Tekhnologi Kuno

 Beberapa dekade yang lalu orang-orang memandang peradaban kuno adalah merupakan peradaban yang sederhana, primitif, menggantungkan kehidupan pada alam dan sama sekali tidak mengenal tekhnologi. Anggapan tersebut tidaklah benar, banyak peninggalan mereka yang memperlihatkan keahlian tekhnologi ketika itu, bahkan sebagian diantaranya hingga kini masih sulit dipecahkan tentang tekhnologi yang digunakan ketika itu.




Banyak penemuan benda-benda kuno yang mengungkapkan sejumlah fakta mengejutkan tentang budaya kuno, yaitu bahwa ternyata mereka memiliki pengetahuan yang maju dalam berbagai bidang seperti misalnya metalurgi, matematika, kimia, astronomi, dan masih banyak lagi. 

Dengan pengetahuan yang mereka miliki mereka mampu menempa baja yang dapat dilakukan oleh manusia modern pada masa Revolusi Industri, mereka juga mampu menciptakan komposisi bahan pembuat beton sehingga mampu ber tahan lama hingga bangunan yang mereka buat mampu bertahan hingga ribuan tahun yang masih dapat kita lihat hingga hari ini, mereka juga mampu memotong batu yang kemudian disusun menjadi dinding begitu tepat dan tersusun rapi,  yang kemudian ketika para ahli mencoba melakukan penyusunan ulang di zaman modern ini gagal untuk merekonstruksinya kembali seperti semula.  


Para ilmuwan masih “menggaruk-garuk kepala” mereka atas beberapa prestasi yang menakjubkan yang dicapai oleh peradaban kuno. Berikut ini 5 karya peradaban kuno yang masih membuat para ahli berfikir keras untuk menirunya kembali.





Tekhnologi Kuno Kebun Mengambang


Ketika orang berfikir tentang ritual Pengorbanan manusia biasanya kita akan langsung berpikir tentang budaya Aztec dan budaya Mesoamerika lainnya. Namun, bukan hanya itu budaya Aztek memiliki budaya lain yang menakjubkan yaitu inovasi dalam bidang pertanian yaitu “kebun mengambang” yang disebut sebagai Chinampa yang dapat ditemukan di  danau dangkal di Lembah Meksiko.
 Tekhnologi kuno yang masih menjadi misteri hingga saat ini (Bagian 2 )

Cinampa dibuat dengan cara menancapkan kayu ke dasar danau yang ditata berjajar dengan jarak yang rapat berbentuk persegi panjang,  kemudian di dalamnya diisi dengan lumpur dan sisa-sisa tanaman yang sudah membusuk. Setelah penuh kemudian diberi tanaman diatasnya.

Untuk mencegah agar akar  tanaman tidak terendam oleh air, tumpukan tanah dibuat tinggi, untuk menstabilkan tanah yang ada di dalamnya dari erosi pada bagian pinggir Chinampa di tanamani tanaman gandarusa karena tanaman ini memiliki akar yang kuat dan tahan terhadap air dari pembusukan. Kanal yang mengelilingi Chinampa menciptakan ilusi kebun ini terlihat seperti mengambang.

Untuk menjaga agar tanaman dapat menghasilkan panen sepanjang tahun, suplay air diatur sedemikian rupa sehingga ketersediaan air untuk keperluan tanaman dapat terjaga dengan baik. Untuk keperluan tersebut dibuatlah sistem drainase yang canggih dengan membuat bendungan, pintu air dan kanal. Pemupukan tanaman dilakukan dengan menggunakan kotoran manusia dan binatang. Hebatnya lagi, budaya Aztek juga mempunyai sistem pengelolaan limbah kota sehingga tidak mencemari air di kota tersebut

Sistem pertanian dan dan pengelolaan limbah air yang terdapat di kebun mengambang Meksiko, begitu canggih, dan upaya untuk menirunya kembali dijaman modern ini telah menemui kegagalan.

Tekhnologi Kuno Pembuatan Dinding batu


Peradaban Inca, terkenal dengan tekhnik penyusunan batu yang unik dan canggih. Hal tersebut dapat dilihat pada struktur bangunan yang  terdapat di Machu Pichu dan Sacsayhuaman di Peru. Dinding-dinding batu dibuat dari blok batu besar yang dipotong dengan teliti dan persisi berbentuk bangun tertentu dan saling mengunci antara satu dengan lainnya
 Tekhnologi kuno yang masih menjadi misteri hingga saat ini (Bagian 2 )

Batu-batu yang dipotong dengan presisi ini, dikombinasikan dengan sudut berbentuk bulat dalam berbagai ukuran kemudian dirangkai dengan metode saling mengunci hingga terbentuklah bangunan, Bangunan dibuat dengan bentuk miring kedalam untuk mencegah terjadinya kerusakan apabila terjadi gempa bumi.

Hingga hari ini para ahli masih belum menemukan jawaban tentang metode yang digunakan pada jaman tersebut untuk mencocokan dengan tepat bentuk-bentuk batu yang saling terkait. Eksperimen yang dilakukan oleh para ahli di jaman modern untuk menirunya masih menemui kegagalan.

Tekhnologi Kuno Perencanaan  Kota


Sejak Abad ke-19 banyak dilakukan penggalian kota-kota kuno oleh para ilmuwan yang membuat mereka terkejut setelah meneliti lebih dalam terhadap kota-kota kuno tersebut. Ketika arkeolog menemukan situs kota kuno berusia 5.000 tahun bernama Mohenjo Daro di Pakistan, apa yang mereka temukan belum pernah terjadi sebelumnya di wilayah tersebut. Kota kuno Mahenjo Daro memiliki tata kota dengan perencanaan sipil dan fasilitas yang luar biasa. Rumah-rumah kuno yang  terbuat dari batu ini dilengkapi dengan kamar mandi dan memiliki toilet. Air limbah dibuang ke dalam  sumur, di kota kuno ini juga dibangun selokan-selokan yang dibuat dari bata sepanjang jalan yang terdapat di kota Mahenjo Daro, ditutupi dengan batu bata atau lempengan batu, untuk mencukupi kebutuhan air bagi warganya dibuat sumur-sumur, kota diperkirakan dihuni oleh sekitar 40.000 penduduk.
 Tekhnologi kuno yang masih menjadi misteri hingga saat ini (Bagian 2 )

Di era yang sama, namun di benua lain, kota besar lain yang bernama Caral. Kota ini terletak di Lembah Supe di Peru, Caral juga dibangun sekitar 5.000 tahun yang lalu dan terdiri dari monumen besar, termasuk piramida, plaza, amphitheatres, kuil, dan daerah pemukiman. Kota ini memiliki sistem pertanian ekstensif, makan makanan yang bervariasi, mengembangkan penggunaan tekstil,  menggunakan sebuah sistem yang kompleks untuk menghitung, bangunan suplay air, dan mengembangkan sistem irigasi yang rumit.

Arsitek modern sedang mencari  inspirasi dalam perencanaan kota berdasarkan sistem yang pernah diterapkan di kota Caral. Arsitek Jepang sedang meneliti untuk  menggabungkan desain bangunan yang akan mereka terapkan di Jepang untuk melindungi warga Jepang  dari bencana gempa bumi.

Tekhnologi Kuno Dalam Bidang Astronomi


Mulai dari rasi bintang yang dilukis dalam keramik Yunani kuno hingga lukisan batu tentang titik balik matahari  penduduk asli Amerika, “Star Charts” yang ditemukan di makam kuno Jepang, cerita Mimpi Aborigin Australia yang menceritakan peristiwa astronomi, dan kalender megalitik berusia 10.000 tahun di Skotlandia, tidak ada keraguan bahwa peradaban kuno  di berbagai belahan dunia memiliki pemahaman yang luar biasa terhadap kosmos dan pergerakannya. Pertanyaannya adalah bagaimana mereka bisa begitu tepat dan akurat merekam peristiwa kosmologi tanpa teknologi seperti yang kita miliki saat ini, fakta tersebut masih mengundang tanda tanya besar bagi para ahli.
 Tekhnologi kuno yang masih menjadi misteri hingga saat ini (Bagian 2 )

Apa yang pasti adalah bahwa penemuan-penemuan terbaru telah mengungkapkan betapa sebenarnya budaya kuno tidak kalah canggih dengan budaya saat ini, khusus dalam ilmu astronomi  kita dapat melihat bahwa mereka bukanlah seperti orang-orang primitif dengan pengetahuan serba terbatas seperti yang difikirkan oleh kebanyakan orang selama ini.

Tekhnologi Kuno Senjata Sinar Matahari


Dalam bidang persenjataan orang-orang jaman dahulu juga telah mampu menciptakan senjata dengan kemampuan yang tak kalah dahsyat dengan senjata modern meskipun dalam model yang berbeda dan juga masih menyimpan tanda tanya besar bagi para Ilmuwan modern.

Seorang Matematikawan Yunani, insinyur, penemu, dan astronom, Archimedes (287-212 SM) dilaporkan telah menciptakan senjata sinar panas (atau sering disebut sebagai  'death ray') untuk mempertahankan kota bersejarah di Sisilia dari serangan kapal  Syracuse. Menurut sebuah tulisan yang dibuat pada abad ke-2 oleh Lucian dan Anthemius dari Tralles, senjata tersebut terbuat dari reflektor besar (mungkin terbuat dari perunggu yang dipoles atau tembaga), yang digunakan untuk memfokuskan sinar matahari  yang kemudian dipantulkan ke kapal musuh, pantulan sinar matahari yang sudah difokuskan dengan menggunakan alat tersebut mampu menghasilkan panas yang luar biasa dan dapat membakar obyek yang terkena olehnya walaupun obyek sebesar kapal sekalipun.
 Tekhnologi kuno yang masih menjadi misteri hingga saat ini (Bagian 2 )

Meskipun keberadaannya diperdebatkan di kalangan sejarawan, sejumlah tes akurat membuktikan bahwa senjata seperti itu bisa saja benar adanya. Pada tahun 1973, para ilmuwan Yunani Ioannis Sakkas melakukan percobaan dengan menggunakan  70 cermin dengan lapisan tembaga, dengan meniru model kayu lapis dari sebuah kapal perang Romawi pada jarak 50 meter. Ketika cermin tersebut difokuskan secara akurat, dan dipantulkan ke arah kapal ternyata dapat membakar kapal hanya dalam hitungan detik.

[td_smart_list_end]

Baca juga: Tekhnologi Peradaban Kuno Yang Masih Menjadi Misteri Hingga Saat Ini

Demikianlah beberapa tekhnologi kuno yang hingga sekarang masih menjadi misteri dan belum dapat dipecahkan oleh tekhnologi modern

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama