Hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 dalam perjalanan dari Surabaya ke Singapura semakin menambah panjang daftar kecelakaan Pesawat terbang selama dua decade yang terjadi di Indonesia. Dalam kurun waktu ini tercatat hampir 650 orang tewas dalam berbagai kecelakan pesawat di Indonesia

Maskapai penerbangan Indonesia telah berupaya keras untuk meningkatkan pelayanan terhadap para pengguna angkutan udara, karena pasar Penerbangan di Asia Tenggara mengalami lonjakan  cukup  pesat. Beberapa maskapai penerbangan bahkan memberikan penerbangan murah untuk melayani konsumen, termasuk salah satunya Air Asia yang cukup terkenal karena tarif murah yang dikenakannya.









Seorang pria menunjuk pada layar elektronik yang menunjukkan jadwal penerbangan AirAsia QZ8501 di Bandara Changi  Singapura


Dengan terjadinya serangkaian kecelakaan pesawat terbang selama dua decade ini  Maskapai Penerbangan Indonesia semakin terpacu untuk memberikan pelayanan terbaik,  terhadap keamanan dan kenyamanan para penumpang pesawat, dengan menyediakan pilot yang cukup mumpuni, mekanik yang handal, penendali lalu lintas udara yang berpengalaman dan tekhnologi bandara yang canggih.

Meskipun 30% dari kecelakaan pesawat di seluruh dunia disebabkan oleh kondisi cuaca yang buruk, sistem deteksi berbasis darat dan pergeseran udara  sangat perlu diperhatikan oleh  awak pesawat untuk mengantisipasi berbagai situasi yang tidak terduga.









Hilangnya pesawat Air Asia QZ8501 menambah daftar panjang kecelakaan pesawat di Indonesia

Dalam 20 tahun terakhir sebanyak 532 orang dinyatakan tewas dalam kecelakaan pesawat terbang di Indonesia, dan 116 orang lainnya hilang. Sementara itu hilangnya Air Asia dalam perjalananannya menuju Singapura dari Bandara Juanda di Surabaya.

Pada tahun 2014 sejauh ini sudah terjadi lima kecelakaan pesawat besar di Asia Tenggara, termasuk  Malaysia Airlines Flight 17 dalam perjalanannya ke Kuala Lumpur, dan hilangnya MH370 dalam perjalanannya ke Beijing dari Kuala Lumpur. Selain itu dalam sejarah penerbangan Indonesia selama 20 tahun terakhir Indonesia telah mengalami beberapa kecelakaan yang dapat di katagorikan dalam kecelakaan pesawat besar. Kecelakaan tersebut antara lain


1. 13 April 2013: Kecelakaan Lion Boeing 737-800 di Bandara Ngurah Rai, Bali

Pesawat ini membawa lebih dari 100 orang penumpang dan awak pesawat. Lion 737-800 tergelincir hingga melampaui batas  landasan pacu saat mendarat dalam kondisi cuaca hujan dan akhirnya jatuh ke laut, Dalam kecelakaan ini lebih dari 20 orang mengalami luka. Boeing 737-800 adalah merupakan jenis pesawat baru, yang dioperasikan oleh maskapai penerbangan murah Indonesia Lion Air, tergelincir di lepas pantai Bali.









Lion Air mengalami kecelakaan di Bandara Udara  Ngurah Rai, Bali dengan 100 lebih penumpang, lebih dari 20 orang mengalami luka dalam insiden ini

2. 12 Mei 2012: Kecelakaan Sukhoi Superjet-100 , 45 orang tewas
Pesawat buatan Rusia ini menabrak gunung Salak di Bogor, menurut  informasi yang diperoleh dari perekam data yang berada di kokpit, menunjukkan pilot  sedang mengobrol dengan calon pembeli di kokpit sebelum pesawat itu menabrak  gunung Salak di Bogor, Jawa Barat.









Marinir Indonesia memeriksa puing-puing dari Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di gunung di Bogor, Jawa Barat, Indonesia pada 12 Mei 2012
Pasukan Marinir  memeriksa puing-puing  Sukhoi Superjet-100 yang jatuh di gunung Salak Bogor, Jawa Barat, Indonesia pada 12 Mei 2012










Logo Sukhoi Co. terlihat jelas, di antara puing-puing kecelakaan Sukhoi Superjet-100
Logo Sukhoi Co. terlihat jelas, di antara puing-puing kecelakaan Sukhoi Superjet-100










Anggota Marinir melihat puing-puing Sukhoi Superjet-100 di Gunung Salak di Bogor, Indonesia
Anggota Marinir melihat puing-puing Sukhoi Superjet-100 di Gunung Salak di Bogor, Indonesia

3. Januari 2007: Pesaway Boeing 737 hilang, 102 penumpang diperkirakan tewas

Pesawat Boeing 737-400 Adam Air hilang kontak pada penerbangan dari Bandara Juanda Surabaya menuju Manado pada 1 Januari 2007 lalu. Saat itu pesawat bertolak dari Bandara Juanda pukul 12.59 WIB. Pesawat akan transit terlebih dahulu di Makassar.

Semestinya pesawat dengan nomor penerbangan DHI 574 itu mendarat di Bandara Hasanuddin, Makassar pada pukul 14.25 WIB atau 16.25 WIT. Dua puluh menit sebelum jadwal landing di Makassar, pilot Adam Air menghubungi ATC Bandara Hasanuddin, Makassar, dan mengabarkan bahwa pesawat terkena crosswind.

Satu menit kemudian, pesawat Adam Air hilang dari pantauan radar sekitar 157,4 kilometer arah barat laut Makassar di ketinggian 10,668 meter. Sampai batas akhir bahan bakar pesawat Adam Air pukul 17.00, keberadaan pesawat belum juga diketahui.









Pesawat Boeing 737-400 Adam Air, yang sekarang sudah tidak beroperasi lagi


4. September 2005: kecelakaan Mandala Airlines, 149 orang tewas
Pesawat Mandala Airlines jatuh di wilayah pemukiman penduduk sesaat setelah lepas landas, menyebabkan 100 orang penumpang tewas dan 49 orang warga meninggal akibat tertimpa reruntuhan pesawat yang mengalami kecelakaan.









Warga Medan berjalan melewati puing-puing pesawat Mandala Airlines A330  yang jatuh beberapa saat setelah lepas landas dari Medan, September 2005

5. Desember 1997: kecelakaan pesawat SilkAir, 104 orang tewas
Semua penumpang yang berjumlah  104 orang tewas dalam musibah ini, pusat kendali pesawat ini berada di Singapura SilkAir. Pesawat jatuh di Sungai Musi, Sumatera Selatan dalam perjalanan dari Jakarta ke Singapura.









Perwira militer Indonesia menjaga puing-puing dari SilkAir Boeing 737-300 di lokasi kecelakaan pesawat itu
Perwira militer menjaga puing-puing  SilkAir Boeing 737-300 di lokasi kecelakaan pesawatSilkAir











Petugas angkatan laut mengangkat reruntuhan pesawat dan pakaian korban di Sungai Musi  selama mencari puing-puing pesawat dan mayat di lokasi kecelakaan pada 24 Desember 1997

6. September 1997: kecelakaan pesawat Garuda Indonesia, 234 orang tewas
Garuda Indonesia Penerbangan GA 152 adalah sebuah pesawat Airbus A300-B4 yang jatuh di Buah Nabar, Kecamatan Sibolangit, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, Indonesia (sekitar 32 km dari Bandara Polonia dan 45 km dari kota Medan) saat hendak mendarat di Bandara Polonia pada tangal 26 September 1997. Kecelakaan ini menewaskan seluruh orang di dalamnya yang berjumlah 234 orang (222 penumpang dan 12 awak) dan hingga kini merupakan kecelakaan pesawat terburuk dalam sejarah Indonesia. Kecelakaan ini berjenis CFIT (Controlled flight into terrain; bahasa Indonesia: Penerbangan Terkendali Menuju Daratan) dimana sebuah pesawat yang laik terbang dan memiliki kru yang terlatih tanpa sengaja jatuh ke tanah, pegunungan, atau perairan). Pilot umumnya tidak menyadari bahaya di depan hingga semuanya terlambat.

Pesawat tersebut sedang dalam perjalanan dari Jakarta ke Medan dan telah bersiap untuk mendarat. Menara pengawas Bandara Polonia kehilangan hubungan dengan pesawat sekitar pukul 13.30 WIB. Saat terjadinya peristiwa tersebut, kota Medan sedang diselimuti asap tebal dari kebakaran hutan. Ketebalan asap menyebabkan jangkauan pandang pilot sangat terbatas dan hanya mengandalkan tuntunan dari menara kontrol Polonia, namun kesalahmengertian komunikasi antara menara kontrol dengan pilot menyebabkan pesawat mengambil arah yang salah dan menabrak tebing gunung. Pesawat tersebut meledak dan terbakar, menewaskan seluruh penumpang dan awaknya.

Dari seluruh korban tewas, ada 44 mayat korban yang tidak bisa dikenali yang selanjutnya dimakamkan di Monumen Membramo, Medan. Di antara korban jiwa, selain warga Indonesia, tercatat pula penumpang berkewarganegaraan Amerika Serikat, Belanda dan Jepang.









Petugas penyelamat menghapus tubuh plastik-terselubung dari korban dari Garuda Indonesia Airbus kecelakaan di dekat Medan, Indonesia bagian utara pada 27 September
Petugas penyelamat mengangkat  korban kecelakaan Garuda Indonesia Airbus di dekat Medan.










Bagian pesawat Garuda Airbus yang terbakar sesaat setelah pesawat tersebut jatuh
Bagian pesawat Garuda Airbus yang terbakar sesaat setelah pesawat tersebut jatuh

7. Januari 1995: Pesawat Merpati Nusantara Airlines hilang, 14 orang diperkirakan tewas
Merpati Nusantara Airlines Flight 6715  jatuh pada tanggal 10 Januari 1995, yang merenggut nyawa 10 penumpang dan 4 awak. Pesawat itu hilang dalam cuaca buruk selama penerbangan. Pesawat ini diyakini  jatuh ke laut









Merpati Nusantara Airlines Flight 6715
Merpati Nusantara Airlines Flight 6715

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama