Dahulu orang menganggap bahwa matahari bergerak mengelilingi bumi sebagai pusatnya, atau diistilahkan sebagai geocentris namun kemudian anggapan ini terbantahkan seiring dengan kemajuan ilmu Astronomi  yang justru menemukan bahwa yang terjadi justru sebaliknya yaitu ternyata bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari atau disebut sebagai Heliocentris.Meskipun  telah ada literatur yang mengatakan bahwa bumi bergerak mengelilingi matahari namun alam fikiran manusia manusia ketika itu masih berada pada taraf berkesimpulan terhadap apa yang mereka lihat. Yang mereka lihat adalah matahari terbit disebelah timur dan terus berjalan setiap hari hingga tenggelam disebelah barat pada sore hari.

Ilmu pengetahuan akhirnya menemukan bahwa matahari merupakan pusat tata surya dimana planet-planet disekitarnya bergerak mengelilingi matahari termasuk diantaranya bumi, tempat tinggal kita. Matahari memiliki diameter 1.392.684 km itu berarti ukuran matahari 109 kali lipat lebih besar dari bumi.

Para Ilmuwan juga menemukan bahwa matahari beserta seluruh isi tata surya kita juga bergerak mengelilingi pusat galaksi Bimasakti. Jarak antara matahari dan pusat galaksi Bimasakti adalah 28.000 tahun cahaya dan mempunyai kecepatan pergerakan 828.000 KM/jam. Untuk mencapai putaran sempurna ke titik yang sama dalam mengitari galaksi Bima Sakti matahari membutuhkan waktu  226 juta tahun.

Garis Edar Matahari


Hingga awal abad ke-17, belum ditemukan bahwa sebenarnya matahari bergerak pada garis edarnya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti. Pada tahun 1750 astronom Inggris Thomas Wright, dalam bukunya An original theory or new hypothesis of the Universe (Teori asli atau hipotesis baru tentang Alam Semesta), berspekulasi (namun benar) bahwa Bima Sakti kemungkinan adalah sebuah badan berputar dari bintang-bintang dalam jumlah besar yang diikat oleh gaya gravitasi, serupa dengan tata surya namun dalam skala yang jauh lebih besar. Piringan bintang yang dihasilkan dapat terlihat sebagai pita di langit dari sudut pandang kita dalam piringan tersebut.  Dalam risalah pada tahun 1755, Immanuel Kant mengembangkan ide Wright tentang struktur Bima Sakti.

[caption id="attachment_4707" align="alignleft" width="300"]MilkyWayBlackHole Supermasive Black Hole Galaksi Bima Sakti[/caption]

Matahari dan semua planetnya berada di dalam sebuah galaksi yakni Galaksi Bima Sakti. Jika Bumi dan seluruh planet di Tata Surya bergerak mengelilingi Matahari, maka Matahari dan seluruh sistem di dalamnya bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti yang menjadi rumahnya. Di dalam galaksi Bima Sakti, Matahari berada di salah satu lengan spiralnya pada jarak 28000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Dan pusat galaksi BImasakti merupakan sebuah lubang hitam supermasif. Jika waktu yang dibutuhkan oleh Matahari untuk menyelesaikan satu putaran mengelilingi pusat Bima Sakti adalah 226 juta tahun, maka semenjak pertama kali  matahari terbentuk 4,6 milyar tahun lalu berarti Matahari baru 20,4 kali mengelilingi pusat Bima Sakti.

Menurut para ahli, matahari akan terus bergerak mengelilingi pusat Bima Sakti hingga 31 putaran lagi hingga bahan bakar yang berupa hidrogen habis, dan hal tersebut diperkirakan akan berakhir sekitar 7 milyar tahun dari sekarang.

Yang lebih menakjubkan adalah bahwa 12 abad sebelum Thomas Wright berspekulasi  tentang  matahari bergerak mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti, secara
jelas Al-Qur’an telah menyebutkannya tentang peredaran matahari pada garis edarnya dalam surat Yasin ayat 38.

dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui. (QS. 36:38)

Informasi yang dimuat dalam Al-Qur’an sejak  Abad ke-6 ini jelas disebutkan bahwa “matahari berjalan di tempat peredaranya” . Ilmuwan Muslim yang memahami ilmu Astronomi dan penggunaan bahasa Al-Qur’an, sangat memahami bahwa apa yang ditemukan oleh Astronom modern saat ini begitu sesuai dengan ayat Al-Qur’an. Penjelasan secara ilmiahpun kemudian dibuat dan kita dapat membacanya dalam berbagai literatur ilmu pengetahuan. Memang tidak secara rinci Al-Qur’an memberitahukan  tentang bagaimana matahari berjalan pada garis edarnya,  karena harus kita fahami bahwa Al-Qur’an bukanlah hanya sekedar buku suci yang membahas tentang ilmu pengetahuan, lebih dari itu Al-Qur’an adalah merupakan kitab yang dibuat untuk kehidupan manusia dalam menggapai ridloNya. Ayat-ayat yang memberikan informasi tentang ilmu pengetahuan biasanya hanya sepintas dan dibutuhkan penafsiran dari orang-orang yang bukan hanya sekedar memahami bahasa Arab namun juga harus faham bahasa Al-Qur’an. Namun demikian penggunaan bahasa dalam mengungkapkan sebuah peristiwa, Al-Qur’an selalu menggunakan kata dengan pengertian yang luas dan tepat.









Garis Edar Matahari Dalam Perspektif Al-Qur'an Dan Didukung Ilmu Pengetahuan
Dua buah Galaksi yang berdampingan

 

Sebagaimana kita ketahui, dalam ber-revolusi matahari  berjalan mengitari orbitnya sendiri mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti. Dalam ayat tersebut Allah menggunakan kata “Limustaqarrin laha” dan tidak menggunakan kata dasar “falak” yang mempunyai arti sama namun memiliki  pengertian yang berbeda. Limustaqarin Laha memiliki arti “di tempat peredarannya” yang jika diartikan secara literal maka akan berarti “berjalan di garis edarnya menuju tempat atau waktu yang telah ditentukan pada tempat pemberhentian/peristirahatannya”. Ayat tersebut memberitahukan bahwa matahari beredar sampai batas waktu yang ditentukan, dan ketika sudah tiba pada waktu yang di tentukan maka dia akan berhenti. Sama persis dengan apa yang telah disampaikan diatas bahwa matahari akan berhenti beredar saat kehabisan bahan bakar yang berupa hidrogen, dan mungkin itulah yang di maksud dalam ayat berikut ini:

"Allah-lah yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arsy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar, hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu menyakini pertemuan(mu) dengan Rabb-mu." – (QS.13:2)

Dalam ayat ini juga dijelaskan bahwa matahari berjalan dalam garis edarnya, hal ini menunjukkan bahwa Allah telah menyediakan garis edar untuk matahari itu sendiri sejak 4,6 milyar tahun yang lalu. Semuanya berjalan begitu sempurna tanpa ada kesalahan, andaikan sedikit saja matahari menyimpang dari garis edarnya maka akan terjadi musibah yang luar biasa di alam ini.

Seiring dengan kemajuan tekhnologi Pemberitahuan Al-Qur’an tentang banyak hal terkait dengan ilmu pengetahuan semakin mengungkap kebenaran Al-Qur’an dan telah membuat banyak orang yang dulunya antipati terhadap Islam beralih memilih Islam sebagai agama mereka.

Namun demikian banyak juga orang yang menanggapi fenomena kebenaran ilmiah Al-Qur’an yang disampaikan oleh para ilmuwan dengan cara skeptif  dan menganggap apa yang mereka sampaikan adalah sesuatu yang dipaksakan dan di cocok-cocokan belaka. Sayang sekali orang-orang skeptif ini sebenarnya adalah orang-orang pandai  namun tidak memahami bahasa Al-Qur’an dan menilai setiap kebenaran dalam Al-Qur’an berdasarkan kebencian karena berbeda dengan keyakinan yang dianutnya.  Andai saja mereka mau melepas baju kebencian dan berbicara atas nama kebenaran ilmiah dan hati nurani tentu mereka akan dapat menerima kebenaran ini.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama