya tertib, aman, dan sebagainya. Jika kita memahami tentang bagaimana lapisan Magnetosfer dan Atmosfer ini menjalankan fungsinya untuk melindungi kehidupan di bumi, kita akan menemukan bahwa keduanya adalah merupakan “ciptaan”  yang tidak mampu menjalankan fungsinya secara mandiri tanpa adanya campur tangan sebuah “kekuatan” yang mampu mengendalikannya.

Orang-orang Atheis selalu menyangkal campur tangan Tuhan terhadap sistem yang terjadi di alam semesta. Mereka berpendapat sistem yang ada di alam semesta terjadi dengan sendirinya karena materi berjalan dengan katakter alaminya masing-masing. Yang harus difahami adalah bahwa fenomena Astronomi dilakukan oleh benda mati sebagai pelakunya dan benda mati tidak akan melakukan sebuah aktifitas tanpa campur tangan sesuatu yang hidup. Dapat kita gambarkan, mobil adalah  benda mati, dia mampu berpindah tempat dari suatu ke tempat lain karena ada campur tangan manusia yang menggerakkannya meskipun terdapat mesin di dalamnya, juga ban yang dapat berputar yang mampu membawanya berpindah tempat.
    Bagaimana cara membuat alam semesta dan bagaimana cara menggerakkannya tentu berada diluar jangkauan pemikiran manusia. Kita dapat melihat mobil dapat berjalan bukan berarti kita tahu cara membuatnya, tidak semua orang tahu bagaimana cara membuat mobil baik mekanisme kerjanya maupun konstruksinya, karena bagi kebanyakan orang  membuat mobil berada diluar jangkauan pemikirannya. Sesuatu yang merupakan buatan manusia kadang akal dan fikiran kita tidak mampu menjangkaunya, apalagi ciptaan Allah. Bagaimana bumi dan planet lain dapat berjalan mengitari matahari padahal mereka adalah benda mati yang tidak mungkin bergerak dengan sendirinya dan harus Ada yang menggerakkannya. Secara ilmiah mungkin dapat dijelaskan namun siapapun tidak akan mampu menemukan jawabannya ketika harus menemukan sebab dari itu semua, akan tetapi kita dapat menjawabnya dengan KEIMANAN

Memang di dalam Al-Qur’an tidak secara detail menyebutkan tentang bagaimana cara kerja fenomena Astromi di alam semesta ini, meskipun dengan pemahaman penggunaan bahasa dapat kita jabarkan pengertiannya. Al-qur’an hanya mengatakannya dengan bahasa yang singkat namun memiliki pengertian yang luas dan tepat.

Tentu Al-Qur’an tidak akan memberitakan teori ini secara detail karena alam pemikiran manusia ketika itu belum sampai kearah sana. Al-Qur’an hanya menyampaikan berita untuk memberitahu manusia ketika itu dan dapat diuji kebenarannya saat ini dengan ilmu pengetahuan.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama