Pengidap  HIV/AIDS sering mengalami komplikasi dari berbagai macam penyakit. Komplikasi  yang terjadi akibat infeksi HIV  lebih banyak disebabkan oleh  sistem kekebalan tubuh yang menjadi lemah akibat infeksi Virus penyakit ini. Virus HIV/AIDS juga dapat menginfeksi otak, menyebabkan degenerasi, masalah dengan pemikiran, atau bahkan demensia. Kondisi ini juga dapat membuat seseorang yang terinfeksi HIV menjadi  lebih rentan terhadap beberapa jenis kondisi dan infeksi penyakit lainnya.

Cara Penanganan HIV /AIDS dengan pengobatan ART dapat mencegah, membalikkan, atau mengurangi dampak dari infeksi HIV. Meskipun demikian beberapa pasien yang menggunakan ART berisiko untuk terkena masalah kolesterol atau gula darah.

Meskipun banyak obat yang efektif berada di pasaran, virus dapat menjadi resisten terhadap obat apapun jika salah dalam penggunaan obat.  Hal ini bisa menyebabkan terjadinya  komplikasi serius jika  obat yang harus digunakan menjadi tidak efektif.

Untuk mengurangi risiko resistensi, pasien harus menggunakan obat sesuai yang diresepkan dan berkonsultasi dengan dokter dengan segera jika  merasa perlu untuk menghentikan satu atau beberapa  obat-obatan yang sedang digunakan untuk penanganan HIV /AIDS.
Cara penanganan HIV

 


 

Prognosis untuk infeksi HIV


HIV adalah merupakan penyakit yang fatal dengan setengah diantaranya meninggal dalam sembilan bulan setelah dilakukan diagnosis dengan kondisi terdefinisi AIDS. Penggunaan ART telah merubah secara dramatis gambaran suram ini. Orang-orang yang berada pada rejimen ART yang efektif memiliki harapan hidup yang mirip dengan  populasi yang tidak terinfeksi. Sayangnya, banyak orang dengan HIV mengalami  masalah sosial, ekonomi, masalah penyalahgunaan obat atau masalah lain yang mengganggu kemampuan atau keinginan untuk menggunakan obat yang seharusnya dapat menyelamatkan mereka

Prognosis adalah metode yang digunakan dalam menyampaikan suatu tindakan untuk memprediksi perjalanan penyakit yang didasarkan pada informasi diagnosis yang tersedia. istilah medis ini yang menunjukkan prediksi dokter tentang bagaimana pasien akan berkembang, dan apakah ada kemungkinan pemulihan. Istilah ini juga sering digunakan dalam laporan medis dari pandangan dokter pada suatu kasus, seperti prognosis penyakit kanker, patah kaki dan lain – lain.

Cara penanganan HIV /AIDS dan pencegahannya


Meninggalkan seks bebas  benar-benar efektif dalam menghilangkan transmisi seksual terhadap penularan HIV/AIDS dan ini merupakan cara penanganan HIV /AIDS yang dapat dilakukan secara mandiri, akan tetapi kampanye dan pendidikan tentang hal ini belum mampu menekan perkembangan penularan penularan HIV/AIDS. Hal ini dapat dilihat pada tingkat penularan HIV/AIDS yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Hubungan seksual monogami antara dua pasangan pasangan adalah sebuah keharusan dan jauh lebih aman untuk menghindari penularan virus HIV. Penggunaan kondom selama melakukan hubungan seksual  juga sangat penting untuk  mengurangi risiko penularan HIV. Cara penanganan HIV /AIDS dengan metode ini telah memiliki beberapa keberhasilan dalam menekan tingkat munculnya kasus baru serangan HIV, terutama di daerah-daerah berisiko tinggi.

Cara penanganan HIV /AIDS dengan menggunakan obat  dapat digunakan untuk mengurangi risiko terkena  infeksi HIV jika digunakan segera setelah terjadi  eksposur. Data juga menunjukkan jika seseorang yang tidak terinfeksi HIV namun berada dalam resiko HIV yang tinggi dapat menggunakan obat antiretroviral, khususnya fumarat tenofovir disoproxil plus emtricitabine (TDF / FTC atau Truvada) sekali sehari,  yang ternyata dapat  mengurangi risiko penularan HIV melalui kontak seksual dan lainnya. ART (Antiretrovial) terbukti menjadi cara yang paling efektif untuk mencegah infeksi HIV. Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, wanita hamil dengan HIV dapat mengurangi risiko menularkan infeksi pada bayinya dengan menggunakan  obat selama kehamilan, saat persalinan dan menghindari menyusui.

Luka yang disebabkan oleh jarum suntik dapat dicegah dengan menyentuh jarum suntik dengan hanya menggunakan satu tangan, juga dengan menggunakan alat suntik baru yang memiliki lengan tarik saat menangani pasien resiko tinggi. Penggunaan baju pelindung tubuh, sarung tangan, masker, dan pelindung mata saat menangani pasien dengan HIV/AIDS dapat mengurangi risiko paparan sekresi terinfeksi dalam penanganan pasien  berisiko tinggi. Untuk penyalahgunaan obat  intravena, penggunaan jarum bersih dan memusnahkan jarum yang telah digunakan juga akan mengurangi risiko penularan penyakit mematikan ini.

Cara penanganan HIV /AIDS seperti yang disampaikan diatas akan dapat menekan terjadinya efek fatal yang disebabkan oleh HIV/AIDS sepanjang dilakukan dengan penuh kesungguhan oleh penderitanya maupun tim medis yang menanganinya

 

Post a Comment

أحدث أقدم