Kehadiran Syi’ah di beberapa wilayah di Indonesia mendapat penolakan, hal itu bukanlah sesuatu yang aneh karena bagi Muslim yang memahami apa sebenarnya Syi’ah tentu akan melakukan hal yang sama. Aqidah Syi’ah telah menafikan Al-Qur’an sebagai dasar hukum Islam dengan menyebutkan bahwa tidak ada satupun ayat di dalam Al-Qur’an dapat dijadikan sebagai hujjah, alasan mereka melakukan hal tersebut karena menurut mereka Al-Qur’an telah dirubah. Saat mereka sudah tidak lagi mengakui Al-Qur’an sebagai dasar hukum bagi Umat Islam tentu mereka sudah menyimpang dari ajaran Islam yang sebenarnya. Pernyataan tentang bahwa Al-Qur’an sudah tidak lagi asli dan telah terjadi banyak pengubahan disampaikan oleh Muhammad bin Murtadlaa Al-Kaasyi dalam. Dia adalah seorang tokoh Syi’ah yang dianggap ‘alim dan ahli hadits dari kalangan Syi’ah - :

لم يبق لنا اعتماد على شيء من القران. اذ على هذا يحتمل كل اية منه أن يكون محرفاً ومغيراً ويكون على خلاف ما أنزل الله فلم يقب لنا في القران حجة أصلا فتنتفى فائدته وفائدة الأمر باتباعه والوصية بالتمسك به

“Tidaklah tersisa bagi kami untuk berpegang suatu ayat dari Al-Qur’an. Hal ini disebabkan setiap ayat telah terjadi pengubahan sehingga berlawanan dengan yang diturunkan Allah. Dan tidaklah tersisa dari Al-Qur’an satu ayatpun sebagai hujjah. Maka tidak ada lagi faedahnya, dan faedah untuk menyuruh dan berwasiat untuk mengikuti dan berpegang dengannya ….” [Tafsir Ash-Shaafiy 1/33]

Selain itu Syi’ah juga telah mengklaim bahwa mereka memiliki kitab suci lain yang disebut sebagai “Mushaf Faathimah” yang dinyatakan tiga kali lebih besar daripada Al-Qur’an. Mereka juga mengatakan bahwa sebenarnya Al-Qur’an yang diturunkan kepada Nabi Muhammad terrdiri dari 17.000 ayat. Hal tersebut dapat kita ketahui dari beberapa pernyataan yang disampaikan oleh tokoh-tokoh yang mereka yang anggap sebagai ahli hadits dikalangan mereka.
Berkata Muhammad bin Ya’qub Al-Kulainiy – seorang yang dianggap ahli hadits dari kalangan Syi’ah – (w. 328/329 H) :

عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام قال : وإن عندنا لمصحف فاطمة (ع) وما يدريهم ما مصحف فاطمة 'ع'. قال : قلت : وما مصحف فاطمة (ع) ؟ قال : مصحف فاطمة فيه مثل قرانكم هذا ثلاث مرات. والله ما فيه من قرانكم حرف واحد. قال : قلت : هذا والله العلم

Dari Abu Bashiir, dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam ia berkata : “Sesungguhnya pada kami terdapat Mushhaf Faathimah. Dan tidaklah mereka mengetahui apa itu Mushhaf Faathimah”. Aku berkata : “Apakah itu Mushhaf Faathimah ?”. Abu ‘Abdillah menjawab : “Mushhaf Faathimah itu, di dalamnya tiga kali lebih besar daripada Al-Qur’an kalian. Demi Allah, tidaklah ada di dalamnya satu huruf pun dari Al-Qur’an kalian”. Aku berkata : “Demi Allah, ini adalah ilmu” [Al-Kaafiy 1/457].

عن هشام بن سالم عن أبي عبد الله عليه السلام قال : أن القران الذي جاء به جبريل عليه السلام إلى محمد صلى الله عليه وسلم سبعة عشر ألف اية

Dari Hisyam bin Saalim, dari Abu ‘Abdillah ‘alaihis-salaam ia berkata : “Sesungguhnya Al-Qur’an yang diturunkan melalui perantaraan Jibril ‘alaihis-salaam kepada Muhammad shallallaahu ‘alaihi wasallam terdiri dari 17.000 (tujuh belas ribu) ayat” [Al-Kaafiy 4/456].

Berkata Muhammad Baaqir Taqiy bin Maqshuud Al-Majlisiy (w. 1111 H) – seorang yang dianggap imam dan ahli hadits di masanya – ketika mengomentari hadits di atas :

موثق، وفي بعض النسخ عن هشام بن سالم موضع هارون ابن سالم، فالخبر صحيح ولا يخفى أن هذا الخبر وكثير من الأخبار في هذا الباب متواترة معنى، وطرح جميعها يوجب رفع الاعتماد عن الأخبار رأسا، بل ظني أن الأخبار في هذا الباب لا يقصر عن أخبار الامامة فكيف يثبتونها بالخبر ؟

”Shahih. Dalam sebagian naskah tertulis : ”dari Hisyaam bin Saalim” pada tempat rawi yang bernama Haaruun bin Saalim. Maka khabar/riwayat ini shahih dan tidak tersembunyi lagi bahwasannya riwayat ini dan banyak lagi yang lainnya dalam bab ini telah mencapai derajat mutawatir secara makna. Menolak keseluruhan riwayat ini (yang berbicara tentang perubahan Al-Qur’an) berkonsekuensi menolak semua riwayat (yang berasal dari Ahlul-Bait). Aku kira, riwayat-riwayat dalam bab ini tidaklah lebih sedikit dibandingkan riwayat-riwayat tentang imamah. Nah, bagaimana masalah imamah itu bisa ditetapkan melalui riwayat ? [Mir-aatul-‘Uquul fii Syarhi Akhbaari Aalir-Rasuul 12/525].

Berkata Sulthan Muhammad bin Haidar Al-Khurasaaniy :

اعلم، أنه قد استفاضت الأخبار عن الأئمة الأطهار بوقوف الزيادة والنقيصة والتحريف والتغيير فيه

”Ketahuilah bahwasannya telah banyak tersebar khabar-khabar dari para imam yang suci tentang adanya penambahan, pengurangan, penyimpangan, dan perubahan Al-Qur’an...” [Bayaanus-Sa’aadah fii Muqaamaatil-’Ibaadah 1/12].

Selain mereka telah menyatakan bahwa Al-Qur’an sudah tidak asli lagi, mereka juga ternyata mempunyai ayat-ayat Al-Qur’an versi mereka sendiri yang berbeda, berikut ini beberapa contoh ayat Al-Qur’an versi Syi’ah sebagaimana termaktub dalam sebagian kitab-kitab mereka :

QS. Al-Baqarah ayat 23 :

عن جابر قال : نزل جبريل عليه السلام بهذا الاية على محمد هكذا : وَإِنْ كُنْتُمْ فِي رَيْبٍ مِمَّا نَزَّلْنَا عَلَى عَبْدِنَا فِي عَلِيٍّ فَأْتُوا بِسُورَةٍ مِنْ مِثْلِهِ

Dari Jaabir ia berkata : Jibril ’alaihis-salaam turun dengan ayat ini kepada Muhammad : ”Dan jika kamu (tetap) dalam keraguan tentang Al Qur'an yang Kami wahyukan kepada hamba Kami (Muhammad) atas ’Ali, buatlah satu surat (saja) yang semisal Al Qur'an itu” [Al-Kaafiy 2/381].

QS. Al-Ma’aarij ayat 1 – 2 :

عن أبي بصير عن أبي عبد الله عليه السلام : سَأَلَ سَائِلٌ بِعَذَابٍ وَاقِعٍ * لِلْكَافِرينَ بِوِلَايَةِ عَلِي لَيْسَ لَهُ دَافِعٌ

Dari Abu Bashiir, dari Abu ’Abdillah ’alaihis-salaam : ”Seseorang peminta telah meminta kedatangan azab yang bakal terjadi, untuk orang-orang kafir terhadap wilayah ’Ali, yang tidak seorang pun dapat menolaknya” [Al-Kafiy 2/390].

QS. Al-Ahzaab ayat 71 :

عن أبي بصير عن أبي عبد الله في قوله تعالى : (وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فِي وِلَايَة عَلِي وَوِلَايَةِ الْأَئِمَّةِ مِنْ بَعْدِهِ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا) هكذا نزلت

Dari Abu Bashiir dari Abu ’Abdillah dalam firman Allah ta’ala : ”Dan barang siapa menaati Allah dan Rasul-Nya dalam wilayah ’Ali dan para imam setelahnya, maka sesungguhnya ia telah mendapat kemenangan yang besar” . Begitulah ayat tersebut diturunkan ” [Al-Kaafiy 2/372].

QS. Muhammad ayat 26 :

عن أبي عبد الله عليه السلام في قوله عز وجل الذي نزل به جبريل عليه السلام على محمد صلى الله عليه واله وسلم : ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُوا لِلَّذِينَ كَرِهُوا مَا نَزَّلَ اللَّهُ فِي عَلِيٍّ سَنُطِيعُكُمْ فِي بَعْضِ الْأَمْرِ

Dari Abu ’Abdillah ’alaihis-salaam dalam firman Allah ’azza wa jalla yang diturunkan melalui perantaraan Jibril ’alaihis-salaam kepada Muhammad shallallaahu ’alaihi wa aalihi wasallam : ”Yang demikian itu karena sesungguhnya mereka (orang-orang munafik) itu berkata kepada orang-orang yang benci kepada apa yang diturunkan Allah dalam hal (wilayah) ’Ali : "Kami akan mematuhi kamu dalam beberapa urusan" [Al-Kaafiy 2/388].

Demikianlah beberapa hal tentang Al-Qur'an menurut Syi'ah, semoga pembahasan ini dapat membantu para pembaca sekalian untuk memahami tentang kenapa keberadaan mereka ditolak oleh masyarakat. Mereka terus menyebarkan faham ini kepada orang-orang awam yang tidak memahami dasar-dasar Islam. Mereka sholat sebagaimana umat Islam melakukan sholat, namun mereka mempunyai keyakinan yang berbeda terhadap Al-Qur'an dan prinsip-prinsip Aqidah Ahlusunnah wal jama'ah. Semoga bermanfaat.

Wallahu A'lam

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama