Kudeta militer yang terjadi Turki membuat Fethullah Gullen dituduh sebagai otak dibalik peristiwa percobaan perebutan kekuasaan oleh Militer tersebut. Fethullah Gulen adalah warga Turki yang saat ini tinggal di di Pennsylvania, AS. Dia adalah seorang politisi, ulama Islam dan pebisnis sukses. Fethullah Gulen mendirikan sekolah-sekolah yang tersebar di Turki dan sekitar 100 negara, pemilik imperium media seperti surat kabar, televisi, radio yang tersebar di Turki hingga sejumlah negara.
Alasan presiden Erdogan mengarahkan trlunjuknya kepada Fehullah Gulen mungkin disebabkan oleh pernyatan Fethullah Gulenlen dalam sebuah video yang pada tahun 1999 yang lalu. Dalam pesan video tersebut Gullen menyatakan:
"Kamu harus bergerak dalam arteri sistem ini tanpa seorangpun menyadari keberadaanmu, hingga kamu meraih semua pusat-pusat kekuasaan... Kamu harus menunggu hingga beberapa waktu hingga kamu mendapatkan seluruh kekuasaan negara, hingga kamu mendapatkan semua kekuasaan dari lembaga konstitusi di Turki," pesan Fethullah Gulen.
Sejak itu, sejumlah pendukung Fethullah Gulen di pemerintahan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Termasuk dua jurnalis investigasi Turki. Militer dan pemerintah Turki mencurigai motif Gulen yang terpancar dari pernyataan videonya itu.
Karena tidak diterima di negaranya Gullen kemudian pindah ke AS sebagai seorang ekspatriat dan tinggal di rumahnya dengan luas tanah 26 hektar di Pegunungan Pocono, Pennsylvania, Amerika Serikat. Dari tempat ini Gelen terus mengembangkan pemikirannya dan mengajak seluruh pendukungnya untuk menjalankan ajaran Islam yang toleran, lebih banyak mendirikan sekolah ketimbang masjid, dan mendorong interaksi dengan orang-orang yang berbeda agama dan keyakinan melalui dialog.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu kemarin (16/7/2016) mendesak Amerika Serikat untuk mengekstradisi tersangka pemimpin teroris dan perencana kudeta Fethullah Gulen.
Berpidato di depan kerumunan massa di Istanbul kurang dari 24 jam setelah seruannya kepada masyarakat untuk turun ke jalan membantu mengakhiri kudeta, Erdogan mengatakan Turki telah berkali-kali meminta AS untuk mengekstradisi pengkhotbah Gulen, seorang ekspatriat Turki yang tinggal di Pennsylvania.
“Saya telah mengatakan kepada Anda [AS] untuk mendeportasi atau memberikan orang ini segera kembali ke Turki.”
“Saya telah mengatakan kepada Anda bahwa orang ini sudah melakukan persiapan untuk kudeta melawan Turki, tapi saya tidak bisa membuat Anda mendengarkan saya,” kata Erdogan seperti dilansir Anadolu Agency.
Mengulangi permintaannya, Erdogan mengatakan, “Saya ulangi panggilan saya kepada AS dan Presiden Barack Obama agar mengembalikan orang ke Turki.”
Erdogan juga menekankan bahwa kudeta yang gagal Jumat lalu tidak datang dari dalam eselon elit dari militer melainkan minoritas kecil dalam tubuh militer.
“Mereka (para pendukung Fethullah Gulen) seperti tumor dalam militer, dan sekarang tumor ini sedang dihilangkan,” tandasnya.
Alasan presiden Erdogan mengarahkan trlunjuknya kepada Fehullah Gulen mungkin disebabkan oleh pernyatan Fethullah Gulenlen dalam sebuah video yang pada tahun 1999 yang lalu. Dalam pesan video tersebut Gullen menyatakan:
"Kamu harus bergerak dalam arteri sistem ini tanpa seorangpun menyadari keberadaanmu, hingga kamu meraih semua pusat-pusat kekuasaan... Kamu harus menunggu hingga beberapa waktu hingga kamu mendapatkan seluruh kekuasaan negara, hingga kamu mendapatkan semua kekuasaan dari lembaga konstitusi di Turki," pesan Fethullah Gulen.
Sejak itu, sejumlah pendukung Fethullah Gulen di pemerintahan ditangkap dan dimasukkan ke dalam penjara. Termasuk dua jurnalis investigasi Turki. Militer dan pemerintah Turki mencurigai motif Gulen yang terpancar dari pernyataan videonya itu.
Karena tidak diterima di negaranya Gullen kemudian pindah ke AS sebagai seorang ekspatriat dan tinggal di rumahnya dengan luas tanah 26 hektar di Pegunungan Pocono, Pennsylvania, Amerika Serikat. Dari tempat ini Gelen terus mengembangkan pemikirannya dan mengajak seluruh pendukungnya untuk menjalankan ajaran Islam yang toleran, lebih banyak mendirikan sekolah ketimbang masjid, dan mendorong interaksi dengan orang-orang yang berbeda agama dan keyakinan melalui dialog.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada hari Sabtu kemarin (16/7/2016) mendesak Amerika Serikat untuk mengekstradisi tersangka pemimpin teroris dan perencana kudeta Fethullah Gulen.
Berpidato di depan kerumunan massa di Istanbul kurang dari 24 jam setelah seruannya kepada masyarakat untuk turun ke jalan membantu mengakhiri kudeta, Erdogan mengatakan Turki telah berkali-kali meminta AS untuk mengekstradisi pengkhotbah Gulen, seorang ekspatriat Turki yang tinggal di Pennsylvania.
“Saya telah mengatakan kepada Anda [AS] untuk mendeportasi atau memberikan orang ini segera kembali ke Turki.”
“Saya telah mengatakan kepada Anda bahwa orang ini sudah melakukan persiapan untuk kudeta melawan Turki, tapi saya tidak bisa membuat Anda mendengarkan saya,” kata Erdogan seperti dilansir Anadolu Agency.
Mengulangi permintaannya, Erdogan mengatakan, “Saya ulangi panggilan saya kepada AS dan Presiden Barack Obama agar mengembalikan orang ke Turki.”
Erdogan juga menekankan bahwa kudeta yang gagal Jumat lalu tidak datang dari dalam eselon elit dari militer melainkan minoritas kecil dalam tubuh militer.
“Mereka (para pendukung Fethullah Gulen) seperti tumor dalam militer, dan sekarang tumor ini sedang dihilangkan,” tandasnya.
Posting Komentar