Setelah belasan tahun penggalian, tim arkeologi yang dipimpin oleh Steven Collins mengklaim telah menemukan sebuah kota yang diperkirakan milik kaum Sodom, yaitu kaumnya Nabi Luth yang mendapat murka dari Allah karena tindakan bejat mereka. Cerita kebejatan kaum Sodum termuat dalam kitab Injil juga Al-Qur’an.
Menurut para ahli, Nabi Luth diutus sebagai nabi pada sekitar tahun 1950-1870 SM, beliau diutus untuk negeri Sadum dan Gomorrah di wilayah Syam, Palestina. Beliau diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Namanya disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran. Nabi Luth meninggal di Desa Shafrah di Syam, Palestina.
Sedikit mengenang cerita tentang kebejatan moral kaum Sodom dan Gomorah. Masyarakat Sadum atau Sodom adalah masyarakat yang rendah moralnya dan rusak akhlaknya. Masyarakat Sadum tidak mempunyai pegangan agama atau nilai kemanusiaan yang beradab. Maksiat dan kemungkaran merajalela dalam pergaulan hidup mereka. Pencurian dan perampasan harta merupakan kejadian sehari-hari di mana yang kuat menjadi penguasa sedangkan yang lemah menjadi korban penindasan dan perlakuan sewenang-wenang.
Maksiat yang paling menonjol yang menjadi ciri khas hidup mereka adalah perbuatan homoseksual atau liwath di kalangan lelakinya dan lesbian di kalangan wanitanya. Kedua jenis kemungkaran ini begitu merajalela di dalam masyarakat sehingga hal tersebut merupakan suatu kebudayaan bagi kaum Sadum.
Musafir yang masuk ke Sadum tidak akan selamat dari gangguan mereka. Jika ia membawa barang-barang yang berharga maka dirampaslah barang-barangnya, jika ia melawan atau menolak menyerahkan hartanya maka nyawanya tidak akan selamat. Akan tetapi jika pendatang itu seorang lelaki yang bermuka tampan dan berparas elok maka ia akan menjadi rebutan di antara kalangan laki-laki dari mereka dan akan menjadi korban perbuatan keji lelakinya dan sebaliknya jika si pendatang itu seorang perempuan muda maka ia akan menjadi mangsa bagi pihak wanitanya pula.
Nabi Luth diutus untuk mengembalikan masyarakat Sodum dan Gomorah ke jalan yang benar, namun seruan Nabi Luth ditolak bahkan Nabi Luth diejek dan dinistakan. Lebih parahnya lagi istri Nabi Luth juga termasuk orang-orang yang mendustakan kerasulan Nabi Luth. Oleh karena itu Allah memberikan adzab kepada mereka dengan menghancurkan penghuni kota Sodum beserta penghuninya yang menolak ajakan Nabi Luth termasuk juga istrinya.
Penemuan Peninggalan Kaum Nabi Luth
Cerita tentang kaum Nabi Luth yaitu kaum Sodom (Sodum) adalah cerita yang benar-benar terjadi seperti cerita-cerita lain di dalam Al-Qur’an. Surat kabar ABC melaporkan bahwa kota ini terletak di Lembah Sungai Yordan bagian selatan.
"Kami tahu sedikit tentang Zaman Perunggu di bagian lembah sungai Yordan bagian. Sebagian besar peta arkeologi a merupakan daerah yang kosong. Tapi apa yang kita temukan adalah merupakan sebuah kota yang penting, yang tidak diketahui sebelum proyek ini kami mulai. Tall el- Hammam cocok dengan deskripsi kota Sodom menurut kitab suci. Kota ini dikatakan sebagai kota timur terbesar di Kikkar. Jadi, saya sampai pada kesimpulan bahwa jika seseorang ingin menemukan Sodom, salah satu caranya adalah harus mencari kota terbesar yang ada di daerah ini selama Zaman Perunggu, pada masa Abraham (Ibrahim). Ketika kita menjelajahi daerah ini, Tall el-Hammam adalah pilihan yang jelas, yang memiliki lima sampai sepuluh kali lebih besar dari kota-kota Zaman Perunggu lainnya di seluruh wilayah ini, bahkan luas kota ini hinnga sampai luar Jordan. "
[caption id="" align="aligncenter" width="600"] Beberapa reruntuhan Tall el-Hammam, para arkeolog telah menggali lokasi ini selama lebih dari satu dekade[/caption] |
Collins dan seluruh tim risetnya mebandingkan benda yang ditemukan di Tall el-Hammam dengan yang ditemukan di kota-kota terdekat lainnya, berdasarkan artefak dan lokasi yang sangat baik, mereka meyakini bahwa bukit el-Hammam adalah kota kuno Sodom.
Selanjutnya, Collins menyatakan bahwa kota raksasa ini ditinggalkan secara misterius pada akhir Zaman Perunggu. Kota ini kemudia menjadi sebuah gurun yang tak berpenghuni selama lebih dari 700 tahun. Tapi kemudian setelah tujuh abad kota ini mulai berkembang lagi - seperti yang ditunjukkan oleh gerbang besi besar yang mengarah ke kota.
[caption id="" align="aligncenter" width="600"] Kota Tall el-Hammam terletak di bagian selatan lembah sungai Yordan. (Deror_avi / CC-BY-SA-3.0) Karakteristik kunci dari Kota[/caption] |
Collins menjelaskan bahwa penemuan ini merupakan tonggak arkeologi dan bahwa orang-orang yang hidup di wilayah ini pernah berkembang pada sebuah lokasi yang telah mereka pilih dengan cermat (dekat sumber air yang melimpah dan melintasi beberapa rute perdagangan), dan wilayah ini merupakan wilayah yang sangat penting antara tahun 3500 - 1450 SM.
Kota, yang telah digambarkan sebagai kota yang "mengerikan," ini memiliki dua distrik utama dan dikelilingi oleh tembok tebal adobe dengan ketinggian 5- 10 meter (16,4-32,8 kaki). Ada juga banyak plaza yang dihubungkan dengan beberapa jalan.
Sekitar kedalaman empat meter di bawah permukaan kota modern el-Hammam, excavator menemukan reruntuhan rumah dari pertengahan Zaman Perunggu yang terletak di "lapisan kehancuran." Rumah ini berada sekitar tiga meter (9,8 kaki) di bawah stratus Zaman Besi. Kiri bawah, Steven Collins, direktur proyek (biblearchaeology.org)
Berbicara tentang pembangunan kota ini, Collins mengatakan:
"Tembok yang mengelilingi kota pada bagian atas adalah merupakan bangunan yang sangat besar, membutuhkan jutaan batu bata dan sejumlah besar pekerja untuk membangunnya. Bagian atas dinding memiliki ketebalan sekitar 7 meter (23 kaki.) Pada bagian luar ditutup dengan tanah liat hingga ketebalannya menjadi lebih dari 30 meter (98 kaki) kota ini dibangun di atas kota yang lebih rendah. Itu adalah sistem pertahanan yang mengesankan dan tangguh yang dimaksudkan untuk melindungi rumah warga kota terkaya, termasuk istana raja, serta kuil dan bangunan administrasi lainnya. "
Bangunan ini belum termasuk dinding yang melindungi kota pada bagian yang lebih rendah yang memiliki ketebalan kurang dari 4 meter (13 kaki), dibangun di atas dasar bebatuan, dan ditutup dengan adobe. Juga terletak di daerah ini adalah reruntuhan struktur adobe merah megah dengan pintu raksasa. Akhirnya, kehadiran menara dan pintu gerbang di dinding, di samping unsur-unsur lain, menunjukkan bahwa benteng kota ini selama Zaman Perunggu adalah merupakan kota yang jauh lebih kuat dari yang diperkirakan sebelumnya.
Penemuan ini akan memberikan gambaran pemahaman yang lebih rinci tentang cara hidup penduduk di wilayah ini selama Zaman Perunggu. Memang belum ditemukan bukti yang menunjukkan bahwa kota ini adalah merupakan kota Sodom, namun jika melihat dari apa yang diberitakan oleh Injil maupun Al-Qur'an maka kemungkinannya adalah bahwa kota ini merupakan kota Sodum (Sodom)- Hanya Allah yang tahu.
إرسال تعليق