Kita semua tahu tanpa wudhu maka Sholat tidak akan pernah dianggap sah karena dengannya akan hilang hadats kecil yang merupakan syarat sahnya Sholat. Wudhu juga merupakan amal yang terkait dengan amal besar yang akan dilakukan orang oleh seseorang yaitu Sholat, oleh karena itu melakukannya dengan benar sangat penting untuk dilakukan karena Sholat merupakan sebuah amal pertama yang akan diperhitungkan di hari kiamat kelak. Salah satu komponen sempurnanya Sholat adalah sempurnanya wudhu, oleh karena itu lakukanlah wudhu dengan benar seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah Muhammad Shalallahu alaihi wasalam.

 

Banyak diantara umat Islam melakukan wudhu namun masih kurang sempurna, kadang mereka belajar wudhu dari apa yang mereka lihat atau mereka mempelajarinya hanya sepintas saja. Wudhu bukanlah sekedar membasuh dan mengusap air ke anggota wudhu, lebih dari itu ada hal-hal penting yang mestinya menjadi syarat sahnya wudhu tapi kurang mendapatkan perhatian, seperti misalnya membasuh tangan sampai siku dan membasuh kaki sampai mata kaki. Kadang kita melihat mereka hanya menyiramkan air pada kedua anggota wudhu ini, padahal menyiram dan membasuh adalah dual hal yang berbeda.

Bagaimana cara wudhu dengan benar? Dalam pandun cara berwudhu ini, insyaAllah akan kita pelajari bersama. Dalam panduan ini kami sertakan juga video yang kami ambil dari Yufid.tv untuk lebih memperjelas tentang cara wudhu dengan benar.
Sebelum kita bahas lebih lanjut marilah kita buka dasar hukum dari wudhu ini, ada banyak ayat Al-Qur'an dan hadits yang menjelaskan tentang cara wudhu dengan benar diantaranya adalah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhori berikut ini:

حَدَّثَنَا عَبْدُ الْعَزِيزِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ الْأُوَيْسِيُّ قَالَ حَدَّثَنِي إِبْرَاهِيمُ بْنُ سَعْدٍ عَنْ ابْنِ شِهَابٍ أَنَّ عَطَاءَ بْنَ يَزِيدَ أَخْبَرَهُ أَنَّ حُمْرَانَ مَوْلَى عُثْمَانَ أَخْبَرَهُ أَنَّهُ رَأَى عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ دَعَا بِإِنَاءٍ فَأَفْرَغَ عَلَى كَفَّيْهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ فَغَسَلَهُمَا ثُمَّ أَدْخَلَ يَمِينَهُ فِي الْإِنَاءِ فَمَضْمَضَ وَاسْتَنْشَقَ ثُمَّ غَسَلَ وَجْهَهُ ثَلَاثًا وَيَدَيْهِ إِلَى الْمِرْفَقَيْنِ ثَلَاثَ مِرَارٍ ثُمَّ مَسَحَ بِرَأْسِهِ ثُمَّ غَسَلَ رِجْلَيْهِ ثَلَاثَ مِرَارٍ إِلَى الْكَعْبَيْنِ ثُمَّ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ تَوَضَّأَ نَحْوَ وُضُوئِي هَذَا ثُمَّ صَلَّى رَكْعَتَيْنِ لَا يُحَدِّثُ فِيهِمَا نَفْسَهُ غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ وَعَنْ إِبْرَاهِيمَ قَالَ قَالَ صَالِحُ بْنُ كَيْسَانَ قَالَ ابْنُ شِهَابٍ وَلَكِنْ عُرْوَةُ يُحَدِّثُ عَنْ حُمْرَانَ فَلَمَّا تَوَضَّأَ عُثْمَانُ قَالَ أَلَا أُحَدِّثُكُمْ حَدِيثًا لَوْلَا آيَةٌ مَا حَدَّثْتُكُمُوهُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ لَا يَتَوَضَّأُ رَجُلٌ يُحْسِنُ وُضُوءَهُ وَيُصَلِّي الصَّلَاةَ إِلَّا غُفِرَ لَهُ مَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الصَّلَاةِ حَتَّى يُصَلِّيَهَا قَالَ عُرْوَةُ الْآيَةَ


{ إِنَّ الَّذِينَ يَكْتُمُونَ مَا أَنْزَلْنَا مِنْ الْبَيِّنَاتِ }


Telah menceritakan kepada kami [Abdul 'Aziz bin 'Abdullah Al Uwaisy] berkata, telah menceritakan kepadaku [Ibrahim bin Sa'd] dari [Syihab] bahwa ['Atha' bin Yazid] mengabarkan kepadanya bahwa [Humran] mantan budan 'Utsman mengabarkan kepadanya, bahwa ia telah melihat ['Utsman bin 'Affan] minta untuk diambilkan bejana (berisi air). Lalu dia menuangkan pada telapak tangannya tiga kali lalu membasuh keduanya, lalu ia memasukkan tangan kanannya ke dalam bejana lalu berkumur-kumur dan memasukkan air ke dalam hidung, kemudian membasuh wajahnya tiga kali, kemudian membasuh kedua tangan hingga siku tiga kali, kemudian mengusap kepala, kemudian membasuh kedua kakinya tiga kali hingga kedua mata kaki. Setelah itu ia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Barangsiapa berwudlu seperti wudluku ini, kemudian dia shalat dua rakaat dan tidak berbicara antara keduanya, maka dosanya yang telah lalu akan diampuni." Dan dari [Ibrahim] berkata, [Shalih bin Kaisan] berkata, [Ibnu Syihab] berkata. Tetapi ['Urwah] menceritakan dari [Humran], "Ketika ['Utsman] berwudlu, dia berkata, "Maukah aku sampaikan kepada kalian sebuah hadits yang kalau bukan karena ada satu ayat tentu aku tidak akan menyampaikannya? Aku pernah mendengar Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Tidaklah seorang laki-laki berwudlu dengan membaguskan wudlunya kemudian mengerjakan shalat, kecuali akan diampuni (dosa) antara wudlunya dan shalatnya itu hingga selesai shalatnya." 'Urwah berkata, "Ayat yang dimaksud adalah: '(Sesungguhnya orang-orang yang menyembunyikan apa yang telah kami turunkan…) ' (Qs. Al Baqarah: 159).

Hadits diatas adalah salah satu hadits tentang bagaimana cara wudhu dengan benar. Hadits ini menjelaskan apa yang harus dilakukan pada saat berwudhu. Disamping terdapat perkara wajib dalam berwudhu terdapat juga perkara sunah yang juga dijelaskan dalam hadits-hadits yang lain, namun dalam panduan berwudhu ini kita tidak akan sebutkan haditsnya satu persatu dan akan kita bahas poin-poin penting baik yang wajib maupun yang sunah yang telah dirangkum oleh para ahli fiqih berdasarkan hadits sahih. Berikut ini cara wudhu dengan benar, baik yang wajib dilakukan maupun yang sunah.

Cara wudhu dengan benar


1. Niat dan membaca Basmalah


Hal pertama yang harus dilakukan dalam berwudhu adalah niat dan kemudian membaca Basmalah, cara ini didasarkan pada sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam:

لاَ وُضُوءَ لِمَنْ لَمْ يَذْكُرِ اسْمَ اللَّهِ عَلَيْهِ

“Tidak (sempurna) wudhu seseorang yang tidak menyebut nama Allah (membaca bismillaah).” (HR. Ahmad, Abu Daud, Ibn Majah, dan dishahihkan Ahmad Syakir)
Menurut para Ulama, bacaan Basamalah adalah sunah dan yang wajib adalah niat, oleh karena itu jika tidak membaca Basmalah karena lupa maka wudhu tetap sah karena membaca Basamalah hukumnya sunah.

2. Membasuh Telapak Tangan


Seperti disebutkan dalam hadits diatas, membasuh telapak tangan dengan menyela-nyela bagian jari-jari sebelum wudhu dimulai.

3. Berkumur


Kumur adalah memutar-mutar air dalam mulut dangan gerakan tertentu, hukum berkumur dalam wudhu adalah sunah.

4. Istinsyaq dan Istintsar


Intisyaq dan intintsar adalah menghirup air melalui hidung dan kemudian mengeluarkannya, caranya ambil air dengan tangan kanan dan menghirupnya kemudian keluarkan kembali dengan memencet hidung dengan ibu jari dan jari telunjuk tangan kiri seperti saat membuang ingus.
Rasulullah menganjurkan untuk melakukan intinsyaq dengan kuat kecuali jika sedang berpuasa, karena dikhawatirkan akan menyebabkan air masuk ke dalam perut melalui hidung saat berintisyaq. Anjuran tersebut seperti dalam sabda Rasulullah shalallahu alaihi wasallam

وَبَالِغْ فِى الاِسْتِنْشَاقِ إِلاَّ أَنْ تَكُونَ صَائِمًا

“Bersungguh-sungguhlah (lakukanlah dengan kuat) ketika istinsyaq, kecuali jika engkau sedang berpuasa.” (HR. Ahmad, Hakim, Baihaqi, dan disahihkan Ibnu Hajar).

5. Membasuh Wajah


Selanjutnya membasuk wajah, bagian dari wajah adalah :
Dimulai dari batas tumbuhnya rambut pada umumnya pada bagian jidat dan pelipis hingga batas depan kedua telinga dan dagu pada bagian tumbuhnya janggut/cambang. Janggut yang tebal hingga bagian samping wajah disunahkan untuk menyela-nyelanya agar air dapat sampai ke permukaan kulit. Namun jika janggut tumbuh tipis maka wajib untuk membasuhnya hingga kulit bagian bawah tempat tumbuhnya rambut. Hal ini didasarkan pada sebuah hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah menyela-nyelai jenggotnya ketika wudhu.

6. Membasuh Kedua Tangan


Selanjutnya wajib membasuk kedua tangan hingga kedua siku, seperti diperintahkan di dalam Al-Qur’an

وَأَيْدِيَكُمْ إِلَى الْمَرَافِقِ

“Dan (basuhlah) tanganmu sampai ke siku.” (QS. Al-Maidah: 6)

Hal ini dilakukan dengan membasuhnya mulai dari ujung jari hingga siku-siku

7. Mengusap Kepala dan Kedua Telinga


Kemudian mengusap kepala dan kedua telinga satu kali. Ini dilakukan mulai dari depan kepala, lalu (kedua tangan) diusapkan hingga sampai ke bagian belakang kepala (tengkuk), kemudian kembali lagi mengusapkan tangan hingga bagian depan kepala.

Kemudian mengusap kedua telinga dengan air yang tersisa di tangan bekas mengusap kepala.

8. Membasuh Kedua Kaki


Kemudian membasuh kedua kaki, sampai kedua mata kaki, berdasarkan firman Allah Subhanahu wa Ta’ala:

وَأَرْجُلَكُمْ إِلَى الْكَعْبَيْنِ

“Dan (basuh) kedua kakimu sampai kedua mata kaki…” (QS. Al-Maidah: 6)

Mata kaki adalah tulang yang menonjol di bagian bawah betis.

Kedua mata kaki wajib dibasuh bersamaan dengan membasuh kaki.

Orang yang tangan atau kakinya terputus, maka ia hanya diwajibkan membasuh bagian anggota badan yang tersisa, yang masih wajib dibasuh. Misal: putus sampai pergelangan, maka dia wajib membasuh hastanya sampai ke siku.
Apabila tangan atau kakinya seluruhnya terputus, maka ia hanya wajib membasuh ujungnya saja.

9. Membaca Doa


Setelah selesai wudhu, kemudian membaca (doa):

أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ ، اللَّهُمَّ اجْعَلْنِي مِنَ التَّوَّابِينَ ،

وَاجْعَلْنِي مِنَ الْمُتَطَهِّرِين

“Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak diibadahi dengan benar kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya, dan aku bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba dan rasul-Nya. Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah pula aku termasuk orang-orang yang membersihkan diri.” (HR. Muslim, tanpa tambahan: Allahummajlnii… dan Turmudzi dengan redaksi lengkap).

10. Wudu Secara Tertib


Orang yang berwudu wajib membasuh anggota-anggota wudunya secara berurutan (tertib dan runut, yakni jangan menunda-nunda membasuh suatu anggota wudu hingga anggota wudu yang sudah dibasuh sebelumnya mengering.

11. Mengeringkan Dengan Handuk


Dibolehkan mengeringkan anggota-anggota wudu (dengan handuk dan yang lainnya) setelah wudunya selesai.

Video Cara Wudhu Dengan Benar




Demikian tentang cara wudhu dengan benar, semoga bermanfaat

Wallahu a'lam

Referensi:

  • Sifat Wudu Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, Syekh Abdullah bin Abdurrahman Al-Jibrin, Pustaka Ibnu Umar

  • carasholat.com


 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama