1. Apa itu Coronavirus?
Coronavirus adalah keluarga besar patogen.
Coronavirus adalah keluarga besar patogen. Beberapa dari mereka menyebabkan penyakit ringan seperti flu biasa, namun beberapa jenis lainnya dapat menyebabkan infeksi fatal. Coronavirus diberinama berdasarkan tampilannya, jika dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, patogen ini memperlihatkan obyek mirip paku yang menyerupai sudut mahkota. Ada banyak jenis coronavirus yang hanya menginfeksi hewan. Beberapa diantaranya berevolusi dari induk semangnya pada hewan kemudian menginfeksi manusia. Jenis yang menginfeksi manusia pertama kali diidentifikasi pada tahun 1960-an. Sejak itu, tujuh jenis coronavirus yang menginfeksi manusia telah diidentifikasi, termasuk Coronavirus baru yang juga dikenal sebagai COVID-2019.
2. Apa itu Coronavirus COVID-19 (SARS-CoV-2)?
Coronavirus novel ini awalnya bernama 2019-nCoV yang juga disebut sebagai Wuhan coronavirus karena orang yang terinfeksi pertama kali berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei di Cina. Kemudian dikenal sebagai COVID-19 (SARS-CoV-2).
Pada 7 Januari 2020, otoritas kesehatan Tiongkok mengumumkan bahwa mereka telah mengisolasi penyebaran virus di Wuhan. Coronavirus baru ini awalnya bernama 2019-nCoV dan juga disebut Wuhan coronavirus karena orang yang terinfeksi pertama kali berasal dari Kota Wuhan, Provinsi Hubei di Cina, sebuah kota dengan lebih dari 11 juta penduduk dan pusat transportasi utama di Tiongkok. Pada 11 Februari 2020, penyakit itu secara resmi diberi nama COVID-19 dan virus yang menyebabkannya, secara resmi diberikan nama SARS-CoV-2. Virus ini menyerupai jenis koronavirus yang menyerang manusia lainnya yaitu MERS dan SARS, yang semuanya termasuk dalam subkelompok virus "beta". CDC mencatat bahwa MERS dan SARS keduanya bermula menginfeksi kelelawar sebelum akhirnya bermutasi untuk menginfeksi manusia.
3. Apa Gejala-Gejala Coronavirus COVID-19 (SARS-CoV-2)?
Orang yang terinfeksi dapat mengalami batuk dan demam, serta sesak napas.
Gejala-gejala penyakit virus ini menyerupai infeksi pernapasan lainnya. Orang yang terinfeksi dapat mengalami batuk dan demam, serta sesak napas. Beberapa pasien mengalami muntah, diare, dan gejala masalah perut lainnya. Kasus yang paling parah telah menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, dan kematian. Menurut CDC, beberapa orang yang terinfeksi memiliki sedikit atau tanpa gejala, sedangkan yang lainnya dapat mengalami sakit parah atau meninggal karena penyakit tersebut. Perkiraan awal gejala dimulai setelah paparan dari 2 - 14 hari dengan rata-rata gejala terjadi setelah 5 hari.
4. Bagaimana Coronavirus COVID-19 (SARS-CoV-2) Menyebar
Ada beberapa ketidaksepakatan tentang bagaimana COVID-19 menyebar.
Para ahli kesehatan secara luas setuju bahwa banyak pasien yang terinfeksi memiliki hubungan dengan pasar hewan / seafood hidup yang berada di Kota Wuhan, dari sini menunjukkan bahwa penyakit ini pertama kali menyebar dari kontak hewan ke manusia. Penyebaran dari manusia ke manusia pada awalnya dikonfirmasi di Cina, Korea Selatan, Italia, Iran, Amerika Serikat, dan akhirnya di seluruh dunia. Orang pertama yang terinfeksi di Indonesia adalah seorang ibu (64 tahun) dan putrinya (31 tahun). Keduanya diduga tertular virus corona karena kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Warga Jepang itu terdeteksi Corona setelah meninggalkan Indonesia dan tiba di Malaysia. Virus ini menyebar terutama dari orang ke orang melalui droplet yang dihasilkan oleh batuk dan / atau bersin. Kadang-kadang, itu ditransfer ke orang-orang ketika mereka menyentuh permukaan yang terkontaminasi oleh droplet yang mengandung virus; beberapa orang dapat menyebarkan infeksi meskipun tanpa menunjukkan gejala.
5. Bagaimana Coronavirus COVID-19 (SARS-CoV-2) Diobati?
Upaya masih terus sedang dilakukan untuk mengembangkan obat antivirus untuk memerangi COVID-19
Sebagai virus yang baru teridentifikasi, COVID-2019 belum memiliki cara perawatan khusus. Perawatan yang dilakukan hingga saat ini masih bersifat suportif; sejumlah besar pasien (sekitar 16 - 20%) perlu dirawat di rumah sakit untuk mendapatkan perawatan yang tepat. Upaya maksimal sedang dilakukan untuk mengembangkan obat antivirus untuk memerangi penyakit ini. Sementara itu CDC menyarankan agar petugas kesehatan harus berusaha untuk mengobati gejala-gejala infeksi melalui perawatan suportif. Para peneliti juga terus berusaha mengembangkan vaksin untuk melawan virus penyebab COVID-19.
6. Apakah Ada Vaksin untuk COVID-19 (SARS-CoV-2)?
Peneliti kesehatan di seluruh dunia terus berkontribusi dalam pengembangan vaksin.
Sejauh ini, belum ada vaksin yang dikembangkan untuk virus yang baru ditemukan ini. Pada tanggal 28 Januari, Departemen Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan AS mengumumkan bahwa National Institute of Health telah mulai bekerja sama dalam pengembangan vaksin COVID-19. Uji coba awal telah dimulai, tetapi kemungkinan akan memakan waktu satu tahun atau lebih sebelum vaksin yang aman dan terbukti dapat dirilis ke publik, menurut pejabat HHS. Komisi Kesehatan Nasional di China bekerja sama dengan berbagai organisasi kesehatan, termasuk Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), terus mempelajari lebih lanjut seberapa parah dan seberapa menular virus ini. Dengan berbagi data dan terus mempelajari penyakitnya, para peneliti kesehatan di seluruh dunia berharap dapat berkontribusi dalam pengembangan vaksin.
7. Apakah Virus Ini Dapat Bermutasi?
Ini adalah kelas virus yang diketahui mudah bermutasi.
Ini adalah kelas virus yang diketahui mudah bermutasi. Mutasi sebelumnya menyebabkan wabah SARS 2002-2003, di mana virus yang berasal dari luwak bermutasi untuk menyebarkan penyakit kepada manusia. Di Arab Saudi pada 2012, virus korona yang menginfeksi unta bermutasi menjadi menular pada manusia, yang menyebabkan berjangkitnya MERS. Saat ini, para peneliti belum menemukan sumber asli virus corona COVID-19 (SARS-CoV-2), tetapi mereka menduga itu berasal dari hewan liar yang dibunuh dan dijual untuk dimakan.
8. Apa Yang Dapat Anda Lakukan untuk Melindungi Diri Anda?
WHO memberikan panduan umum tentang cara mencegah infeksi COVID-19.
Berdasarkan pengalaman yang dikumpulkan dari wabah koronavirus sebelumnya, WHO memberikan panduan umum tentang cara mencegah infeksi virus COVID-19 (SARS-CoV-2):
- Jaga kebersihan tangan Anda dengan sabun dan air atau alkohol
- Tutup mulut Anda kapan saja Anda batuk atau bersin. Buang tisu bekas.
- Hindari menghabiskan waktu di sekitar orang yang mengalami demam atau batuk.
- Jika Anda menunjukkan gejala virus COVID-19 (batuk, demam, sesak napas), segera beri tahu dokter Anda, dan katakan pada dokter Anda tentang riwayat perjalanan terakhir Anda.
- Jika Anda mengunjungi pasar hewan di mana wabah koronavirus dicurigai, hindari hewan dan permukaan yang mungkin mereka sentuh.
- Pastikan semua produk hewani yang Anda gunakan dalam makanan sudah matang sepenuhnya sebelum dikonsumsi. Tangani daging mentah dengan hati-hati.
- Selain itu, CDC merekomendasikan Anda untuk menghindari mengunjungi daerah-daerah di mana ada wabah infeksi ini dan untuk menghindari kontak dekat dengan siapa pun yang telah mengunjungi daerah wabah atau menunjukkan tanda-tanda infeksi dalam 14 hari terakhir. Jarak sosial setidaknya 6 kaki juga dianjurkan.
9. Bagaimana Otoritas Tiongkok Menanggapi?
Pihak berwenang dari China mengkonfirmasi keberadaan virus baru ini pada 7 Januari 2020, dan mulai bekerja dengan WHO pada hari yang sama untuk mempelajari lebih lanjut tentang virus ini.
Pihak berwenang dari China mengkonfirmasi identitas virus baru pada 7 Januari 2020, dan mulai bekerja dengan WHO pada hari yang sama untuk mempelajari lebih lanjut tentang virus ini. Pihak berwenang Cina telah bereaksi terhadap wabah virus dengan penutupan provinsi Hubei yang belum pernah terjadi sebelumnya. Pembatasan perjalanan mempengaruhi jutaan orang di kota, bandara, transportasi umum, tempat kerja, dan sekolah telah ditutup untuk mencegah penularan lebih lanjut. Pada 3/17/2020, jumlah COVID-19 (SARS-CoV-2) telah sangat berkurang dan orang-orang Cina membongkar rumah sakit darurat yang sebelumnya mereka bangun untuk merawat orang-orang yang terinfeksi oleh penyakit ini.
10. Bagaimana Dunia Menanggapinya?
Beberapa negara lain telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran virus Wuhan lebih lanjut.
Negara-negara di seluruh dunia telah mengambil langkah-langkah untuk mencegah penyebaran lebih lanjut dari virus COVID-19 (SARS-CoV-2). Skrining dilakukan di bandara, acara dibatalkan, sekolah ditutup, pejabat kesehatan masyarakat memerintahkan untuk menghindari ruang publik sebanyak mungkin, dan isolasi diri / karantina sendiri dan praktik social distancing sedang berlangsung. Dengan wabah besar yang terjadi di Korea Selatan, Eropa (terutama Italia) dan sekarang AS, para pejabat berharap bahwa praktik yang diberlakukan akan membantu masyarakat dan memperlambat penyebaran penyakit yang baru muncul ini.
إرسال تعليق