Dalam industri pengolahan rumput laut yang menghasilkan Carrageenan ada 3 tipe Carrageenan yang dihasilkan dari proses ekstraksi  dari jenis rumput laut yang berbeda.  Jenis-janis Carrageenan tersebut  juga digunakan dalam aplikasi yang berbeda untuk berbagai macam produk,  baik produk makanan maupun produk lainnya.  Tiga jenis Carrageenan tersebut adalah:1.    Kappa Carrageenan
Kappa Carrageenan dibuat dari rumput laut jenis Eucheuma Cottonii dan Chondrus Crispus, dua jenis rumput laut ini banyak mengandung Carrageenan dan untuk jenis Euchema Cottonii telah banyak dibudidayakan di Indonesia, sementara itu untuk jenis Chondrus Crispus tidak dibudidayakan di Indonesia. Kappa Carrageenan menduduki produk terbanyak dari 2 jenis Carrageenan lainnya.

Karakter dari Kappa Carrageenan akan terputus pada larutan asam, namun setelah terjadi pembentukan gel, Carrageenan ini akan mengalami resistensi terhadap degradasi. Gel Kappa Carrageenan akan menjadi kuat saat dilarutkan pada larutan garam Kalium.

2.    Iota Carrageenan
Iota Carrageenan dibuat dari rumput laut jenis rumput laut Eucheuma Spinossum yang juga banyak terdapat di Indonesia, namun upaya pembudidayaan rumput laut jenis ini belum begitu banyak tidak seperti pada jenis rumput laut E. Cottonii dan Gracilaria. Iota Carrageenan mempunyai karakter sangat stabil pada larutan asam, dan akan membentuk gel yang kuat pada larutan yang mengandung garam Kalsium.









Jenis-Jenis Carrageenan Dan Proses Pembuatan Carrageenan
Rumput laut E. Spinossum bahan baku pembuat Iota Carrageenan


3.    Lambda Carrageenan
Bahan baku pembuat Lammbda Carrageenan adalah rumput laut Gigartina Acicularis dan Gigartina Pistillata, dua jenis rumput laut ini tidak terdapat di Indonesia karena kondisi geografis Indonesia tidak memenuhi syarat untuk pertumbuhan dua jenis rumput laut ini. Lambda Carrageenan mempunyai karakter  paling stabil kedua pada larutan asam setelah Iota Carrageenan, Carrageenan jenis ini tidak dapat larut dalam larutan garam.
Jenis-Jenis Carrageenan Dan Proses Pembuatan Carrageenan

Carrageenan adalah salah satu produk hasil olahan rumput laut yang mempunyai berbagai macam fungsi , Carrageenan digunakan dalam pembuatan berbagai macam produk pangan, farmasi dan kosmetik juga keperluan industry lainnya. Fungsi utama Carrageenan adalah sebagai bahan pengental, penstabil, pembentuk gel, emulsifier dan lain sebagainya. Carrageena sendiri merupakan senyawa polisakarida yang dihasilkan dari proses ekstraksi rumput laut.

Sebetulnya tekhnologi yang digunakan dalam pembuatan Carrageenan tergolong dalam tekhnologi sederhana yang dapat dilakukan dalam skala kecil atau industry rumah tangga. Di Indonesia, Industri Carrageenan dalam skala rumah tangga memang belum begitu dikenal walaupun Indonesia sendiri merupakan Negara dengan hasil rumput laut bahan baku Carrageenan terbesar di dunia. Penyebabnya mungkin karena opini yang berkembang di Masyarakat, Industri Carrageenan adalah merupakan industry yang harus dibangun dalam skala besar.

Bahan-bahan
Untuk membuat Carrageenan dibutuhkan bahan baku dan alat-alat pendukung lainnya yaitu:
1.    Rumput Laut Eucheuma Cottonii atau Eusheuma Spinossum
2.    Natrium Hidroksida (NaOH), pengaur pH
3.    Filter Aid (Celite atau tanah diatomite) untuk proses penyaringan
4.    Natrium Chlorida (NaCL)
5.    Isopropanol sebagai bahan pengendap.

Alat-Alat Yang Dibutuhkan
1.    Alat pencuci rumput laut
2.    Alat perebus
3.    Alat Penghancur Rumput Laut
4.    Filter press untuk penyaringan
5.    Tempat pengendapan
6.    Oven pengering

Proses Pembuatan Carrageenan.
Proses yang dilakukan dalam pembuatan sebetulnya tidak terlalu rumit, namun dibutuhkan ketelitian dalam membuat komposisi larutan penyampur  yang akan menentukan keberhasilan dalam pembuatan Carrageenan. Adapun prosedur pembuatannya adalah;

PEMBERSIHAN
Langkah awal yang harus dilakukan pada proses pembuatan Carrageenan adalah pembersihan rumput laut yang akan diproses menjadi Carrageenan, hal ini sangat penting dilakukan untuk menjaga kemurnian Carrageenan yang dihasilkan. Rumput laut yang diambil dari Nelayan biasanya masih kurang memenuhi standar industry terutama pada msalah kebersihan, oleh karena itu harus dilakukan pembersihan. Kotoran yang biasanya menyertai rumput laut kering adalah garam, pasir, sampah laut, potongan-potongan tali , lumut, rumput laut jenis lain, karang dan lain sebagainya.

EKSTRAKSI
Setelah rumput laut bebas dari kotoran langkah selanjutnya adalah merendam rumput laut dalam air dengan suhu 40 derajat Celcius. Setelah dilakukan perendaman potong-potong rumput laut dengan panjang 3 hingga 5 Centimeter.

Langkah selanjutnya adalah proses ekstraksi tahap 1, caranya, rebus rumput laut dengan menggunakan air dengan volume air 40 hingga 50 kali berat rumput laut kering, atur tingkat keasaman pada pH 8-9 dengan menggunakan NaOH. Lama proses perebusan pada tahap 1 ini adalah selama 30 – 60 menit pada suhu 85 hingga 95 Derajat Celcius.  Selanjutnya rumput laut di hancurkan dengan menggunakan blender hingga terbentuk bubur rumpu laut. Lanjutkan pada ekstraksi  tahap II dengan metode yang sama seperti pada tahap 1 dengan suhu dan pH yang sama, perebusan/ekstraksi dilakukan selama 18 jam untuk E.Cottonii dan 3 jam untuk E. Spinossum.

PENYARINGAN
Proses selanjutnya setelah dilakukan ekstraksi adalah penyaringan, bubur rumput laut yang dihasilkan dari proses ekstraksi ditambah filter aid (celite atau tanah diatomite) dengan konsentrasi 3-4%. Untuk memudahkan penyaringan, lakukan penyaringan dalam keadaan masih panas dengan menggunakan filter press. Hasil penyaringan kemudian ditambah dengan  larutan NaCl 10% (10g NaCl dilarutkan dalam 100 ml air) sebanyak 5% dari volume larutan untuk membantu proses pengendapan. Filtrat karaginan kemudian dipanaskan hingga suhu 60 C.

  PENGENDAPAN
Pengendapan karaginan dilakukan dengan cara menuangkan filtrat karaginan yang telah dipanaskan ke dalam larutan isopropil sambil diaduk-aduk selama 15 menit, sehingga terbentuk serat-serat karaginan. Perbandingan filtrat dan isopropil yang digunakan adalah 1:2. serat-serat karaginan yang diperoleh kemudian diperas dan direndam kembali dengan isopropil selama 30 menit sehingga diperoleh serat karaginan yang lebih kaku.

PENGERINGAN DAN PENEPUNGAN

Serat-serat karaginan kemudian dikeringkan dengan pengering hampa udara pada suhu 60 C sampai kering. Kemudian digiling sehingga diperoleh tepung karaginan. Karaginan yang diperoleh dari hasil pengolahan ini mempunyai spesifikasi produk sebagai berikut : kenampakan putih susu, susunan kimiawi dan fisik, air 8-12%, abu total 18-23%, abu tak terlarut asam 1-2%, sulfat 18-24% (E. Cottoni), 22-32% (E. Spinosum), kekentalan larutan tepung karaginan 1,5% 20-180 Cps.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama