Alginat, atau yang kadang-kadang disingkat menjadi "algin", terdapat di dalam dinding sel rumput laut coklat, alginate sendiri merupakan zat yang terkandung dalam rumput laut coklat dan menyebabkan rumput laut mempunyai fleksibilitas. Dngan demikian, rumput laut coklat yang tumbuh pada laut yang lebih bergolak biasanya akan memiliki kandungan alginat lebih tinggi dibandingkan rumput laut yang tumbuh pada perairan yang lebih tenang.
Hampir semua rumput laut coklat dapat digunakan sebagai sumber bahan baku alginat. Struktur kimia alginate sebenarnya bervariasi dari masing-masing genus, dan variabilitas serupa ditemukan dalam sifat-sifat alginat yang diekstrak dari rumput laut.
Karena aplikasi utama alginat digunakan sebagai pengental larutan berair dan pembentukan gel, maka kualitas alginate yang dihasilkan dinilai pada seberapa baik alginate ini menjalankan fungsinya dalam penggunaan ini.
Rumput laut bahan baku alginat yang berkualitas tinggi akan membentuk gel yang kuat dan akan mampu memberikan solusi kekentalan. Rumput laut cokelat bahan baku alginat yang memenuhi kriteria di atas adalah berasal spesies Ascophyllum, Durvillaea, Ecklonia, Laminaria, Lessonia, Macrocystis dan Sargassum, meskipun untuk spesies Sargassum hanya digunakan ketika bahan baku lainnya sulit didapatkan karena kandungan alginatnya yang rendah
Habitat alami rumput laut bahan baku alginat
Ada berbagai macam jenis rumput laut yang digunakan sebagai bahan baku alginat, dari sekian banyak bahan baku tersebut hanya sebagian kecil di perairan Indonesia, yaitu dari jenis Sargassum. Meskipun Sargassum merupakan rumput laut yang mengandung alginate namun rumput laut ini lebih banyak digunakan sebagai pupuk ketimbang digunakan sebagai bahan baku alginate, adapun jenis rumput laut yang sering digunakan sebagai bahan baku alginat lebih banyak dihasilkan diperairan luar Indonesia yang beriklim dingin. Berikut ini habitat hidup rumput laut yang biasa digunakan sebagai bahan baku alginat.
1. Ascophyllum,
Banyak ditemukan di perairan dingin di belahan bumi utara. Tumbuh di zona eulittoral, dengan cirri-ciri fisik lembaran panjang berwarna coklat gelap, tumbuh bercabang dengan panjang tanaman antara 1-4 m. Ascophyllum tumbuh baik pada daerah yang agak terlindung dan akan hanyut ketika terjadi gelombang yang kuat.
2. Durvillaea
Algae bahan baku alginat ini hanya ditemukan di belahan bumi selatan, dan tumbuh terbaik pada perairan dengan ombak yang keras, di dekat bagian atas zona sublittoral, di pantai berbatu atau karang lepas pantai. Tanaman ini akan tumbuh baik pada suhu air maksimal 19 ° C, dan akan tumbuh prima pada kisaran suhu 15 ° C. Tanaman ini mampu tumbuh lebih dari 5, namun biasanya tumbuh sepanjang i 2-3 meter.
3. Spesies Ecklonia,
Banyak ditemukan diperairan Utara dan Selatan Hemispheres, di perairan beriklim hangat, biasanya tumbuh pada substrat berbatu di zona sublittoral bagian atas.
4. Laminaria,
Rumput laut bahan baku alginat ini mempunyai 3 spesies utama: L. digitata, L. Hyperborea dan L. saccharina. Ketiga jenis rumput laut ini tumbuh di perairan bersuhu dingin,antara 10 ° -15 ° C, banyak dihasilkan di belahan bumi utara. Laminaria Japonica banyak digunakan di Cina, namun di Jepang rumput laut ini lebih banyak digunakan sebagai bahan makanan, dan hanya kelebihan produksi yang digunakan dalam industri alginat.
- Laminaria digitata tumbuh di zona sublittoral atas daerah berbatu, dengan gelombang .
- Laminaria saccharina tumbuh pada area sublittoral atas, biasanya berada di bawah area L. digitata, tetapi membutuhkan kondisi yang lebih terlindung karena talusnya tidak bercabang dan tidak toleran terhadap suhu ekstrim.
- Laminaria Hyperborea , bahan baku alginat ini banyak tumbuh di bagian bawah batuan dari zona pertengahan sublittoral, pada kedalaman 2 hingga 10 m, dan akan tumbuh bagus dalam air jernih hingga kedalaman 15-25 m, faktor pembatas menjadi cahaya yang cukup untuk pertumbuhan. Memiliki Stipe kuat dan tanaman. Tanaman ini hidup berdiri tegak di dalam air dalam koloni yang banyak dan dapat membentuk "hutan laminarian". Laminaria jenis ini mampu bertahan sampai 15 tahun, berbeda dengan Laminaria di sublittoral atas, yang hanya mampu bertahan sekitar 3 tahun.
5. Lessonia
Rumput laut bahan baku alginat ini memiliki dua spesies yang diambil dari perairan Chili untuk ekstraksi alginate, dan banyak dihasilkan dari pantai utara dan tengah, akan tetapi hasil panen kadang-kadang terganggu oleh El Niño yang dapat membuat suhu air meningkat hingga 23 ° -27 ° C yang akan menyebabkan kematian pada Lessonia secara masal.
- Lessonia nigrescens tumbuh pada dasar pantai berpasir dan berbatu pada zona eulittoral lebih rendah, di mana rumput laut ini dapat merekatkan diri pada bebatuan untuk bertahan dari terjangan ombak yang deras yang merupakan habitat hidupnya. Algae ini akan tumbuh subur pada perairan dengan ombak yang deras.
- Lessonia trabeculata tumbuh pada area sublittoral, di kedalaman 1 hingga 20 m. Seperti Lessonia nigrescens, rumput laut ini juga membutuhkan tempat berbatu sebagai habitat hidupnya untuk merekatkan diri pada bebatuan agar dapat bertahan dari terjangan ombak yang deras. Tumbuh didasar laut dengan thallus yang agak tebal seperti Laminaria Hyperborea.
6. Macrocystis pyrifera
Tumbuh baik pada perairan tenang dan dalam pada suhu 15 ° C atau kurang, sensitif terhadap suhu air dan akan mati pada suhu di atas 20 ° C. Tumbuh di dasar laut berbatu di mana memungkinkan baginya untuk merekat erat dalam waktu yang lama. Tidak jarang rumput laut ini akan membentuk sebuah hutan rumput laut didasar lautan dengan panjang thallus hingga mencapai 20 meter yang tumbuh memanjang mulai dari dasar laut hingga permukaan.
7. Spesies Sargassum
Bahan baku alginat ini dapat ditemukan hampir di seluruh dunia di daerah beriklim sedang dan tropis dengan suhu air hangat. Rumput laut ini banyak ditemukan pada zona eulittoral dan zona sublittoral atas, dengan berbagai macam bentuk fisik yang berbeda. Meskipun rumput laut ini mempunyai kandungan zat pembuat alginate, penggunaan sebagai bahan baku alginate tidak begitu diutamakan dan hanya digunakan sbagai bahan pengganti ketika bahan lainnya sulit didapatkan, karena kandungan alginatnya rendah. Pemanfaatannya saat ini lebih banyak digunakan sebagai pupuk dan makanan binatang budidaya seperti pada budidaya abalone dan teripang
Posting Komentar