Tahun lalu, para arkeolog di Kroasia menemukan cincin berusia 1.800 tahun berbentuk 'mata' yang diperkirakan digunakan untuk melindungi pemakainya dari mantra atau kutukan jahat, yang dilakukan oleh seseorang dengan
menggunakan mata, atau sering disebut sebagai 'mata jahat'.
Keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan kejahatan dengan menggunakan sorot “mata jahat” yang dapat menyebabkan orang lain mengalami kecelakaan,
nasib buruk atau bahkan kematian telah ada setidaknya sejak 5.000 tahun
yang lalu. Hal tersebut telah membuat orang dari masa ke masa membuat
semacam jimat untuk perlindungan dalam berbagai macam bentuk, salah satu
diantaranya berupa cincin dengan hiasan mata
Cincin ini ditemukan bersama dengan sekitar 200 item penemuan lainnya dan ditemukan pada kedalaman sekitar dua meter di bawah tanah di kota Vinkovci timur, yang merupakan sebuah daerah yang ditempati oleh manusia jauh sebelum masa Romawi. Cincin ini ditemukan bersama dengan keramik-keramik kuno yang diperkirakan dibuat pada awal abad keenam, sementara itu cincin yang ditemukan bersama dengan barang-barang tersebut diperkirakan dibuat pada abad ketiga Masehi.
Pada cincin tersebut terdapat ukiran berbentuk kelinci atau tikus yang sedang menggigit bunga, yang diyakini sebagai simbol kebahagiaan, sedangkan pada bagian atas tepi cincin terdapat batu permata berbentuk mata, yang melambangkan perlindungan dari kemalangan.
menggunakan mata, atau sering disebut sebagai 'mata jahat'.
Keyakinan bahwa seseorang dapat melakukan kejahatan dengan menggunakan sorot “mata jahat” yang dapat menyebabkan orang lain mengalami kecelakaan,
nasib buruk atau bahkan kematian telah ada setidaknya sejak 5.000 tahun
yang lalu. Hal tersebut telah membuat orang dari masa ke masa membuat
semacam jimat untuk perlindungan dalam berbagai macam bentuk, salah satu
diantaranya berupa cincin dengan hiasan mata
Cincin ini ditemukan bersama dengan sekitar 200 item penemuan lainnya dan ditemukan pada kedalaman sekitar dua meter di bawah tanah di kota Vinkovci timur, yang merupakan sebuah daerah yang ditempati oleh manusia jauh sebelum masa Romawi. Cincin ini ditemukan bersama dengan keramik-keramik kuno yang diperkirakan dibuat pada awal abad keenam, sementara itu cincin yang ditemukan bersama dengan barang-barang tersebut diperkirakan dibuat pada abad ketiga Masehi.
Pada cincin tersebut terdapat ukiran berbentuk kelinci atau tikus yang sedang menggigit bunga, yang diyakini sebagai simbol kebahagiaan, sedangkan pada bagian atas tepi cincin terdapat batu permata berbentuk mata, yang melambangkan perlindungan dari kemalangan.
Fakta tentang cincin penangkal mata jahat
Catatan tertulis tentang mata jahat sudah ada sejak sekitar 3.000 SM di Sumeria, catatan tersebut ditemukan dalam peninggalan kuno yang terbuat dari tanah liat dan bertuliskan tentang doa untuk menangkal kutukan mata jahat. Hebatnya, doa yang sama masih digunakan hingga saat ini pada banyak budaya di seluruh dunia, khususnya di Mediterania.
Kepercayaan terhadap kejahatan “mata jahat” juga dapat dilihat pada peninggalan masa Palaeolithic berusia lebih dari 10.000 tahun yang ditemukan pada dinding gua di Spanyol yang diperkirakan merupakan simbol untuk mengusir mata jahat.
Tradisi dan konsep bervariasi tentang mata jahat juga dapat ditemukan pada budaya yang berbeda diseluruh dunia, yang menggambarkan bahwa kepercayaan terhadap mata jahat telah diyakini secara luas oleh masyarakat di berbagai belahan dunia. Keyakinan terhadap mata jahat ini sangat kuat, khususnya di Timur Tengah, Amerika Tengah, Amerika Timur, Afrika Barat, Asia Selatan, Asia Tengah, dan Eropa, khususnya di wilayah Mediterania. Keyakinan ini juga menyebar ke wilayah lain, termasuk juga Eropa Utara, khususnya di daerah Celtic, dan Amerika, yang dibawa oleh kolonial Eropa dan imigran Timur Tengah.
Konsep ini juga dapat ditemukan dalam Perjanjian Lama juga dalam ajaran Islam seperti misalnya yang dapat ditemukan dalam sabda Nabi Muhammad SAW, "Pengaruh mata jahat adalah fakta ..." [Sahih Muslim, Book 26, Number 5427].
Upaya untuk menangkal kutukan mata jahat telah membuat manusia membuat berbagai macam jimat dalam banyak kebudayaan. Jimat dibuat dalam berbagai macam bentuk seperti misalnya berupa disk atau bola warna biru dan putih berbentuk lingkaran konsentris, jimat tersebut kadang dibuat dalam bentuk cincin mata biru atau hijau. Bukan hanya cincin, jimat penangkal mata jahat kadang juga dibuat dalam bentuk perhiasan lain seperti misalnya kalung dan gelang yang menggambarkan sebuah mata.
Bukan hanya itu, dalam banyak budaya untuk menangkal kejahatan “mata jahat” dan perlindungan terhadap kejahatan setan juga telah menyatu dengan budaya setempat. Misalnya yang dilakukan oleh sebagian masyarakat Asia yang mewarnai mewarnai sekeliling mata mereka dengan menggunakan eye shadow yang diyakini dapat melindungi diri dari kehatan “mata jahat”.
Turkish Evil Eye banyak dijajakan sebagai cendera mata di Turki |
Beberapa masyarakat Asia dan Afrika meyakini bahwa serangan mata jahat dapat terjadi pada saat makan dan minum, karena menurut keyakinan mereka hilangnya jiwa dapat terjadi pada saat mulut terbuka. Untuk menangkal mata jahat, masyarakat tidak hanya mengenakan perhiasan dengan simbol mata. Mereka juga mengkonsumsi makanan tertentu, mengenakan rajah, melakukan gerakan tangan tertentu juga gambar maupun benda-benda lainnya untuk menangkal mata jahat. Bangsa Romawi bahkan mengenakan lingga besar di leher mereka untuk perlindungan dari mata jahat.
Kejahatan “mata jahat” sebenarnya merupakan kekuatan sihir yang dilakukan seseorang dengan menggunakan bantuan Jin. Seperti telah disampaikan diatas bahwa kejahatan ini sudah ada sejak puluhan ribu tahun yang lalu, oleh karena itu cara menangkalnya juga berkembang sesuai dengan jaman yang menyertainya. Bahkan benda penangkalnya dapat ditemukan di toko-toko asesoris di berbagai negara. Di Eropa pada abad pertengahan, penyihir yang diyakini memiliki kemampuan melakukan kejahatan dengan “mata jahatnya” dihukum dengan cara dibakar hidup-hidup. Sementara itu di Inggris karena begitu takutnya terhadap kekuatan sihir mata jahat, untuk mengadili tersangka mata jahat harus dilakukan dengan cara yang berbeda yaitu dengan cara membawa tersangka ke dalam ruang sidang dengan cara jalan mundur. Hal ini dilakukan untuk menghindari tatapan mata jahat tersangka terhadap hakim yang melakukan persidangan terhadapnya.
Dalam Islam, kejatan mata jahat bahkan disebutkan dalam sebuah hadits yang di riwayatkan oleh Muslim:
“Pengaruh ‘ain itu benar-benar ada, seandainya ada sesuatu yang bisa mendahului takdir, ‘ainlah yang dapat melakukannya.” (HR. Muslim)
Setiap Muslim meyakini bahwa apa yang dikatakan oleh Nabi Muhammad adalah benar termasuk juga fenomena mata jahat ini atau yang dalam ajaran Islam disebut sebagai “Ain”. Untuk mengatasi gangguan ini, Islam telah memberikan beberapa tuntunan agar pemeluknya tidak terjerumus dalam kemusyrikan dengan mengandalkan benda-benda tertentu yang dilarang oleh ajara Islam. Solusi yang diberikan oleh Islam adalah dengan melakukan ruqyah.
Posting Komentar