living-after-death Ritual penguburan mayat  dan keyakinan perpindahan jiwa ke alam berikutnya telah menjadi karakteristik manusia setidaknya sejak 100.000 tahun, yaitu sekitar jaman paleolitikum. Munculnya kesadaran spiritual dan simbolisme, secara langsung terkait dengan evolusi lobus temporal dan frontal  masyarakat  Neanderthal dan Cro-Magnon, dan kemudian menjadi kosmologi pertama, 20.000 sampai 30.000 tahun yang lalu. Bangsa kuno pada jaman Paleolitik telah mampu mengalami cinta, rasa takut, dan kekaguman mistis, mereka menguburkan orang- orang yang mereka cintai dengan penuh penghormatan, sesuai adat pada jamannya.

Mereka percaya pada roh dan hantu yang berdiam di tanah surgawi impian, mereka menguburkan mayat dengan cara diinternir dalam posisi tidur beserta perlengkapan, ornamen dan bunga. Sejak 30.000 tahun yang lalu, dan dengan perluasan lobus frontal, mereka menciptakan ritual simbolik untuk membantu mereka memahami dan mendapatkan kontrol atas alam spiritual, mereka juga  menciptakan tanda-tanda dan simbol-simbol yang bisa menghasilkan perasaan kagum terlepas dari waktu atau budaya mereka saat itu.

Karena mereka percaya bahwa jiwa mereka akan naik ke langit, orang-orang dari jaman Paleolitikum menggunakan benda-benda langit sebagai tanda-tanda untuk ritual mereka, dan antara 30.000 sampai 20.000 tahun yang lalu, mereka mengamati dan secara simbolis menggambarkan hubungan antara siklus menstruasi wanita dan bulan, pola yang dibentuk oleh bintang, dan hubungan antara Bumi, matahari, dan empat musim. Berikut ini beberapa simbol yang biasanya mereka gunakan

1) "Salib" yang merupakan simbol kuno dari perubahan musim dan musim dingin / musim panas solstice dan musim semi / musim gugur ekuinoks
2) konstelasi Virgo, Taurus, Orion / Osiris, Pleiades, dan bintang Sirius;
3) 13 bulan baru dalam tahun matahari.
Meskipun tidak mungkin tanggal penemuan ini memiliki presisi yang tepat, namun dapat disimpulkan bahwa kesadaran spiritual pertama mulai berkembang lebih dari 100.000 tahun yang lalu, dan ini melahirkan kosmologi surgawi pertama lebih dari 20.000 tahun yang lalu.

Keyakinan Kehidupan Setelah Mati Jaman Paleolitikum


Kepercayaan pada transmigrasi jiwa, pada kehidupan setelah kematian, dari dunia luar kubur, telah menjadi karakteristik manusia  setidaknya sejak 100.000 tahun yang lalu, kuburan kuno dan ritual pemakaman mayat yang diperkirakan dilakukan pada jaman paleolitikum membuktikan akan hal tersebut, Bahkan manusia kuno, meskipun otak mereka masih kecil dengan intelektual primitif , bahasa, kognitif, dan kemampuan mental, dan masih belum mengenal  ilmu tata surya pada  lebih dari 120.000 tahun yang lalu, mereka telah secara hati-hati menangani mayat sesuai ritual mereka saat itu.









Kehidupan Setelah Mati Telah Diyakini Sejak Jaman Paleolitikum
Penguburan jenazah jaman Paleolitikum dalam posisi tidur

Sepanjang jaman Paleolitik, manusia kuno telah meletakkan alat berburu di samping tubuh mayat yang dikuburkan, hal tersebut bahkan sudah dilakukan sejak  100.000 tahun yang lalu,
mereka meyakini bahwa orang yang telah meninggal akan membutuhkan alat-alat tersebut di dunia berikutnya. Jika seseorang menjadi  pemburu semasa hidupnya maka dia akan menjadi pemburu juga di alam kematiannya.  Pada jaman Paleolitik, mereka meyakini bahwa dunia etheral  dihuni oleh roh-roh dan jiwa dari beruang, serigala, rusa, bison, dan raksasa .  Selain itu, makanan dan air juga diletakkan di dekat kepala mayat, karena mereka meyakini  bahwa roh juga  mengalami lapar dan haus pada saat berada di persinggahan panjang untuk  menuju akhirat surgawi. Ritual-ritual tersebut juga sering kita lihat pada jaman modern ini, dimana penguburan mayat dilakukan dengan menyertakan barang-barang kesukaan mayat ketika masih hidup. Bahkan secara extrim kita sering dipertontonkan mayat dikubur beserta mobilnya, mayat dikubur beserta perhiasan yang disukainya dan lain-lain.

Meskipun kemampuan kognitif, budaya, dan perkembangan intelektual pada jaman Paleolitik Neanderthal dan kemungkinan mereka belum mempunyai kemampuan berbahasa seperti manusia modern, namun masyarakat kuno ketika itu sudah mengenal ritual untuk menyambut kehidupan setelah mati. Manusia mulai berkembang akan kesadaran spiritual sejak lebih dari 100.000 tahun yang lalu. Tujuh puluh ribu tahun kemudian, kesadaran ini akan melahirkan kosmologi pertama.

Kita tidak tahu siapa Makhluk Neanderthal, apakah mereka nenek moyang manusia?,  yang kita tahu mereka ada di muka bumi pada ratusan ribu tahun yang lalu bersama dengan makhluk-makhluk lain yang telah punah. Perkiraan bahwa mereka adalah nenek moyang manusia hanyalah berdasarkan kemiripan fisik dengan manusia modern dengan perbedaan tingkat kecerdasan dan struktur tubuh, juga ukuran otak. Bisa jadi mereka adalah spesies selain manusia dan telah punah, bukankah saat ini juga terdapat banyak makhluk yang juga mengalami  kepunahan atau hampir punah? Jika struktur tubuh dijadikan alasan, saat ini banyak makhluk hidup mempunyai struktur tubuh mirip tapi mereka tidak mempunyai hubungan garis keturunan sedikitpun.
Kehidupan Setelah Mati Telah Diyakini Sejak Jaman Paleolitikum

Pemicu terjadinya pendapat tentang perubahan manusia secara fisik dari bentuk menyerupai kera hingga akhirnya menjadi manusia sempurna seperti sekarang adalah teori evolusi. Teori evolusi sendiri saat ini banyak terbantahkan dengan penemuan-penemuan fosil  makhluk hidup berusia ratusan ribu tahun, namun hingga sekarang makhluk dari spesies yang sama masih hidup dan tidak menunjukkan adanya perubahan secara fisik. Lebih dalam lagi, struktur tubuh makhluk hidup mulai dari struktur tulang, otot, syaraf dan lain sebagainya tidak mengijinkan terjadinya perubahan mendasar meskipun secara perlahan dan dalam jangka waktu ratusan ribu tahun. Apa yang sudah disampaikan diatas hanyalah berdasarkan teori dan spekulasi, pendapat baru masih akan terus ada dan bisa jadi akan membabat habis teori sebelumnya.

Yang kita tahu maanusia pertama yang menginjakkan kaki di muka bumi adalah manusia seperti yang kita liat saat ini. Bukan manusia dengan kemampuan kognitif rendah, intelektual rendah, tidak bisa berbahasa apalagi sekujur tubuhnya dipenuhhi bulu.

Post a Comment

أحدث أقدم