Melakukan aborsi mungkin salah satu keputusan yang paling sulit bagi seorang wanita. Namun, terkadang kondisi medis tertentu tidak mengizinkan seorang perempuan untuk melanjutkan kehamilan. Dalam kondisi ini biasanya kehamilan akan dihentikan oleh dokter sebelum mencapai tahap tertentu, untuk menghindari komplikasi. Ada beberapa tes aborsi sebelum tindakan ini dilakukan dan tes aborsi harus dilakukan oleh tenaga medis yang memiliki pengalaman dalam masalah ini.

Prosedur tes aborsi


Sama seperti tes kesehatan lainnya ada banyak tes aborsi dan pengujian untuk pemeriksaan kehamilan, yang bertujuan untuk mengetahui apakah kehamilan dapat dilanjutkan atau dihentikan. Tes aborsi kehamilan terdiri dari beberapa prosedur yang dilakukan untuk memeriksa kondisi kesehatan karena kadang memerlukan pertimbangan khusus pada kasus-kasus tertentu.

Pemeriksaan fisik Sebelum Aborsi


Tes aborsi mencakup pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, dan ultrasound. Jika seseorang menderita kondisi medis tertentu yang menurut dokter dapat mengancam hidup seseorang, beberapa tes aborsi lainnya mungkin akan dilakukan juga. Aborsi adalah prosedur yang serius dan sering disalahgunakan, ada hukum-hukum yang melindungi privasi individu yang terlibat di dalamnya. Dokter yang menangani masalah ini juga akan meminta pasien untuk menandatangani formulir persetujuan untuk penghentian kehamilan.

Pemeriksaan fisik sebelum aborsi termasuk test tanda-tanda vital seseorang, evaluasi denyut jantung dan tekanan darah. Dokter juga akan melakukan pemeriksaan panggul untuk membantu menentukan ukuran dan bentuk rahim. Hal ini dapat membantu dokter untuk memperkirakan usia kehamilan dan usia janin. Dokter juga akan memeriksa saluran tuba dan ovarium untuk memeriksa kemungkinan adanya kelainan atau kemungkinan kehamilan ektopik.

Tes Darah


Terlepas dari pemeriksaan fisik, akan ada banyak tes laboratorium, termasuk tes darah. Dokter juga akan meminta pasien untuk mengirimkan sampel urin untuk memastikan kehamilan. Sampel darah akan diambil selanjutnya. Tes darah akan membantu menentukan apakah kadar zat besi darah pasien normal. Jika paseien menderita anemia, mungkin tidak tepat untuk melakukan aborsi segera. Tes darah juga akan membantu menentukan jenis darah pasien dan apakah pasien termasuk dalam Rh negatif.

Jika Anda berada pada risiko tinggi terkena penyakit seksual menular, dokter mungkin akan melakukan pengujian PMS potensial juga. Pasien juga mungkin akan diminta untuk melakukan pap smear untuk pemeriksaan dysplasia. Terakhir, pasien mungkin akan mendapatkan test USG yang akan membantu untuk memastikan bahwa posisi rahim berada di dalam tempat dan ukuran yang tepat, juga untuk memastikan bahwa kehamilan dalam rahim tidak dalam kondisi ektopik.

-Disclaimer Medis-

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama