Penangkapan "ala Densus 88" terhadap sejumlah aktivis HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) oleh aparat Kepolisian pada Selasa dini hari (8/11) dinilai Tokoh Tionghoa Indonesia, Lieus Sungkharisma, sebagai tindakan arogan dan mengindikasikan kepolisian berpihak ke Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.

Sebab, jika para aktivis HMI itu diduga bersalah dan dianggap sebagai provokator dalam aksi kerusuhan usai Aksi Bela Islam 411, mestinya ada prosedur hukum yang seharusnya dilakukan terlebih dulu, misalnya melalui surat pemanggilan.

"Jadi bukan main tangkap ala Densus 88 dengan mengepung dan menggerebek sekretariat PB HMI sembari mengerahkan puluhan pasukan," ujar Lieus (Rabu, 8/11).

Koordinator Komunitas Tionghoa Anti Korups (KomTak) ini mengingatkan, para mahasiswa itu bukan teroris.

"Mereka jelas alamatnya dan tidak akan melakukan perlawanan atau melarikan diri. Mereka adalah aset bangsa. Jadi jangan perlakukan mereka seperti teroris," kata Lieus yang juga ikut dalam aksi Bela Islam II 411.

Seperti diketahui, Selasa dini hari (8/11), aparat kepolisian menangkap lima orang aktivis HMI di sekertariat PB HMI dengan membawa puluhan pasukan. Kelimanya akitivis HMI itu berinisal II, AA, RM, RB, dan MRD, dan salah satunya adalah Sekretaris Jenderal HMI.

Penangkapan terhadap para aktivis HMI tersebut kontan saja mengundang reaksi dari berbagai pihak. Tidak hanya kalangan HMI yang protes, tapi sejumlah elemen organisasi mahasiswa lain juga menyayangkan tindakan aparat kepolisian yang arogan tersebut.

Atas kejadian itu, Lieus Sungkharisma, yang merupakan aktivis Kelompok 6 OKP(HMI,PMII, PMKRI,GAMKI, Pemuda Muhammadiyah dan Gemabudhi) ketika masih menjabat sebagai Ketua Umum Gemabudhi, tak urung ikut mengeluarkan pernyataan keras.

Menurutnya, tindakan aparat kepolisian yang menangkap para aktivis HMI itu, yang dilakukan tanpa prosedur hukum yang benar seperti melayangkan surat pemanggilan terlebih dahulu, adalah bukti bahwa Polisi bukan saja telah bertindak gegabah, tapi juga mengindikasikan bahwa Polisi berpihak pada Ahok dan sedang berusaha mengalihkan fokus masyarakat terhadap kasus penistaan agama yang dilakukan Ahok.

"Sumber semua masalah ini sebenarnya kan Ahok yang dianggap oleh kalangan umat Islam telah menistakan kitab suci Al Qur’an," tegasnya.

"Mestinya sumber masalahnya ini dulu yang segera diproses. Aksi demo yang diwarnai kerusuhan itu hanyalah ekses dari lambannya Polisi menangani kasus penistaan agama oleh Ahok itu," tandasnya.

Sumber

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama