ISPA

Kabut asap yang selalu melanda di beberapa wilayah Indonesia tiap
tahunnya sangat berpotensi menjadi pemicu terjadinya serangan ISPA.
Kabut asap yang terjadi tahun ini juga telah menimbulkan banyak warga
mengalami serangan penyakit ini dan beberapa diantara meraka bahkan
meninggal dunia. 
ISPA atau Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah infeksi parah yang menyerang tubuh pada bagian sinus, tenggorokan, saluran udara dan paru-paru. Penyebab langsung dari penyakit ini adalah virus dan bakteri, sementara itu banyak hal yang dapat menjadi pemicu serangan ISPA seperti misalnya kabut asap yang melanda beberapa wilayah di Indonesia saat ini.


Penyakit ini menyerang saluran pernapasan yang secara otomatis juga akan mengganggu sistem pernapasan. Jika pernapasan terganggu maka suplay oksigen kedalam tubuh akan menjadi berkurang bahkan dalam kondisi yang parah, tubuh tidak mendapatkan suplay oksigen yang cukup. Kondisi ini akan berakibat fatal bagi seseorang bahkan dapat menyebabkan kematian.


Jika tidak segera mendapatkan penanganan medis, penyakit ini dapat menular kepada orang lain melalui udara dan kontak langsung dengan penderita. Seseorang dengan kondisi tubuh lemah akan mudah tertular penyakit ISPA seperti orang lanjut usia dan anak-anak yang sistem kekebalan tubuhnya belum sempurna.
ISPA - Gejala ISPA dan Penyebabnya



 

Gejala-Gejala Serangan ISPA


Virus yang dikeluarkan oleh penderita saat bersin, batuk atau aktifitas lainnya dapat terbawa oleh udara dan  terhirup oleh orang yang sehat dan akhirnya orang tersebut juga akan terinfeksi oleh virus maupun bakteri penyebab ISPA. Selain itu, cairan mengandung virus atau bakteri yang menempel pada permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka menyentuhnya. Ini disebut sebagai penularan secara tidak langsung. Untuk menghindari penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur terutama setelah Anda melakukan aktivitas di tempat umum.




Penyakit ini akan menimbulkan beberapa gejala sebelum menyerang bagian vital dari tubuh penderita, awalnya menyerupai flu dan jika tidak segera mendapatkan penanganan oleh Dokter akan dapat berakibat lebih parah. Gejala khas dari penyakit ini adalah menyerang hidung dan paru-paru yang biasanya akan menyebabkan gejala sebagai berikut:

Hidung tersumbat atau berair.
Pernafasan tersa terhambat.
Batuk-batuk dan tenggorokan terasa sakit.
Tubuh sering merasa lelah .
Tubuh terasa sakit.

Ketika penyakit ini semakin parah, juga akan menimbulkan gejala yang semakin parah pula seperti:
Sesak nafas

Terjadinya demam tinggi dan menggigil
Kadar oksigen dalam darah menjadi rendah
Kesadaran menurun bahkan pada beberapa kasus hingga menyebabkan pasien pingsan.

 Penyebab ISPA


Seperti telah disampaikan diatas bahwa ISPA disebabkan oleh virus dan bakteri, ada beberapa jenis virus dan bakteri yang dapat menyebabkan ISPA yaitu:

Adenovirus. Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa disebabkan oleh virus ini yang memiliki lebih dari 50 jenis.
Rhinovirus. Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek. Tapi pada anak kecil dan orang dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang serius.
Pneumokokus. Ini adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tapi bakteri ini bisa memicu gangguan pernapasan lain, seperti halnya pneumonia.

Namun bagaimana caranya asap bisa menyebabkan ISPA? Spesialis THT dari Rumah Sakit Pusat Pertamina, dr Herlina Ida Haryaningsih, SpTHT, mengatakan sebagai salah satu bagian dari sistem pernafasan tubuh, hidung hingga bronkhus dilapisi sebuah membran mukosa bersilia dan di antaranya terdapat sel-sel goblet. Ini agar udara yang masuk melalui rongga hidung disaring, dihangatkan dan dilembabkan.

"Hidung juga memiliki sistem pelindung dari partikel debu kasar dan bakteri, yakni rambut halus dalam rongga hidung, silia pada mukosa dan palut lendir yang dihasilkan oleh kelenjar mukosa dan sel-sel goblet," ujar Herlina dalam keterangan tertulisnya, di Jakarta, Jumat (24/10/2015).

Gerakan silia ini, lanjut dia, akan mendorong palut lendir ke belakang rongga hidung dan menuju faring. Herlina mengatakan, partikel pada debu atau asap akan melekat pada palut lendir dan partikel-partikel yang besar akan dikeluarkan dengan reflek bersin.

Namun, bila partikel ini tidak keluar melalui reflek bersin, maka ia akan menempel pada mukosa hidung, mulut dan tenggorokan yang memang langsung kena pajanan debu atau asap. Kondisi inilah yang akan menyebabkan reaksi alergi, peradangan dan mungkin juga infeksi.

“Peradangan akan merangsang keluarnya sekret berlebihan, hal ini merupakan media yang baik untuk tumbuhnya bakteri. Karena gerakan silia akan mendorong palut lendir ke belakang rongga hidung dan menuju faring, maka debu maupun bakteri dalam hidung akan bergerak menuju saluran pernafasan bawah," terang Herlina.

"Akibat paparan debu dan asap saluran pernapasan dapat mengalami penyempitan dan produksi lendir akan terus meningkat," tambah dia.

Kabut asap yang melanda beberapa wilayah Indonesia sangat berpotensi jadi pemicu serangan ISPA
Jika hal ini sudah terjadi, maka seseorang akan sulit bernapas hingga bakteri tidak bisa dikeluarkan, benda asing tertarik masuk ke saluran pernapasan dan terjadilah infeksi saluran pernapasan, salah satunya ISPA.

Herlina mengatakan, ISPA lebih mudah terjadi karena ketidakseimbangan daya tahan tubuh (host), pola bakteri atau virus dan lain-lain penyebab penyakit (agent), serta buruknya lingkungan (environment).

Kondisi kesehatan yang dialami oleh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus dan bakteri penyebab terjadinya ISPA, jika kekebalan tubuh seseorang lemah maka orang tersebut akan lebih mudah terserang atau tertular ISPA. Kondisi ini banyak terjadi pada anak-anak dan manusia dengan usia lanjut atau siapapun yang mengalami penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.

Seseorang yang memiliki penyakit jantung dan paru-paru akan lebih mudah terserang penyakit ini. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.

Diagnosa serangan ISPA


Diagnosa serangan ISPA akan difokuskan pada sistem pernafasan, hal ini biasanya diketahui dengan suara nafas pasien. Suara nafas akan dianalisa untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau terjadinya peradangan pada paru-paru. Selain itu hidung dan tenggorokan juga akan diperiksa untuk mengetahui sejauh mana infeksi sudah terjadi pada tubuh pasien.

Terkadang Dokter juga melakukan pemeriksaan dengan menggunakan CT scan dan X-ray untuk mengetahui apakah ISPA sudah memasuki tahap yang lebih parah. Paru-paru juga akan diperiksa dengan prosedur seperti diatas

Prosedur tes fungsi paru-paru dilakukan untuk melihat seberapa jauh pernapasan pasien terganggu dan perkembangan kondisinya. Untuk memeriksa seberapa banyak oksigen yang masuk ke paru-paru, prosedur oksimetri nadi dapat dilakukan. Sedangkan untuk menentukan jenis virus penyebab ISPA, sampel dahak akan diambil untuk diteliti di laboratorium.

Pengobatan yang Dilakukan pada ISPA


Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia. Pengobatan yang dilakukan biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus.

Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat untuk membasmi bakteri penyebab infeksi.

Komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa berakibat fatal atau mematikan jika dibiarkan. Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal napas dan gagal jantung kongestif.

Mewaspadai ISPA


Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola hidup higienis yang bisa dilakukan sebagai tindakan pencegahan.

Mencuci tangan secara teratur terutama setelah beraktivitas di tempat umum.
Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar Anda terlindung dari penyebaran virus dan bakteri.
Perbanyak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin terutama vitamin C. Vitamin sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda.
Hindari merokok.
Ketika Anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada orang lain.
Bagi Anda yang berada di wilayah yang saat ini terkena kabut asap, usahakan untuk mengenakan masker standar untuk menghindari paparan kabut asap

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama