Cara melawan hoax, humas pemerintah harus merubah paradigma, tak hanya buat rilis dan dimuat media mainstream, tapi membangun komunikasi yang baik hingga bisa diterima masyarakat. Bukan blokir
Ahli Sains Informatika, Ismail Fahmi menyatakan, kebijakan pemblokiran yang dilakukan pemerintah tidak cukup efektif dalam mengatasi konten negatif, termasuk hoax (berita palsu).
Ismail menjelaskan, hal itu karena situs yang diblokir akan dengan berubah berganti domain.
“Termasuk juga akun media sosial. Bahkan followernya dengan cepat juga kembali banyak,” ujarnya di Komplek DPR-MPR RI, Senayan, Jakarta, belum lama ini.
Co-founder Awesometrics ini mengungkapkan, dalam melawan hoax harusnya pemerintah lebih mengoptimalkan peran humas setiap kelembagaan untuk menjelaskan miss informasi yang terdapat pada berita palsu.
Namun, ia menambahkan, kemasan dalam memyampaikan informasi tersebut haruslah menarik dan dengan komunikasi yang baik.
“Tidak bisa kasar-kasaran. Yang penting pesannya sampai,” paparnya.
“Ini bisa menjadi solusi, dan lebih efektif ketimbang blokir. Suasananya pun adem,” sambung Ismail.
Karenanya, terang Ismail, bagian humas harus merubah paradigma, tidak hanya membuat rilis dan dimuat oleh media mainstream, tapi bagaimana dengan membangun komunikasi yang baik sehingga bisa diterima oleh masyarakat.
Yang mana, kata dia, hal itu juga berfungsi sebagai literasi media dan dapat menggunakan jaringan sosial media untuk salurannya.
“Sayang kalau sudah buat kebijakan yang baik tapi tidak sampai ke masyarakat, karena berhenti di media mainstream yang tidak dibaca akibat adanya ketidakpercayaan. Ini akan menjadi liar,” pungkasnya.*
Rep: Yahya G Nasrullah
Editor: Cholis Akbar
Sumber: hidayatullah.com
Posting Komentar