Unit kontra operasi spionase oleh intelijen militer penjajah (IDF) dan Shin Bet (Badan Keamanan penjajah Israel) terhadap Hamas yang dipublikasi pada hari Rabu lalu telah mengungkapkan bahwa kelompok pejuang Gaza kini dilengkapi dengan unit cyber yang memiliki kemampuan yang cukup hebat.
Unit maya Hamas ini telah dibantu oleh para ahli asing di lapangan, demikian lansir Jerusalem Post (12/1/2017).
Media itu menulis bahwa upaya Hamas untuk mendapatkan akses ke ponsel tentara IDF melalui media sosial telah berlangsung selama berbulan-bulan, hal itu menjadi ancaman untuk keamanan informasi dan keamanan nasional yang ditimbulkan oleh internet, ponsel pintar, jaringan sosial dan semua bentuk komunikasi digital.
Jerusalem Post juga mengungkapkan bahwa pihaknya lebih terkejut lagi melihat bagaimana mudahnya pihak Hamas mendapatkan akses kepada rahasia mereka.
Untuk menghadapi unit intelijen Hamas ini, sekali waktu, satuan Keamanan Lapangan IDF meluncurkan kampanye bertajuk, “Musuh mendengarkan,” dalam rangka meningkatkan kesadaran di kalangan tentara untuk tidak berkomunikasi lisan pada jaringan komunikasi di telepon.
Di masa selanjutnya kewaspadaan pihak militer penjajah semakin meluas dengan adanya segala macam komputer serta smartphone, yang berfungsi tidak hanya sebagai perangkat komunikasi, tetapi juga sebagai kamera, perangkat rekaman dan banyak lagi. Tapi intinya tidak berubah, mudah bicara dapat menjadi jalan hidup atau mati.
Diakui, bahwa upaya Hamas untuk menembus ponsel tentara IDF dan petugas dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang unit IDF, informasi latihan, rencana operasional dan persenjataan.
Pihak penjajah melalui Unit Keamanan Informasi dan Shin Bet meski berhasil mengungkap operasi maya Hamas namun mereka mengaku, “Namun, kita tidak tahu apa yang kita tidak tahu.”
Mereka sendiri mengakui bahwa mungkin kontra spionase dan pertahanan cyber Intelijen Militer IDF dan Shin Bet tidak berhasil menggagalkan semua upaya Hamas. Dan merekapun harus memperhitungkan skenario terburuk – bahwa mereka berhasil memperoleh informasi penting dan rahasia, dan Israel tidak tahu berapa banyak.
Sumber: hidayatullah.com
Unit maya Hamas ini telah dibantu oleh para ahli asing di lapangan, demikian lansir Jerusalem Post (12/1/2017).
Media itu menulis bahwa upaya Hamas untuk mendapatkan akses ke ponsel tentara IDF melalui media sosial telah berlangsung selama berbulan-bulan, hal itu menjadi ancaman untuk keamanan informasi dan keamanan nasional yang ditimbulkan oleh internet, ponsel pintar, jaringan sosial dan semua bentuk komunikasi digital.
Jerusalem Post juga mengungkapkan bahwa pihaknya lebih terkejut lagi melihat bagaimana mudahnya pihak Hamas mendapatkan akses kepada rahasia mereka.
Untuk menghadapi unit intelijen Hamas ini, sekali waktu, satuan Keamanan Lapangan IDF meluncurkan kampanye bertajuk, “Musuh mendengarkan,” dalam rangka meningkatkan kesadaran di kalangan tentara untuk tidak berkomunikasi lisan pada jaringan komunikasi di telepon.
Di masa selanjutnya kewaspadaan pihak militer penjajah semakin meluas dengan adanya segala macam komputer serta smartphone, yang berfungsi tidak hanya sebagai perangkat komunikasi, tetapi juga sebagai kamera, perangkat rekaman dan banyak lagi. Tapi intinya tidak berubah, mudah bicara dapat menjadi jalan hidup atau mati.
Diakui, bahwa upaya Hamas untuk menembus ponsel tentara IDF dan petugas dilakukan untuk mendapatkan informasi tentang unit IDF, informasi latihan, rencana operasional dan persenjataan.
Pihak penjajah melalui Unit Keamanan Informasi dan Shin Bet meski berhasil mengungkap operasi maya Hamas namun mereka mengaku, “Namun, kita tidak tahu apa yang kita tidak tahu.”
Mereka sendiri mengakui bahwa mungkin kontra spionase dan pertahanan cyber Intelijen Militer IDF dan Shin Bet tidak berhasil menggagalkan semua upaya Hamas. Dan merekapun harus memperhitungkan skenario terburuk – bahwa mereka berhasil memperoleh informasi penting dan rahasia, dan Israel tidak tahu berapa banyak.
Sumber: hidayatullah.com
Posting Komentar