Pada bulan Mei tahun lalu, para ilmuwan Amerika  mengumumkan bahwa mereka telah menemukan kerangka manusia yang hidup pada jaman es di Meksiko. Kerangka yang  ditemukan dalam keadaan lengkap ini ditemukan  di dalam sebuah gua bawah air di Tulum, Meksiko.Lebih dari delapan kerangka ditemukan dalam kondisi terawat baik oleh alam. Diperkirakan usia kerangka ini adalah 9.000 sampai 13.000 tahun. Saat ini kerangka tersebut  telah diambil dari lubang alami yang dibentuk oleh alam (cenotes) di Meksiko. Para ilmuwan mulai mengungkap rahasia yang tersimpan pada kerangka-kerangka ini, dan berharap bahwa tulang belulang ini akan mengungkap tentang bagaimana Amerika pertama kali dihuni oleh manusia.

El Universal melaporkan bahwa tiga kerangka ditemukan di cenote Naharon, canote Los Palmas, dan cenote Temple. Dari delapan set sisa-sisa manusia kuno ini, diyakini bahwa salah satu diantaranya  sengaja diceburkan kedalam  cenote, yaitu  lubang alami yang dihasilkan dari runtuhnya batu kapur yang merupakan batuan dasar yang menyimpan air tanah di bawahnya, sementara itu dua diantara kerangka-kerangka tersebut terkesan sengaja ditenggelamkan ke dalam Cenote . Selanjutnya Cenote ini kemudian digunakan oleh suku Maya kuno untuk melakukan korban persembahan.









Tengkorak berusia 10.000 tahun yang ditemukan di Tullum, Mexico

Para ilmuwan di Institut Penelitian Antropologi (IIA) di Universitas Otonomi Nasional Meksiko (UNAM) telah menganalisis kerangka manusia yang ditemukan di gua-gua bawah laut dan cenotes di Tulum, dan mereka menyimpulkan bahwa  kerangka-kerangka tersebut  adalah merupakan bukti dari pemukiman manusia paling awal di Semenanjung Yucatan Meksiko. Masing-masing dari delapan kerangka tersebut mirip antara satu sama lain oleh karena itu diyakini bahwa mereka berasal dari populasi yang sama dari orang yang tinggal di wilayah tersebut pada akhir Zaman Es.









Tengkorak Manusia Berusia 10.000 Ditemukan Di Gua Bawah Air Meksiko
Sebuah cenote di Quintana Roo, Tulum, Meksiko. (Wikipedia)

Sisa-sisa kerangka manusia berusia 9.000 tahun dari seorang pria di sebuah cenote Tulum. Tim peneliti membandingkan tengkorak manusia jaman es yang  ditemukan di cenotes dengan masyarakat adat saat ini wilayah tersebut, dan mereka menemukan perbedaan yang cukup mencolok.

"Tengkorak suku Indian saat ini cenderung bulat, dengan bentuk wajah datar  dengan dahi menonjol. Hal ini menyerupai manusia Cina modern, "kata Alejandro Terrazas, seorang peneliti asal IIA kepada El Universal. Di sisi lain, tengkorak kuno yang ditemukan cenotes memiliki postur tubuh kecil dan tinggi. Terrazas mengatakan bahwa itu "tidak mengejutkan kami karena lebih dari 9.000 tahun telah berlalu, dan populasi berubah selama periode tersebut".









Sisa-sisa kerangka manusia berusia 9.000 tahun dari seorang pria di sebuah cenote Tulum
Sisa-sisa kerangka manusia berusia 9.000 tahun dari seorang pria di sebuah cenote Tulum

Para peneliti juga membandingkan tengkorak yang ditemukan di cenote dengan tengkorak lain yang  ditemukan di seluruh Meksiko pada sekitar periode waktu yang sama (berusia lebih dari 9000 tahun), seperti tengkorak yang cukup terkenal yaitu Chimalhuacán Man dan Tlatilco Man, yang telah diteliti secara mendalam. Meskipun ada beberapa variasi dari tengkorak yang ditemukan di cenotes, semua tengkorak yang ditemukan memiliki bentuk tengkorak mirip yaitu sempit, memanjang, dan tinggi.









Tengkorak Chimalhuacán Man, di bagian timur Mexico State, Meksiko. (La Opcion)
Tengkorak Chimalhuacán Man, di bagian timur Mexico State, Meksiko. (La Opcion)

Perbedaan bentuk tengkorak antara masyarakat adat saat Meksiko dan sampel tengkorak manusia meksiko pada jaman es, membuat beberapa ahli berpendapat bahwa penduduk asli Amerika adalah merupakan hasil migrasi dari tempat lain yang kemudian menjadi Penghuni di tempat tersebut. Menurut teori ini, gelombang pertama yang datang ke Amerika adalah kelompok Asia yang tiba lebih dari 15.000 tahun yang lalu melalui Selat Bering, di ujung paling timur Siberia dan Alaska (yang merupakan  Paleoamericans), sementara gelombang migrasi kedua terjadi sekitar 8.000 - 9.000 tahun lalu dan merupakan nenek moyang dari penduduk asli Amerika saat ini.

Sampai bukti lebih lanjut dapat ditemukan, belum dapat ditentukan apakah perbedaan fitur antara tengkorak Paleoamericans dan p demikian, enduduk asli Amerika disebabkan oleh evolusi atau dua migrasi yang berbeda. Namun para peneliti tetap terus berupaya dengan melakukan penelitian DNA  untuk mengungkap misteri lebih lanjut tentang tengkorak yang ditemukan di dalam cenote tersebut.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama