Penolakan terhadap terpilihnya Donald Trump masih terus dilakukan oleh warga Amerika, rencana untuk kembali melakukan demo menolak terpilihnya Donald Trump sebagai presiden AS terus digalang. Hingga hari ini demo yang dilakukan oleh warga AS sudah memasuki hari kelima sejak Trump terpilih pada 8 November 2016 dengan kemenangan tipis.
Aksi akan kembali digelar pada hari Minggu (13/11) sore waktu setempat di kota New York, Oakland dan California seperti diumumkan secara online di media setempat.
Ribuan warga Amerika sejak 5 hari terakhir telah menunjukkan sikap mereka untuk menolak Trump sebagai Presiden AS terpilih. Sebagaimana diketahui kemenangan Trump sangat mengejutkan dunia karena dalam berbagai kampanye yang digelar di depan public Trump lebih sering kalah oleh Hillary Clinton. Selain itu Trump yang kehilangan perhitungan populer namun demikian memperoleh suara yang cukup di 538 orang electoral College untuk memenangkan pilpres Amerika.
Para Demonstran masih terus mengecam kampanye Trump yang menjanjikan akan membatasi imigran bagi pendatang Muslim di negeri Paman Sam tersebut. Donald Trump juga menghadapi masalah tuduhan bintang reality televisi yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Akibat dari rentetan demo yang sudah berlangsung selama 4 hari ini menyebabkan puluhan orang ditangkap dan beberapa aparat kepolisian mengalami lukam demikian seperti dilansir oleh Reutera (13/11). Para Demonstran terus meneriakkan “Donald Trump Bukan Presiden Saya”
Lebih dari 20 orang pengunjuk rasa telah ditangkap, beberapa mereka juga mengalami penembakan meskipun tidak luka serius pada Sabtu dini hari, demikian seperti dijelaskan oleh Polisi di Portland, Oregon. Para Demonstran membakar botol danmenolak untuk membubarkan diri.
Sementara itu di New York, ribuan demonstran berbaris untuk melakukan unjuk rasa damai sampai Fifth Avenue sebelum memenuhi jalan-jalan di sekitar Trump Tower.
"Kami cemas negara telah memilih presiden yang tidak kredibel dan tidak berkualitas, rasis misoginis pada platform yang hanya benar-benar penuh kebencian," kata Mary Florin-McBride, 62, seorang pensiunan bank dari New York sambil membawa pamphlet bertuliskan "Jangan Ada Fasisme di Amerika.
Di wilayah Chicago dan Los Angeles, para pengunjuk rasa berkumpul di bawah pohon-pohon palem MacArthur Park sambil memegang pamphlet yang bertuliskan "Dump Trump" dan "Minoritas Matter," dan menuju pusat kota. Evelyne Werzola, 46, seorang imigran asal Afrika Selatan, mengatakan dia telah melihat apa yang negara dan polisi lakukan terhadap kami.
Aksi akan kembali digelar pada hari Minggu (13/11) sore waktu setempat di kota New York, Oakland dan California seperti diumumkan secara online di media setempat.
Ribuan warga Amerika sejak 5 hari terakhir telah menunjukkan sikap mereka untuk menolak Trump sebagai Presiden AS terpilih. Sebagaimana diketahui kemenangan Trump sangat mengejutkan dunia karena dalam berbagai kampanye yang digelar di depan public Trump lebih sering kalah oleh Hillary Clinton. Selain itu Trump yang kehilangan perhitungan populer namun demikian memperoleh suara yang cukup di 538 orang electoral College untuk memenangkan pilpres Amerika.
Para Demonstran masih terus mengecam kampanye Trump yang menjanjikan akan membatasi imigran bagi pendatang Muslim di negeri Paman Sam tersebut. Donald Trump juga menghadapi masalah tuduhan bintang reality televisi yang dituduh melakukan pelecehan seksual terhadapnya.
Akibat dari rentetan demo yang sudah berlangsung selama 4 hari ini menyebabkan puluhan orang ditangkap dan beberapa aparat kepolisian mengalami lukam demikian seperti dilansir oleh Reutera (13/11). Para Demonstran terus meneriakkan “Donald Trump Bukan Presiden Saya”
Lebih dari 20 orang pengunjuk rasa telah ditangkap, beberapa mereka juga mengalami penembakan meskipun tidak luka serius pada Sabtu dini hari, demikian seperti dijelaskan oleh Polisi di Portland, Oregon. Para Demonstran membakar botol danmenolak untuk membubarkan diri.
Sementara itu di New York, ribuan demonstran berbaris untuk melakukan unjuk rasa damai sampai Fifth Avenue sebelum memenuhi jalan-jalan di sekitar Trump Tower.
"Kami cemas negara telah memilih presiden yang tidak kredibel dan tidak berkualitas, rasis misoginis pada platform yang hanya benar-benar penuh kebencian," kata Mary Florin-McBride, 62, seorang pensiunan bank dari New York sambil membawa pamphlet bertuliskan "Jangan Ada Fasisme di Amerika.
Di wilayah Chicago dan Los Angeles, para pengunjuk rasa berkumpul di bawah pohon-pohon palem MacArthur Park sambil memegang pamphlet yang bertuliskan "Dump Trump" dan "Minoritas Matter," dan menuju pusat kota. Evelyne Werzola, 46, seorang imigran asal Afrika Selatan, mengatakan dia telah melihat apa yang negara dan polisi lakukan terhadap kami.
Posting Komentar