Ketika Jerman berencana untuk mengisi museumnya yang berada di Gotha, Ernest II memerintahkan Ulrich Jaspar Seetzen (1811) seorang Dokter dan Explorer untuk mengumpulkan benda-benda antik dari seluruh dunia. Dengan diberi sarana materi dan uang yang banyak Seetzen mengunjungi beberapa negara di Timur Tengah untuk membeli benda-benda kuno yang berkaitan dengan seni, agama dan sastra. Selama di Kairo, Seetzen "membeli" 1574 manuskrip, 3536 benda purbakala dan berbagai spesimen biologi dan geologi lainnya.
Untuk mempermudah mendapatkan benda-benda tersebut Seetzen menyamar sebagai seorang Muslim agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Mesir dan Arab. Pada tanggal 17 Januari 1809, Seetzen memasuki Masjid 'Amr bin al-'As masjid, Fustat, dengan maksud untuk membeli naskah kuno Al-Qur'an namun gagal.
Seorang kolektor dengan minat yang sama, bernama Jean-Louis Asselin de Cherville ( 1822), yang merupakan agen konsuler Perancis di Mesir, bernasib jauh lebih baik, entah bagaimana caranya Cherville berhasil membawa 46 lembar naskah Al-Qur’an dan sebagian masih disimpan di Paris hingga hari ini. Namun demikian 12 lembar saat berhasil dibeli oleh Seetzen dari Cherville.
Untuk mempermudah mendapatkan benda-benda tersebut Seetzen menyamar sebagai seorang Muslim agar mendapatkan kepercayaan dari masyarakat Mesir dan Arab. Pada tanggal 17 Januari 1809, Seetzen memasuki Masjid 'Amr bin al-'As masjid, Fustat, dengan maksud untuk membeli naskah kuno Al-Qur'an namun gagal.
Seorang kolektor dengan minat yang sama, bernama Jean-Louis Asselin de Cherville ( 1822), yang merupakan agen konsuler Perancis di Mesir, bernasib jauh lebih baik, entah bagaimana caranya Cherville berhasil membawa 46 lembar naskah Al-Qur’an dan sebagian masih disimpan di Paris hingga hari ini. Namun demikian 12 lembar saat berhasil dibeli oleh Seetzen dari Cherville.
Tahun Penulisan Al-Qur'an Usmani Abad 1 Yang Tersimpan Di The Egyptian National Library, Mesir
Berbagai pendapat tentang tahun pembuatan manuskrip ini telah disampaikan oleh para ahli, yang paling populer adalah dibuat pada akhir abad ke-1 / awal abad ke-2 hijrah. Sementara itu Hussein berpendapat bahwa naskah ini dibuat pada abad ke-7, Moritz berpendapat dibuat pada abad ke 1 atau 2 hijrah dan Deroche berpendapat pada awal abad ke-2 hijrah / abad ke-8 Masehi yaitu pada pertengahan abad ke 2 hijrah atau abad ke-8 M. Sementara itu Von Bothmer berpendapat bahwa naskah ini berasal dari abad ke-2 hijrah / abad 8 Masehi. Berdasarkan uji karbon yang dilakukan Al-Qur'an ini dibuat pada abad ke-7, yaitu pada tahun 609-694Masehi dengan tingkat kepercayaan 95,2%.
Model tulisan Dan Ornamen
Naskah Al-Qur'an Usmani Abad 1 ini ditulis dalam model tulisan Kufi. Bentuk surat dalam kategori ini sangat dekat dengan orang-orang dari Hijazi IV. Bentuk huruf “ha” dalam naskah ini sangat mirip dengan yang ditemukan dalam prasasti di Kubah Batu Al-Aqsha yang dibuat pada 72 H / 691 M.
Naskah Al-Qur'an Usmani Abad 1 ini ditulis pada perkamen yang terdiri dari 12 baris per halaman, model tulisan dibuat sedikit miring ke belakang dengan ascenders tinggi yang mengingatkan kita pada jenis huruf Kufi yang sering dipakai selama periode Umayyah. Tulisan dibuat tanpa tanda vokal juga tanda konsonan yang sangat terbatas (yaitu, tanda diakritik) - pada beberapa lembar tidak ditemukan tanda diakritik sama sekali. Manuskrip
ini juga ditulis dengan multi-warna (misalnya, merah, hijau, hitam, coklat), terdapat garis diagonal yang biasanya digunakan untuk menunjukkan akhir ayat. Setiap lima ayat ditandai dengan medali dan tanda cartouches persegi yang terdapat lambang quatrefoil digunakan untuk menunjukkan setiap sepuluh ayat. Dalam beberapa bagian terdapat tanda pita dengan ornamen diatasnya yang memisahkan antar surah tanpa menyebutkan nama Surah, juga terdapat beberapa tanda crenellations berbentuk segitiga.
Beberapa manuskrip Al-Qur'an lainnya seperti yang terdapat di St Petersburg, dua di Istanbul (di Museum Perpustakaan Topkapi dan TIEM), Kairo dan Samarqand dan yang ditemukan di belahan dunia Islam lainnya, hampir semua mengklaim terdapat jejak darah khalifah ketiga Usman bin Affan pada halaman tertentu, yang dibaca saat beliau membaca Al-Qur’an dan dibunuh oleh seorang pengkhianat Munafik. Dengan pertimbangan palaeographic, Al Qur'an ini bukanlah milik khalifah ketiga Usman Bin Affan.
Ukuran Dan Jumlah Folio
Ukuran folio dari Al-Qur'an Usmani Abad 1 ini sedikit bervariasi dengan perkiraan dimensi 53 x 63 cm, dan sudah dipotong dari ukuran aslinya yaitu kira-kira 53 x 68 cm. Bidang tulisannya berukuran 47-48 x 55-56 cm, naskah Al-Qur’an ini memiliki format besa dengan 12 baris per halaman yang berisi sejumlah besar lembar yang masih ada yang juga merupakan naskah terbesar yang di teliti oleh Deroche di Bibliotheque Nationale, Paris.
Total jumlah lembaran yang tersimpan di museum ini adalah 306 lembar, sementara itu di Perpustakaan Nasional Mesir, Kairo, terdapat 562 lembar termasuk juga 248 lembar perkamen asli, 34 folio pada perkamen palsu, 61 lembar dari Al-Qur'an lain dan 219 folio yang ditulis di atas kertas dan selesai pada tahun 1830 M. Lembaran lainnya yang berjumlah 46 folio tersimpan di Paris, 12 folio tersimpan di Gotha, perkiraan Deroche naskah ini awalnya berisi lebih dari 600 lembar.
Referensi:
http://www.islamic-awareness.org/Quran/Text/Mss/dak139.html
Posting Komentar