Sebuah situs penggalian yang terletak dibawah laut di Haifa, Israel, telah mengungkap sebuah sumur air tawar kuno berusia 7.500 tahun dari sebuah desa tua jaman Neolitik. Temuan ini berasal dari sebuah pemukiman pra-logam dan pra-tembikar yang berada di situs Kfar Samir. Desa tua ini tenggelam didalam kedalaman air sedalam 5 meter (16 kaki) yang diperkirakan disebabkan oleh kenaikan permukaan laut pada jaman prasejarah, dan menenggelamkan sebuah tempat yang diperkirakan sebagai pusat produksi minyak zaitun dunia.
Mengungkap Kehidupan Masa Lalu Dari Desa Tua
Beberapa Tim peneliti dari Universitas Flinders di Australia, Israel
Universitas Haifa dan Israel Antiquities Authority, telah melakukan
penggalian struktur yang tenggelam ini dengan menggunakan
fotogrametri, dengan harapan dapat memperoleh informasi tentang
kehidupan masyarakat kuno melalui desa tua yang pernah berkembang di daerah ini, tentang apa yang mereka makan, bagaimana mereka berburu, dan model perdagangan masyarakat ketika itu.
Sumur ini diperkirakan dijadikan sebagai sumber air tawar bagi masyarakat desa tua tersebut. Menurut Arkeolog Kelautan, Jonatahan Benjamin dari
Flinders University , "sumur air tawar ini sangat berguna bagi
arkeologi Neolitik karena setelah sumur ini tidak digunakan, masyarakat
menggunakannya sebagai tempat sampah besar." Setelah permukaan laut
mulai naik dan menyebabkan air sumur yang semula tawar menjadi asin,
dan akhirnya digunakan sebagai tempat pembuangan sampah seperti tulang
hewan dan sisa makanan.
Seorang penyelam di Atlit Yam baik, situs neolitikum lain di lepas pantai Haifa, Israel. Kredit: Israel Antiquities Authority |
Dr Benjamin (kiri) dan tim Universitas Haifa membersihkan pasir di lokasi penggalian. Kredit: J. McCarthy. |
"Ini merupakan temuan yang luar biasa bagi para arkeolog, karena berarti kita dapat mengetahui tentang kehidupan masyarakat ketika itu melalui sampah yang dibuang oleh masyarakat prasejarah di desa tua ini- termasuk tulang hewan, serat tanaman dan alat – alat yang mereka gunakan, hal ini berguna untuk mengetahui tentang bagaimana kehidupan peradaban kuno , bagaimana mereka berburu dan apa yang mereka makan," kata Benjamin.
Situs Ilmu pengetahuan dan penelitian Phys.org melaporkan bahwa hasil sampel inti dari situs Kfar Samir akan memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai makanan jaman Mediterania awal, dan system perdagangan yang terjadi desa tua ini. Para peneliti berharap akan menemukan alat-alat yang tebuat dari batu, jarum yang terbuat dari tulang, biji-bijian, serat tanaman, dan bahan organik lainnya.
Benjamin mencatat bahwa lokasi ini mungkin merupakan pusat produksi minyak zaitun tertua di dunia, berdasarkan penggalian sebelumnya. Sebuah studi yang dimuat dalam Journal of Archaeological Science menggambarkan tentang ribuan batu zaitun yang hancur dan bukti awal tentang teknologi produksi minyak zaitun yang ditemukan di lubang-lubang di situs prasejarah pada tahun 1990-an.
Sumur air tawar yang terendam di situs arkeologi Kfar Samir. Kredit: Israel Antiquities Authority |
Tekhnologi canggih fotogrametri yang digunakan oleh tim peneliti dan Wessex Arkeologi, dalam mengembangkan foto "mosaik", dan model 3-D dari sumur ini. Fotogrametri, mampu menentukan ukuran dan posisi yang tepat dengan menggunakan foto-foto yang diperoleh, sebetulnya hal ini bukanlah ilmu baru, namun penggunaannya memungkinkan untuk melakukan ekspansi ke perbatasan bawah air adalah merupakan ekhnologi terbaru. Benjamin menjelaskan teknik tersebut "bukan hanya tentang menciptakan gambar cantik untuk arkeolog maritime, namu alat ini dapat kita gunakan untuk mempelajari situs dan membuat interpretasi arkeologi. Kita bisa menghabiskan beberapa menit di bawah air, tapi kita dapat jam menganalisis materi secara detail hingga hal-hal terkecil di daratan. "
Bagi para arkeolog dan sejarawan, informasi yang diberikan oleh situs prasejarah ini sangat penting, untuk mengetahui banyak hal tentang kehidupan manusia prasejarah khususnya di sekitar lokasi penemuan ini. Penelitian akan terus dilakukan untuk mengorek informasi yang lebih lengkap mengenai situs kuno Haifa, karena permukaan air laut yang terus berubah dari waktu ke waktu. Kita tunggu informasi selanjutnya yang akan diperoleh oleh para ilmuwan dam penelitian mereka di desa tua yang tenggelam dibawah laut ini
Posting Komentar