Siapa dibalik terbentuknya ISIS masih terus menjadi pertanyaan bagi siapapun yang belum mengetahuinya. Meskipun informasi tentang siapa dibalik terbentuknya ISIS pernah beredar luas dimasyarakat, namun berita ini terus ditutup-tutupi oleh media dengan hanya memberitakan hubungan antara ISIS dengan Islam dan kejahatan-kejahatan yang dilakukan oleh organisasi teroris ini.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa kebohongan yang dilakukan berulang-ulang maka kebohongan itu akan dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh masyarakat. Apalagi jika kebohongan tersebut di dukung oleh media bahkan Negara di seluruh dunia.
Dusta tentang ISIS sebagai sebuah extrimis teroris yang dilatar belakangi oleh Islam terus didengungkan hingga hari ini, kejahatan yang dilakukan oleh ISIS terhadap siapapun bahkan terhadap umat Islam menutup mata dunia dari kenyataan yang sebenarnya bahwa organisasi pembunuh ini sebenarnya hasil rekayasa barat untuk membuat perpecahan di Timur Tengah.
Media terus memberitakan aktifitas ISIS dengan atribut Islam sperti misalnya bendera hitam dengan bertuliskan kalimat tauhid laa ilaaha illallah dan selalu mengaitkan aktifitas ISIS dengan symbol-simbol keislaman. Secara psikologis apa yang dilakukan oleh media ini akan membuat antipati terhadap umat Islam. Kondisi ini semakin diperparah dengan aktifitas ISIS yang terus memperlihatkan perilaku tidak beradab dengan menebar terror dimana-mana. Tindakan jahat ISIS yang tidak mengenal perikemanusiaan ini kemudian dijadikan “santapan empuk” oleh media yang membenci Islam untuk terus menyudutkan Islam dengan membentuk opini bahwa Islam identik dengan antitoleransi, kekerasan, terorisme dan tuduhan-tuduhan jahat lainnya. Upaya pembentukan opini tersebut berhasil bahkan di kalangan umat Islam sendiri.
Siapa sebenarnya ISIS dan siapa yang berada dibalik terbentuknya ISIS sebenarnya sudah diketahui oleh sebagian besar masyarakat dunia, bahwa organisasi teroris ini merupakan bentukan barat untuk mengobok-obok persatuan Negara-negara timur tengah. Namun berita yang dibuat oleh media selalu menutup rapat-rapat siapa dibalik terbentuknya ISIS yang sebenarnya, media selalu membesar-besarkan hubungan antara ISIS dengan Islam dan tidak pernah memberitakan siapa sebenarnya dibalik terbentuknya ISIS dan apa tujuannya.
Sebuah pernyataan mengejutkan yang disampaikan oleh calon Presiden AS Hillary Clinton tahun 2014 yang lalu, membuka mata dunia tentang siapa sebenarnya yang berada dibalik berdirinya organisasi teroris ISIS. Dalam buku terbarunya, Hard Choice, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergolak. Seperti yang dilansir harian Mesir, Elmihwar, Rabu (6/8/2014).
Dikatakan, ISIS dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013 oleh pemerintah AS bersama dan negara-negara barat sekutunya demi memecah belah Timur Tengah (Timteng).
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam(Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Awalnya gerakan tersebut akan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah. Namun saat terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir, semua rencana itu berantakan.
“Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, BillClinton, itu.
Pihak barat, menurut Hillary, sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan di Mesir. Namun negeri piramida tersebut bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan militer mereka.
“Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalka, kami pun rugi,” tulis dia.
Sebelumnya, mantan karyawan Kontrak US National Security Agency (NSA), Edward Snowden, juga melontarkan pernyataan yang hampir sama.
Snowden, seperti dilansir Globalresearch, menyebut ISIS sebagai produk kerjasama antara Inggris, Amerika Serikat dan Israel dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstrimis dunia dalam satu tempat.
Dalam berita itu disebut pula bahwa Snowden mengungkapkan strategi yang dikenal sebagai operasi “sarang lebah”. Dokumen NSA menunjukkan operasi “sarang lebah” bertujuan melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.
Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi itu adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Bocoran informasi rahasia ini juga mengungkapkan bahwa pemimpin ISIS dan Abu Bakar Al-Baghdadi merupakan jebolan program pendidikan Mossad. Dia diketahui pernah mengikuti pelatihan militer intensif selama satu tahun di bawah kendali Mossad, selain program dalam bidang teologi.
Itulah siapa sebenarnya yang membidani lahirnya ISIS, Hillary Clinton bukanlah orang sembarangan dia termasuk deretan orang penting di Amerika Serikat dan kita ketahui bersama bahwa dia adalah istri mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Bobot statementnya tentu tidak bisa dibandingkan dengan “rumpian” ibu-ibu disebelah rumah kita.
Umat Islam harus memberitakan kebenaran ini kepada siapapun sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Jangan pernah terlarut dengan upaya pengaburan latar belakang ISIS yang sebenarnya agar Islam tidak selalu disudutkan dengan segala bentuk kekerasan dan terorisme.
Kita sering mendengar ungkapan bahwa kebohongan yang dilakukan berulang-ulang maka kebohongan itu akan dianggap sebagai sebuah kebenaran oleh masyarakat. Apalagi jika kebohongan tersebut di dukung oleh media bahkan Negara di seluruh dunia.
Dusta tentang ISIS sebagai sebuah extrimis teroris yang dilatar belakangi oleh Islam terus didengungkan hingga hari ini, kejahatan yang dilakukan oleh ISIS terhadap siapapun bahkan terhadap umat Islam menutup mata dunia dari kenyataan yang sebenarnya bahwa organisasi pembunuh ini sebenarnya hasil rekayasa barat untuk membuat perpecahan di Timur Tengah.
Media terus memberitakan aktifitas ISIS dengan atribut Islam sperti misalnya bendera hitam dengan bertuliskan kalimat tauhid laa ilaaha illallah dan selalu mengaitkan aktifitas ISIS dengan symbol-simbol keislaman. Secara psikologis apa yang dilakukan oleh media ini akan membuat antipati terhadap umat Islam. Kondisi ini semakin diperparah dengan aktifitas ISIS yang terus memperlihatkan perilaku tidak beradab dengan menebar terror dimana-mana. Tindakan jahat ISIS yang tidak mengenal perikemanusiaan ini kemudian dijadikan “santapan empuk” oleh media yang membenci Islam untuk terus menyudutkan Islam dengan membentuk opini bahwa Islam identik dengan antitoleransi, kekerasan, terorisme dan tuduhan-tuduhan jahat lainnya. Upaya pembentukan opini tersebut berhasil bahkan di kalangan umat Islam sendiri.
Siapa sebenarnya ISIS dan siapa yang berada dibalik terbentuknya ISIS sebenarnya sudah diketahui oleh sebagian besar masyarakat dunia, bahwa organisasi teroris ini merupakan bentukan barat untuk mengobok-obok persatuan Negara-negara timur tengah. Namun berita yang dibuat oleh media selalu menutup rapat-rapat siapa dibalik terbentuknya ISIS yang sebenarnya, media selalu membesar-besarkan hubungan antara ISIS dengan Islam dan tidak pernah memberitakan siapa sebenarnya dibalik terbentuknya ISIS dan apa tujuannya.
Dalang dibalik terbentuknya ISIS
Sebuah pernyataan mengejutkan yang disampaikan oleh calon Presiden AS Hillary Clinton tahun 2014 yang lalu, membuka mata dunia tentang siapa sebenarnya yang berada dibalik berdirinya organisasi teroris ISIS. Dalam buku terbarunya, Hard Choice, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergolak. Seperti yang dilansir harian Mesir, Elmihwar, Rabu (6/8/2014).
Dikatakan, ISIS dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013 oleh pemerintah AS bersama dan negara-negara barat sekutunya demi memecah belah Timur Tengah (Timteng).
“Kami telah mengunjungi 112 negara sedunia. Lalu kami bersama-sama rekan-rekan bersepakat mengakui sebuah Negara Islam(Islamic State/IS) saat pengumuman tersebut,” tulis Hillary.
Awalnya gerakan tersebut akan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah. Namun saat terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir, semua rencana itu berantakan.
“Kami memasuki Irak, Libya dan Suriah, dan semua berjalan sangat baik. Namun tiba-tiba meletus revolusi 30 Juni-7 Agustus di Mesir. Itu membuat segala rencana berubah dalam tempo 72 jam,” ungkap istri mantan presiden AS, BillClinton, itu.
Pihak barat, menurut Hillary, sempat berpikir untuk menggunakan kekuatan di Mesir. Namun negeri piramida tersebut bukanlah Suriah atau Libya, karena militer negara itu tergolong kuat. Selain itu, warga Mesir cenderung tidak pernah meninggalkan militer mereka.
“Jadi, jika kami gunakan kekuatan melawan Mesir, kami akan rugi. Tapi jika kami tinggalka, kami pun rugi,” tulis dia.
Sebelumnya, mantan karyawan Kontrak US National Security Agency (NSA), Edward Snowden, juga melontarkan pernyataan yang hampir sama.
Snowden, seperti dilansir Globalresearch, menyebut ISIS sebagai produk kerjasama antara Inggris, Amerika Serikat dan Israel dengan tujuan menciptakan sebuah organisasi teroris untuk menarik semua ekstrimis dunia dalam satu tempat.
Dalam berita itu disebut pula bahwa Snowden mengungkapkan strategi yang dikenal sebagai operasi “sarang lebah”. Dokumen NSA menunjukkan operasi “sarang lebah” bertujuan melindungi entitas Zionis dengan menciptakan slogan-slogan agama dan Islam.
Menurut dokumen yang dirilis oleh Snowden, satu-satunya solusi untuk melindungi negara Yahudi itu adalah dengan menciptakan musuh di dekat perbatasannya. Bocoran informasi rahasia ini juga mengungkapkan bahwa pemimpin ISIS dan Abu Bakar Al-Baghdadi merupakan jebolan program pendidikan Mossad. Dia diketahui pernah mengikuti pelatihan militer intensif selama satu tahun di bawah kendali Mossad, selain program dalam bidang teologi.
Itulah siapa sebenarnya yang membidani lahirnya ISIS, Hillary Clinton bukanlah orang sembarangan dia termasuk deretan orang penting di Amerika Serikat dan kita ketahui bersama bahwa dia adalah istri mantan presiden Amerika Serikat Bill Clinton. Bobot statementnya tentu tidak bisa dibandingkan dengan “rumpian” ibu-ibu disebelah rumah kita.
Umat Islam harus memberitakan kebenaran ini kepada siapapun sesuai dengan kemampuan yang dimilikinya. Jangan pernah terlarut dengan upaya pengaburan latar belakang ISIS yang sebenarnya agar Islam tidak selalu disudutkan dengan segala bentuk kekerasan dan terorisme.
Posting Komentar