Polemik surat Al Maidah 51 seolah tak ada habisnya. Saat ini, netizen kembali dihebohkan dengan diubahnya tafsir surah dalam Alquran tersebut yang dijual di toko-toko buku. Dalam tafsir Alquran tersebut, kata awliya yang berarti pemimpin diubah menjadi teman setia.
Perubahan ini memicu tanggapan dari sejumlah tokoh dan politisi. Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris, terbilang yang cukup vokal menanggapi masalah ini lewat akun Twitter-nya @fahiraidris. Sejumlah netizen menunjukkan hasil pengecekan terhadap Alquran yang mereka miliki. Ada yang tertera arti pemimpin, ada pula teman setia.
Uni Fahira, panggilan akrab Fahira Idris, me-retweet postingan akun @maulanatigor. Akun tersebut menunjukkan foto Alquran terjemahan dari Raja Salman Arab Saudi, yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kata awliya diartikan pemimpin.
"Ini adalah Alquran dan terjemahan dari Raja Salman Arab Saudi, yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. 'Pemimpin'," tulis Fahira Idris dalam akun resminya, Sabtu (22/10).
Pemilik akun @maulanatigor menambahkan, dia mendapatkan Alquran terjemahan dari Raja Salman tersebut tahun ini. "Saya dapat keluaran tahun ini,'" ujar dia.
Sejumlah netizen menanggapi kicauan Fahira Idris tersebut. Ada yang menanggapi dengan nada sinis, meski banyak pula yang mendukung Fahira mengklarifikasi masalah tersebut ke Kemenag. Fahira mengatakan, dirinya akan melakukan cross check ke Kementerian Agama pada Senin (24/10), besok.
"Iya, perubahan itu menurut Magfirah Pustaka sejak tahun 2000, makanya saya mau tabayyun ke @Kemenag_RI hari Senin," kata Fahira Idris, Sabtu (22/10).
Akun @adheru09, berpendapat lain. Menurut dia, isu tersebut harus diwaspadai sebagai bentuk pengalihan isu penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta. "Waspada pengalihan isu ibu, dari isu sentral terkait Al Maidah ayat 51 Salam hormat dan perdamaian," kicaunya.
Sumber: Republika
Perubahan ini memicu tanggapan dari sejumlah tokoh dan politisi. Wakil Ketua Komite III DPD RI, Fahira Idris, terbilang yang cukup vokal menanggapi masalah ini lewat akun Twitter-nya @fahiraidris. Sejumlah netizen menunjukkan hasil pengecekan terhadap Alquran yang mereka miliki. Ada yang tertera arti pemimpin, ada pula teman setia.
Uni Fahira, panggilan akrab Fahira Idris, me-retweet postingan akun @maulanatigor. Akun tersebut menunjukkan foto Alquran terjemahan dari Raja Salman Arab Saudi, yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. Kata awliya diartikan pemimpin.
"Ini adalah Alquran dan terjemahan dari Raja Salman Arab Saudi, yang ada di Masjidil Haram dan Masjid Nabawi. 'Pemimpin'," tulis Fahira Idris dalam akun resminya, Sabtu (22/10).
Pemilik akun @maulanatigor menambahkan, dia mendapatkan Alquran terjemahan dari Raja Salman tersebut tahun ini. "Saya dapat keluaran tahun ini,'" ujar dia.
Sejumlah netizen menanggapi kicauan Fahira Idris tersebut. Ada yang menanggapi dengan nada sinis, meski banyak pula yang mendukung Fahira mengklarifikasi masalah tersebut ke Kemenag. Fahira mengatakan, dirinya akan melakukan cross check ke Kementerian Agama pada Senin (24/10), besok.
"Iya, perubahan itu menurut Magfirah Pustaka sejak tahun 2000, makanya saya mau tabayyun ke @Kemenag_RI hari Senin," kata Fahira Idris, Sabtu (22/10).
Akun @adheru09, berpendapat lain. Menurut dia, isu tersebut harus diwaspadai sebagai bentuk pengalihan isu penistaan agama yang dilakukan Gubernur DKI Jakarta. "Waspada pengalihan isu ibu, dari isu sentral terkait Al Maidah ayat 51 Salam hormat dan perdamaian," kicaunya.
Sumber: Republika
Posting Komentar