Dua kalimat Syahadat adalah merupakan kalimat yang menjadi keyakinan dasar bagi setiap Muslim dalam kehidupan mereka. Kalimat sakral ini mengandung beberapa pokok penting yang tidak dapat dipisahkan antara satu dengan lainnya. Isi dari kalimat Syahadat bagaikan dua sisi mata uang yang tidak boleh hanya ada satu sisi saja, kesemuanya harus berjalan bersama sebagai sebuah keyakinan dan amal perbuatan yang yang harus diwujudkan dalam keyakinan dan amal nyata. Memahami dan mengamalkan kandungan syahadat akan membawa seseorang pada kebahagiaan sejati.

kandungan-syahadat1

Memahami dan Mengamalkan Kandungan Syahadat Dengan Benar Akan Melahirkan Kebahagiaan

Dengan memahami kandungan syahadat seseorang akan menyadari konsekwensi kalimat Syahadat yang telah diucapkannya. Pemahaman terhadap kandungan syahadat akan melahirkan keimanan, keimanan akan selalu melahirkan hati yang tenang dan istiqomah dan pada akhirnya akan membawa manusia ke dalam kebahagiaan. Bagaimana Syahadat dapat membuat seseorang mendapatkan kebahagiaan? Mari kita bahas secara urut dan kita mulai dari esensi kandungan Syhadat.
Baca juga: Bagaimana Cara Memahami Syahadat Dengan Benar?

Kedudukan Syahadat bagi setiap Muslim






 

kandungan-syahadat2

Ketika seseorang telah mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka sebenarnya orang tersebut telah melakukan tiga hal pokok penting dalam kehidupannya, dan 3 pokok penting kandungan syahadat tersebut harus ada dalam setiap hati seorang Muslim. Apa saja tiga pokok penting tersebut?

1. Ikrar
Ikrar menurut bahasa Arab menurut itsbat (menetapkan). Ini berasal dari kata “ qarra asy – syaia, yaqirru “. Menurut syara’ ikrar bearti pengakuan terhadapa apa yang di dakwakan. Ikrar merupakan dalil yang terkuat untuk menetapkan dakwaan si pendakwa. Oleh karena itu dapat diartikan bahwa Ikrar adalah raja dari pembuktian dan dinamakan juga sebagai kesaksisan diri.
Para ulama telah bersepakat bahwa ikrar itu disyari’atkan oleh kitab dan sunnah. Allah SWT berfirman:

“wahai orang – orang yang beriman, jadilah kamu orang yang benar – benar penegak kebenaran, menjadi saksi karena Allah, biarpun terhadap dirimu sendiri” ( An – nisa : 135 ).

Menurut istilah umum Ikrar adalah merupakan pernyataan yang diucapkan atas kesadaran diri sendiri untuk mengabdi, untuk melakukan suatu tindakan tertentu, menunaikan suatu pelayanan atau persyaratan, atau menahan diri untuk tidak melakukan hal-hal tertentu.

18. Allah menyatakan bahwasanya tidak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu[188] (juga menyatakan yang demikian itu). Tak ada Tuhan melainkan Dia (yang berhak disembah), Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS. 3:18)

[188]. Ayat ini untuk menjelaskan martabat orang-orang berilmu.

81. Dan (ingatlah), ketika Allah mengambil perjanjian dari para nabi: "Sungguh, apa saja yang Aku berikan kepadamu berupa kitab dan hikmah kemudian datang kepadamu seorang rasul yang membenarkan apa yang ada padamu, niscaya kamu akan sungguh-sungguh beriman kepadanya dan menolongnya"[209]. Allah berfirman: "Apakah kamu mengakui dan menerima perjanjian-Ku terhadap yang demikian itu?" Mereka menjawab: "Kami mengakui." Allah berfirman: "Kalau begitu saksikanlah (hai para nabi) dan Aku menjadi saksi (pula) bersama kamu." ( QS: 3:81)

[209]. Para nabi berjanji kepada Allah s.w.t. bahwa bilamana datang seorang Rasul bernama Muhammad mereka akan iman kepadanya dan menolongnya. Perjanjian nabi-nabi ini mengikat pula para ummatnya.

2. Sumpah
Secara bahasa sumpah ( أقسام )merupakan bentuk plural dari kata ( قسم ) yang berarti sumpah yang memiliki dua makna dasar, yaitu indah dan baik, serta bermakna membagi sesuatu. Menurut pengertian syara’ arti kata sumpah ( قسم ) adalah menahkikkan atau menguatkan sesuatu dengan menyebut nama Allah S WT, seperti ucapan walLahi, bilLahi, talLahi. Secara etimologis arti kata sumpah adalah:

Pernyataan yang diucapkan secara resmi dengan bersaksi kepada Allah SWT untuk menguatkan kebenaran dan kesungguhan.
Pernyataan yang disertai tekad melakukan sesuatu menguatkan kebenarannya atau berani menerima sesuatu bila yang dinyatakan tidak benar.
Janji atau ikrar yang teguhakan menunaikan sesuatu.

Ayat Al-Qur’an yang berhubungan dengan sumpah
2. Mereka itu menjadikan sumpah mereka sebagai perisai[1476], lalu mereka menghalangi (manusia) dari jalan Allah. Sesungguhnya amat buruklah apa yang telah mereka kerjakan. (QS. 63:2)

[1476]. Mereka bersumpah bahwa mereka beriman adalah untuk menjaga harta mereka supaya jangan dibunuh atau ditawan atau dirampas hartanya.

6. Dan orang-orang yang menuduh isterinya (berzina), padahal mereka tidak ada mempunyai saksi-saksi selain diri mereka sendiri, maka persaksian orang itu ialah empat kali bersumpah dengan nama Allah, sesungguhnya dia adalah termasuk orang-orang yang benar. ( QS: 24:6 )

8. Istrinya itu dihindarkan dari hukuman oleh sumpahnya empat kali atas nama Allah sesungguhnya suaminya itu benar-benar termasuk orang-orang yang dusta. ( QS: 24: 8 )

3. Janji
Pokok penting dari kandungan syahadat selanjutnya adalah janji, Ali bin Abi Thalhah mengatakan dari Ibnu ‘Abbas, “Yang dimaksud dengan perjanjian tersebut adalah segala yang dihalalkan dan diharamkan Allah, yang difardhukan, dan apa yang ditetapkan Allah di dalam Al-Qur’an secara keseluruhan, maka kalian jangan mengkhianati dan melanggarnya.”

Selanjutnya menurut Ibnu ‘Abbas tentang menepati janji berdasarkan surat Al-Ma’idah ayat 1 adalah sebagai berikut, “Hal itu menunjukkan keharusan berpegang dan menepati janji, dan hal itu menuntut dihilangkannya hak pilih dalam jual beli.”

Dari sini, melanggar janji adalah haram. Sebagaimana Allah berfirman:

وَأَوْفُواْ بِعَهْدِ اللّهِ إِذَا عَاهَدتُّمْ وَلاَ تَنقُضُواْ الأَيْمَانَ بَعْدَ تَوْكِيدِهَا وَقَدْ جَعَلْتُمُ اللّهَ عَلَيْكُمْ كَفِيلاً إِنَّ اللّهَ يَعْلَمُ مَا تَفْعَلُونَ

“Dan tepatilah perjanjian dengan Allah apabila kamu berjanji dan janganlah kamu membatalkan sumpah-sumpah(mu) itu sesudah meneguhkannya, sedang kamu sudah menjadikan Allah sebagai saksimu (terhadap sumpah-sumpah itu).” (QS: An-Nahl: 91)

Ayat-ayat yang berhubungan dengan janji
7. Dan ingatlah karunia Allah kepadamu dan perjanjian-Nya[405] yang telah diikat-Nya dengan kamu, ketika kamu mengatakan: "Kami dengar dan kami taati." Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Mengetahui isi hati(mu). (QS. 5:7)

[405]. Perjanjian itu ialah: perjanjian akan mendengar dan mengikuti Nabi dalam segala keadaan yang diikrarkan waktu bai'ah.

27. (yaitu) orang-orang yang melanggar perjanjian Allah sesudah perjanjian itu teguh, dan memutuskan apa yang diperintahkan Allah (kepada mereka) untuk menghubungkannya dan membuat kerusakan di muka bumi. Mereka itulah orang-orang yang rugi. (QS: 2:27 )

Syahadat yang kita baca adalah ikrar kita untuk mengakui bahwa tidak ada Ilah yang patut disembah selain Allah, dengan Syahadat kita juga telah bersumpah dihadapan Allah untuk mentaati perintah-perintahNya dan meninggalkan laranganNya, dengan Syahadat yang telah kita baca berarti kita berjanji untuk memenuhi ikrar dan sumpah kita dihadapanNya. Maka jika kita telah memenuhi 3 poin tersebut dengan penuh keikhlasan saat itu kita telah memiliki Pemahaman yang benar terhadap kandungan Syahadat yang kemudian akan melahirkan keimanan.

Pemahaman yang benar terhadap isi dan kandungan Syahadat akan melahirkan keimanan.






 

kandungan-syahadat3

Jika seseorang telah mengikrarkan kesetiaannya kepada Allah kemudian bersumpah untuk menjalankan perintah-perintahNya sesuai dengan kandungan Syahadat dan setelah itu menepati janjinya kepada Allah untuk merealisasikan ikrar dan sumpahnya dalam tindakan nyata, maka dia telah beriman dengan sebenar-benarnya iman. Keimanan yang benar bukanlah hanya berupa ungkapan lisan tanpa tindakan nyata, iman yang benar adalah keimanan yang diucapkan dengan lisan diyakini dengan hati dan diujudkan dalam bentuk amal nyata.

1.Diucapkan

Mengucapkan dua kalimat syahadat dalam berbagai bentuk ritual ibadah seperti saat seseorang mau masuk Islam, membacanya dalam Sholat adalah merupakan bentuk pembuktian bahwa seseorang telah beriman kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

2. Diyakini dengan hati

Keimanan tidak hanya cukup diucapkan dengan lisan, fenomena orang-orang Munafik baik pada masa Rasulullah maupun sesudahnya hingga hari ini masih terus ada. Mereka terus berkata dengan perkataan yang tidak dikatakan oleh hatinya, bahkan banyak diantara mereka bersumpah atas namaNya dengan Al-Qur'an diatas kepala. Kesesuaian antara hati dan perkataan sangat diperlukan sebagai bentuk keimanan yang benar yang merupakan bentuk pengamalan kandungan syahadat

Meyakini dengan hati, bukan pekerjaan yang mudah karena hal ini tentu berhubungan dengan pengalaman rohani seseorang. Hal ini jauh lebih sulit dibandingkan dengan mengucapkan dalam bentuk perkataan. Keyakinan dengan hati inilah yang kemudian memunculkan berbagai macam sikap dan pemahaman, bagi mereka yang mendapatkan hidayah maka keyakinan yang lahir akan berbentuk keyakinan seperti yang diyakini oleh Umat Islam, sementara keyakinan yang sesat dan salah akan terimplementasi dengan dalam berbagai macam bentuk keyakinan diluar Islam. Bagaimana cara mendapatkan keyakinan yang benar? untuk mendapatkannya dibutuhkan pembahasan yang panjang, namun secara singkat ada tips dasar untuk mendapatkannya yaitu pelajari Al-Qur'an dan Hadits, gunakan akal dan jangan malu untuk bertanya kepada ahlinya.

3. Diujudkan dalam amal nyata

Iman tidak hanya cukup diucapkan dalam perkataan dan diyakini dengan hati saja namun harus diujudkan dalam bentuk perbuatan. Islam telah mensyari'atkan berbagai macam aktifitas fisik dalam bentuk nyata ritual ibadah baik yang wajib maupun sunah. Sholat, puasa, zakat, haji, adalah merupakan bentuk ibadah wajib dalam bentuk perbuatan nyata, dan itu semua merupakan bukti iman yang shahih yang harus dilakukan. Masih ada banyak lagi bentuk amal nyata yang merupakan implementasi keimanan seperti misalnya jihad, bersosialisasi dengan masyarakat sekitar dan lain sebagainya, yang kesemuanya merupakan implementasi dari pengamalan kandungan syahadat.

Namun demikian kita kadang dihadapkan dengan fenomena yang terjadi pada masyarakat, dimana kadang kita mendengar seseorang yang mengatakan bahwa manusia tidak perlu melakukan ibadah secara fisik ketika hatinya telah yakin pada Tuhan. Di dalam Islam hal ini tidak berlaku, Iman yang benar adalah iman yang dikatakan dalam bentuk ucapan, diyakini dalam hati dan diucapkan dalam bentuk perbuatan dan itu harus dilakukan oleh setiap Muslim terkait dengan kandungan Syahadat

285. Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan): "Kami tidak membeda-bedakan antara seseorangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya", dan mereka mengatakan: "Kami dengar dan kami taat." (Mereka berdoa): "Ampunilah kami ya Tuhan kami dan kepada Engkaulah tempat kembali." (QS. 2:285)

Istiqamah dalam Iman dan pengaruhnya terhadap kehidupan seseorang






 

kandungan-syahadat4

Tidak ada alasan lain bagi orang beriman untuk tetap istiqamah dengan keimanannya, dan menjaganya dengan sepenuh hati, keimanan yang tetap terjaga akan melahirkan sikap yang selalu diridlai oleh Allah dan orang tersebut akan selalu menjadi rahmat bagi siapapun yang ada disekitarnya. Lebih dari itu balasan lain yang jauh lebih besar yang diberikan oleh Allah kepada setiap orang beriman adalah jannah.

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS; 41:30)

Selain itu secara pribadi sikap istiqamah terhadap iman akan memberikan pengaruh yang sangat positif terhadap orang tersebut. Pengaruh positif apa yang dapat dimiliki oleh orang yang istiqamah dengan keimanannya?

1. Berani,
Memahami dan mengamalkan kandungan dengan benar akan membuat seseorang menjalani hidup dengan penuh keberanian, berani menghadapi kenyataan hidup, berani menerima setiap tantangan positif yang dihadapinya. Bagi orang beriman hanya kepada Allah mereka menempatkan ketakutan, andaipun mereka harus takut melakukan sesuatu maka ketakutan itu didasarkan pada ketakutan hanya kepada Allah. Mereka takut melakukan kemaksiyatan karena takut kepada Allah dan bukan takut kepada selain Allah.

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. 41:30)

52. Maka kamu akan melihat orang-orang yang ada penyakit dalam hatinya (orang-orang munafik) bersegera mendekati mereka (Yahudi dan Nasrani), seraya berkata: "Kami takut akan mendapat bencana." Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya), atau sesuatu keputusan dari sisi-Nya. Maka karena itu, mereka menjadi menyesal terhadap apa yang mereka rahasiakan dalam diri mereka. (QS: 5:52 )

2. Tenang
Seseorang yang telah memahami kandungan Syahadat, akan selalu merasakan kehadiran Allah disisihnya. Perasaan ini akan membuatnya merasa aman dan tenteram dalam hidupnya, dia akan merasakan bahwa Allah akan selalu melindunginya.

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. 41:30)

Perasaan bahwa Allah selalu berada disisihnya juga akan membuat orang beriman selalu ingat (dzikir) kepada Allah. Secara psikologis selalu ingat kepada Allah akan membuat seseorang selalu merasa tenang, karena orang beriman akan meyakini bahwa Allah akan selalu meberikan yang terbaik buat dirinya, meskipun dirinya mendapatkan kenyataan yang terpahit sekalipun di dalam hidupnya.
Jika orang beriman mendapatkan kebaikan maka dia akan bersyukur atas kebaikan tersebut dan jika dia mendapatkan musibah maka dia akan bershabar atas musibah yang menimpanya.

28. (yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tenteram. (QS 13:28)

3. Optimis
Hal lain yang akan diperoleh orang yang istiqamah dengan keimanannya adalah perasaan optimis yang selalu dimilikinya. Orang yang beriman akan selalu yakin bahwa Allah akan selalu meberikan yang terbaik buat dirinya, hal tersebut akan membuatnya melakukan setiap rencana dengan penuh keyakinan dan menyerahkan setiap keberhasilan hanya kepada Allah. Tidak ada kata berhenti dan tetap semangat terhadap rencana yang dibuatnya, karena dia meyakini setiap kebaikan yang dilakukan tetap akan mendapatkan balasan dari Allah. Kegagalan yang terjadi hanyalah merupakan penilaian manusia, sepanjang rencana yang dibuat adalah rencana yang tidak melanggar perintah Allah dan dilakukan dengan benar maka sebenarnya Allah telah mencatatnya sebagai sebuah keberhasilan.

55. Dan Allah telah berjanji kepada orang-orang yang beriman di antara kamu dan mengerjakan amal-amal yang saleh bahwa Dia sungguh-sungguh akan menjadikan mereka berkuasa dimuka bumi, sebagaimana Dia telah menjadikan orang-orang sebelum mereka berkuasa, dan sungguh Dia akan meneguhkan bagi mereka agama yang telah diridhai-Nya untuk mereka, dan Dia benar-benar akan menukar (keadaan) mereka, sesudah mereka dalam ketakutan menjadi aman sentausa. Mereka tetap menyembahku-Ku dengan tiada mempersekutukan sesuatu apapun dengan Aku. Dan barangsiapa yang (tetap) kafir sesudah (janji) itu, maka mereka itulah orang-orang yang fasik. ( QS 24:55 )

30. Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: "Tuhan kami ialah Allah" kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan: "Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih; dan gembirakanlah mereka dengan jannah yang telah dijanjikan Allah kepadamu." (QS. 41:30)

Bahagia bagi orang yang selalu Istiqamah dalam mengamalkan isi dan kandungan Syahadat.

Jika seseorang telah dapat beristiqamah dengan keimanannya maka dia akan berani menghadapi kehidupan, berani menghadapi tantangan hidup dan hanya memiliki satu ketakutan yaitu takut kepada Allah. Keberanian juga akan melahirkan ketenangan karena ketakutan akan selalu mendatangkan kekhawatiran. Rasa optimis akan didapatkan ketika seseorang terbebas dari rasa khawatir terhadap sebuah kegagalan. Kesimpulannya adalah ketika seseorang telah memiliki keberanian, ketenangan dan sikap optimis maka dia akan akan mendapatkan kebahagiaan. dan semua itu akan diperoleh dengan cara memahami dan mengamalkan isi dan kandungan syahat

185. Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah disempurnakan pahalamu. Barangsiapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam syurga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah kesenangan yang memperdayakan. (QS. 3:185 )

[td_smart_list_end]

 

Wallahu A'lam

Makassar, 7 July 2016
Abu Nida

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama