Hamba Allah dan Sosok di Balik Sari Roti

Sosok Anonim di Balik Sari Roti
Oleh: Setiyardi, Jurnalis Senior
Ah, Sari Roti. Hari ini saya sungguh kecewa denganmu. Kalian membuat pengumuman resmi bahwa tak terlibat pada aksi 212 kemarin. Seolah aksi itu "kegiatan politik" yang harus dihindari. Bahkan disebut pembagian roti gratis itu tanpa ijin resmi dari Sari Roti. Juga dibilang bahwa kalian mendukung NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika. [Padahal aksi 212 tak anti NKRI dan Bhinneka Tunggal Ika]. Ini respon atas viral posting AA Gym, Habib Rizieq Shihab dan lain lain. Ah, sungguh lebay.

Memang benar itu bukan kegiatan charity dari Sari Roti. Itu inisiatif seorang sahabat saya, sebut saja namanya "Abdullah", hamba Allah, yang ingin berbagi pada para mujahid 212. [Berikut saya tautkan dua foto persiapan yang belum pernah dipublish].

Sari Roti

Pukul 04.00 WIB dia kumpulkan puluhan gerobak Sari Roti, dan membayar dengan cash. Si Abdullah itu ikhlas, anonim, dan hingga kemarin tetap berharap itu dianggap memang aksi simpatik dari [pedagang] Sari Roti sahaja.
Dan para pedagang keliling Sari Roti itu sangat antusias.

Pukul 04.30 WIB, usai adzan Subuh, semua sudah stand by di Stasiun Gondangdia, siap menuju Monas. Sayangnya salah satu gerobak, milik Rodi, tertabrak motor. Rantai gerobaknya putus. Betis Si Abang terluka cukup parah. Oleh "Abdullah" diberi uang untuk berobat.

Roti di gerobaknya lantas dipindahkan ke gerobak lainnya. Bang Rodi terpaksa dibonceng rekannya untuk membagikan roti secara langsung ke para mujahid.

Tapi hari ini saya sungguh kecewa dengan pengumuman Sari Roti. Saya punya teman kuliah di UGM, Engelin Wijaya, yang sempat jadi Direktur Sari Roti se-Indonesia [PT Nippon Indosari Corpindo Tbk.] Dia pernah bercerita bahwa Sari Roti itu menerapkan sistem "beli-putus", bukan konsinyasi kepada pengecernya.

So, lantas apa dasar Sari Roti bilang kegiatan bagi-bagi roti itu tanpa ijin resmi? Mengapa begitu khawatir dikaitkan dengan aksi 212? Bukankah perusahaan Jepang memiliki etos Bushido, semangat membela keadilan?

Ah, Sari Roti ...?

Sumber: Republika

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama