Kisah tragis mirip tragedi Pompeii  pernah juga terjadi sebelumnya di China yaitu pada 4000 tahun silam. Kejadian tersebut terjadi di Laija, Sungai Kuning, Provinsi Qinghai China. Penduduk di wilayah tersebut menemui ajal saat mereka menjalankan aktifitas keseharian mereka yaitu ketika  sebuah gempa bumi dahsyat melanda wilayah tersebut. Seperti halnya tragedi Pompeii dimana ribuan jiwa melayang saat mereka sedang tenggelam dalam aktifitas sehari-hari mereka ketika gunung Visuvius meletus dan menimbun mereka. Oleh karena itu, peristiwa ini oleh para ahli sejarah disebut sebagai Pompei dari timur. Dari sisa-sisa kerangka yang ditemukan terdapat kerumunan manusia dengan aktifitas mereka bahkan ditemukan juga kerangka seorang wanita yang memeluk seorang anak kecil dalam upaya melindunginya.



Tragedi Mirip Trgedi Pompeii di Laija, China



Seperti korban pada tragedi Pompeii yang terjadi di kota Romawi saat gunung  Vesuvius meletus  pada tahun 79 Masehi, penduduk  kota  Lajia juga tewas mendadak dan mengerikan di rumah-rumah mereka dan terawetkan dalam kondisi  saat mereka melakukan aktifitas terakhir. Namun perbedaannya adalah dalam tragedi Pompeii korban terawetkan terbungkus dalam abu dan lumpur sebagai akibat letusan gunung Vesuvius.



Bencana yang tetrjadi di Laija ini disebabkan oleh tanah longsor yang terjadi secara tiba-tiba sebagai akibat dari gempa bumi dahsyat yang menimpa daerah tersebut. Dari sisa-sisa kerangka yang ditemukan di sebuah tempat di wilayah tersebut adalah sebuah keluarga yang berupaya mencari perlindungan. Sebuah kerangka seorang  perempuan ditemukan berada di dinding dan menengadah keatas sambil memeluk anaknya. Sementara itu kerangka wanita lain yang juga bersama  anaknya ditemukan di lantai atas dalam posisi yang sama, kerangka dari dua orang anak yang diperkirakan lebih tua juga ditemukan bersandar pada dinding disudut lainnya. Orang-orang ini hidup di jaman perunggu sekitar 4000 tahun yang lalu, gempa bumi di daerah ini terjadi 2000 tahun sebelum Masehi.











[caption id="" align="aligncenter" width="600"]tragedi pompei Kerangka serempuan sedang memeluk anaknya, (Lajia Ruins Museum. EuroPics / CEN.)[/caption]

Di awal tahun ini, di Pompeii juga ditemukan kerangka seorang Ibu bersama anaknya yang berusia 4 tahun sedang duduk di perut ibunya, mungkin saat bencana  ini terjadi merereka sedang bercanda. Gambar berikut ini menggambarkan  adegan tersebut, apa yang mereka lakukan di akhir hidupnya  terabadikan oleh abu dan lumpur gunung Visuvius.

Tagedi Pompeii terjadi secara tiba-tiba dan meluluhlantakkan kehidupan di sekitarnya, awan panas yang disebut sebagai “Arus Piroklastik”, yaitu awan panas, gas dan batu bergerak secara cepat yang disebabkan oleh tekanan dari letusan gunung. Kecepatannya dapat mencapai 450 mil perjam atau 700 KM/jam. Hal tersebut merupakan kematian instan bagi penduduk Pompeii yang selama ini mengabaikan peringatan yang dikeluarkan oleh gunung Visuvius sebelumnya. Perlu diketahui bahwa sebelum kejadian yang membinasakan penduduk Visuvius ini, sebelumnya sudah terjadi gempa-gempa kecil yang mengawali tragedi pompeii namun tidak dihiraukan oleh warga.











[caption id="" align="alignnone" width="600"]Musibah Dahsyat Mirip Tragedi Pompeii Pernah Terjadi Di China Gips dari korban Pompeii, masih dengan seringai di wajahnya seolah-olah sedang menahan rasa sakit . (Sumber: BigStockPhoto)[/caption]

Konon menurut cerita, Pompeii adalah merupakan sebuah kota dimana segala bentuk kemaksiatan terjadi disini. Masyarakat di kota ini adalah masyarakat hedonis yang selalu memburu kesenangan, dan menurut anggapan sebagian orang musibah gunung Vesuvius adalah bentuk kemurkaan Tuhan pada masyarakat Pompeii ketika itu. Teori tentang hedonisme di Pompeii bisa jadi benar, Ada teori tanpa bukti yang menyatakan bahwa Fontana menemukan beberapa fresko erotis selama penggalian yang dilakukannya, namun karena norma-norma kesopanan yang amat kuat saat itu ia mengubur fresko-fresko itu kembali. Hal ini diperkuat oleh laporan-laporan penggalian oleh tim lain sesudahnya yang menyatakan bahwa daerah galian tersebut menunjukkan suasana telah pernah digali dan dikuburkan kembali. (Wikipedia)











[caption id="" align="aligncenter" width="600"]Musibah Dahsyat Mirip Tragedi Pompeii Pernah Terjadi Di China Pompeii gips: Seorang ibu dan anak membatu masih dalam posisi saat terakhir mereka menemui ajal[/caption]

Aliran material panas Vesuvius bergerak dan menyebar secara lateral dan terdiri dari aliran basal yang berisi bebatuan dan abu panas yang menyelimuti Pompeii, kondisi tersebut diitilahkan dalam bahasa Perancis sebagai “nuee ardente” yang berarti awan berpijar. Aliran basal meluluhlantakkan apapun yang dilauinya sementara itu awan panas membuat apapun yang berada di bawahnya terbakar. Tragedi Pompei bukan hanya terjadi di Pompeii, namun daerah di dekatnya juga mengalami hal yang sama seperti wilayah Herculaneum juga mengalami kehancuran bersama dengan semua yang ada di dalamnya seperti villa dan rumah-rumah penduduk.

Puluhan ribu manusia menjadi korban kemurkaan gunung Vesuvius, perkiraan jumlah korban bervariasi namun diperkirakann jumlah korban antara 10.000 hingga 25.000 orang. Korban ditemukan dalam berbagai posisi baik berada di dalam tempat tinggalnya maupun di luar. Sebagian korban juga ditemukan di Pelabuhan, diperkirakan saat itu mereka hendak menyelamatkan diri dengan menggunakan perahu namun rupanya sudah terlambat kemudian mereka mencoba menyelamatkan diri mencari perlindungan di dalam gudang yang berada di dermaga, meskipun akhirnya mereka juga tewas. Sementara itu yang lainnya tetap tinggal di rumah dan berdoa kepada dewa-dewa mereka.

Arkeolog juga menemukan seorang anak laki-laki bersama ibunya di sebuah bangunan yang disebut sebagai “ Rumah Gelang Emas”, ini adalah merupakan rumah keluarga kaya. Hal ini dapat dilihat dari dinding-dinding rumah yang dihiasi dengan berbagai lukisan dan terdapat juga taman yang cukup besar. Semua bangunan di wilayah tersebut di hancurkan oleh awan dan lahar gunung Vesuvius yang suhunya mencapai 300°C yang membuat makhluk hidup terkarbonasi..

"Meskipun terjadi 2000 tahun yang lalu, itu bisa jadi seorang anak, ibu, atau keluarga" kata Stefania Giudice dari Museum Arkeologi Nasional Naples. "Ini arkeologi manusia, bukan hanya arkeologi."

Kembali kita bahas tentang kota Laija, karena kemiripan dengan peristiwa yang terjadi di Pompeii maka tragedi mirip pompei yang terjadi di China ini disebut sebagai “Pompeii dari Timur”. Laija menjadi salah satu tempat situs peradaban China kuno yang sangat penting bagi bangsa China dan dunia.











[caption id="" align="alignnone" width="600"]Musibah Dahsyat Mirip Tragedi Pompeii Pernah Terjadi Di China Kerangka seorang ibu sedang memeluk anaknya[/caption]

Banyak ditemukan artefak kuno di situs ini seperti misalnya cermin, pisau yang terbuat dari batu, tulang oracle yang digunakan sebagai alat untuk meramal. Kerangka dan sisa-sisa peradaban penduduk Laija ditemukan pada tahun 2000 disebuah ruang bawah tanah yang ternyata merupakan sebuah gua tempat tinggal mereka ketika itu. Selain gua ditemukan juga bukti bahwa masyarakat Laija ketika itu juga sudah membuat rumah sebagai tempat tinggal mereka. Salah satu peninggalan yang ditemukan ditempat tersebut adalah mie tertua di China yang dibuat dari tepung terigu. Ditemukan juga makam yang diperkirakan merupakan makam seorang pemimpin yang dikelilingi oleh benda-benda sejarah berupa giok.

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama