Bone adalah salah satu Kabupatan yang berada di wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, letaknya di bagian timur provinsi Sulawesi Selatan sekitar 174 Kilo meter dari kota Makassar. Kabupaten Bone merupakan penghasil 2 jenis rumput laut yang paling banyak dibudidayakan di Indonesia yaitu dari jenis Eucheuma Cottonii dan Gracilaria.Dengan garis pantai mencapai 138 kilo meter mebujur dari arah Utara ke Selatan, wilayah ini mempunyai potensi luar biasa untuk budidaya rumput laut Eucheuma Cottonii. Disamping itu wilayah Bone juga mempunyai tambak sekitar 2.128 Ha yang digunakan oleh masyarakat untuk melakukan budidaya rumput laut Gracilaria.
Rumput laut Eucheuma Cottonii asal Bone dikenal sebagai rumput laut yang mempunyai kwalitas bagus dibandingkan tempat lainnya di wilayah Sulawesi Selatan, hal ini disebabkan oleh masyarakat Bone yang telah melakukan pengelolaan rumput laut lebih professional baik pada saat pembudidayaan maupun pengelolaan pasca panen.
Rumput laut hasil produksi petani Bone rata-rata sudah mencapai standar kekeringan yang dibutuhkan oleh perusahaan pengolahan rumput laut. Karena kualitasnya lebih bagus jika dibandingkan dengan tempat lainnya, harga rumput laut eucheuma Cottonii di daerah ini dijual dengan harga lebih tinggi.
Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottonii Di Bone
Hasil produksi rumput laut Bone untuk jenis Eucheuma Cottonii pertahunnya antara 1.250 ton hingga 6000 ton dan untuk jenis Gracilaria bisa mencapai 18.500 ton tiap tahunnya. Rumput laut Eucheuma Cottonii dibudidayakan dengan menggunakan metode longline dengan pola kerja seperti daerah-daerah lainnya yaitu dengan system pembiayaan, dimana petani bekerja sama dengan pengumpul atau perusahaan untuk melakukan budidaya dengan biaya produksi ditanggung oleh perusahaan atau pengumpul, untuk kemudian hasil panen dijual kepada perusahaan yang telah membiayainya dengan system pengembalian dipotong harga jual secara bertahap. Namun demikian tidak semua petani melakukan budidaya dengan system pebiayaan sebagian petani melakukan budidaya mandiri.
Pada awalnya budidaya rumput laut di Bone dimulai di daerah Pallete, sebuah wilayah yang juga terdapat obyek wisata laut di dalamnya. Hasil uji coba budidaya di pallete menunjukkan hasil yang memuaskan dan terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat hingga akhirnya budidaya rumput laut Eucheuma Cottonii berkembang ke daerah-daerah lainnya sepanjang teluk Bone, yaitu meliputi daerah Kecamatan Kajuara, Salomekko, Tonra, Mare, Sibulue, dan Kecamatan Barebbo.
Distribusi Rumput laut asal Bone baik Eucheuma Cottonii maupun Gracilaria dimulai dari Petani yang menjual hasil panennya kepada pengumpul local selanjutnya di jual ke pengumpul besar di Makassar untuk kemudian dikirim ke Jawa atau dijual sebagai komoditas export ke beberapa Negara seperti China, Korea, Filipina dan Negara-negara lainnya.
Karakteristik Rumput Laut E. Cottonni Asal Bone
Seperti telah disampaikan diatas bahwa Petani rumput laut asal Bone rata-rata sudah melakukan pengelolaan rumput secara intensif baik pengelolaan saat budidaya maupun pengelolaan pasca panen. Pola ini menghasilkan kwalitas rumput laut lebih baik dibandingkan dengan tempat lainnya baik tingkat kekeringan maupun tingkat kebersihannya.
Rumput laut Eucheuma Cottonii yang dibudidayakan di Bone adalah dari jenis Kangkung dan Sakul, namun jenis kangkung lebih banyak dibudidayakan di daerah ini seperti daerah-daerah lainnya. Meskipun jenis Sakul mempunyai kwalitas yang lebih bagus daripada jenis kangkung, Eucheuma Cottonii kangkung mempunyai keunggulan masa panen yang lebih cepat dibandingkan jenis sakul. Karena pertumbuhannya lebih cepat, kadang petani memanen rumput lautnya kurang dari 45 hari. Hal ini sebetulnya sangat tidak dikehendaki oleh industry pengolahan rumput laut karena ketika rumput laut dipanen kurang dari 45 hari maka akan mengakibatkan rumput laut menjadi melting saat dilakukan proses pemasakan untuk pembuatan Carrageenan.
Rumput laut E. Cottonii asal Bone terkenal dengan tekstur warna cerah dengan thallus panjang, biasanya berwarna putih kekuningan, ungu, merah muda dan kecoklatan. Berikut ini hasil pengujian laboratorium yang pernah dilakukan terhadap rumput laut E. Cottonii asal Bone:
Hasil pengujian diatas dilakukan pada tahun 2011 dan mungkin akan menghasilkan hasil yang berbeda jika dilakukan pengujian ulang. Hal tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan tempat pengambilan sampel, usia tanam dan factor-faktor lainnya. Pemuatan data diatas saya maksudkan hanya sebagai bahan referensi terhadap kwalitas rumput laut Eucheuma Cottonii asal Bone, untuk pengujian ulang mungkin akan menghasilkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Untuk pertanyaan seputar rumput laut asal Bone terkait dengan pola perdagangan, kwalitas dan hal-hal lainnya, silahkan tuliskan komentar pada kolom komentar yang tersedia dibawah artikel ini.
Rumput laut Eucheuma Cottonii asal Bone dikenal sebagai rumput laut yang mempunyai kwalitas bagus dibandingkan tempat lainnya di wilayah Sulawesi Selatan, hal ini disebabkan oleh masyarakat Bone yang telah melakukan pengelolaan rumput laut lebih professional baik pada saat pembudidayaan maupun pengelolaan pasca panen.
Rumput laut hasil produksi petani Bone rata-rata sudah mencapai standar kekeringan yang dibutuhkan oleh perusahaan pengolahan rumput laut. Karena kualitasnya lebih bagus jika dibandingkan dengan tempat lainnya, harga rumput laut eucheuma Cottonii di daerah ini dijual dengan harga lebih tinggi.
Rumput laut Eucheuma Cottonii basah asal Bone |
Budidaya Rumput Laut Eucheuma Cottonii Di Bone
Hasil produksi rumput laut Bone untuk jenis Eucheuma Cottonii pertahunnya antara 1.250 ton hingga 6000 ton dan untuk jenis Gracilaria bisa mencapai 18.500 ton tiap tahunnya. Rumput laut Eucheuma Cottonii dibudidayakan dengan menggunakan metode longline dengan pola kerja seperti daerah-daerah lainnya yaitu dengan system pembiayaan, dimana petani bekerja sama dengan pengumpul atau perusahaan untuk melakukan budidaya dengan biaya produksi ditanggung oleh perusahaan atau pengumpul, untuk kemudian hasil panen dijual kepada perusahaan yang telah membiayainya dengan system pengembalian dipotong harga jual secara bertahap. Namun demikian tidak semua petani melakukan budidaya dengan system pebiayaan sebagian petani melakukan budidaya mandiri.
Lokasi budidaya rumput laut di Pallete, Bone |
Pengikatan bibit rumput laut Eucheuma Cottonii |
Pada awalnya budidaya rumput laut di Bone dimulai di daerah Pallete, sebuah wilayah yang juga terdapat obyek wisata laut di dalamnya. Hasil uji coba budidaya di pallete menunjukkan hasil yang memuaskan dan terbukti dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat hingga akhirnya budidaya rumput laut Eucheuma Cottonii berkembang ke daerah-daerah lainnya sepanjang teluk Bone, yaitu meliputi daerah Kecamatan Kajuara, Salomekko, Tonra, Mare, Sibulue, dan Kecamatan Barebbo.
Distribusi Rumput laut asal Bone baik Eucheuma Cottonii maupun Gracilaria dimulai dari Petani yang menjual hasil panennya kepada pengumpul local selanjutnya di jual ke pengumpul besar di Makassar untuk kemudian dikirim ke Jawa atau dijual sebagai komoditas export ke beberapa Negara seperti China, Korea, Filipina dan Negara-negara lainnya.
Karakteristik Rumput Laut E. Cottonni Asal Bone
Seperti telah disampaikan diatas bahwa Petani rumput laut asal Bone rata-rata sudah melakukan pengelolaan rumput secara intensif baik pengelolaan saat budidaya maupun pengelolaan pasca panen. Pola ini menghasilkan kwalitas rumput laut lebih baik dibandingkan dengan tempat lainnya baik tingkat kekeringan maupun tingkat kebersihannya.
Rumput laut Eucheuma Cottonii yang dibudidayakan di Bone adalah dari jenis Kangkung dan Sakul, namun jenis kangkung lebih banyak dibudidayakan di daerah ini seperti daerah-daerah lainnya. Meskipun jenis Sakul mempunyai kwalitas yang lebih bagus daripada jenis kangkung, Eucheuma Cottonii kangkung mempunyai keunggulan masa panen yang lebih cepat dibandingkan jenis sakul. Karena pertumbuhannya lebih cepat, kadang petani memanen rumput lautnya kurang dari 45 hari. Hal ini sebetulnya sangat tidak dikehendaki oleh industry pengolahan rumput laut karena ketika rumput laut dipanen kurang dari 45 hari maka akan mengakibatkan rumput laut menjadi melting saat dilakukan proses pemasakan untuk pembuatan Carrageenan.
Rumput laut Eucheuma Cottonii kering dari salah satu lokasi di Bone |
Rumput laut E. Cottonii asal Bone terkenal dengan tekstur warna cerah dengan thallus panjang, biasanya berwarna putih kekuningan, ungu, merah muda dan kecoklatan. Berikut ini hasil pengujian laboratorium yang pernah dilakukan terhadap rumput laut E. Cottonii asal Bone:
Hasil Pengujian Laboratorium Rumput Laut Eucheuma Cottonii asal Bone | |
Moisturicy Content (Kadar Air) | Di tingkat petani diatas 36% Di tingkat Exportir 30% hingga 35% |
Impurities (Kotoran dan sampah) | 4% |
Sands | 1,20% |
CAW | 39,69% |
Yield | 29,36% |
K-Factor | 0,74% |
Viscocity | 350 |
Gel Strenght | H2O = 228 KC L= 815 |
Color | Dark Brown, Redish, Yellow |
Metal Content | 126ppm |
Jenis | Kangkung dan Sakul |
CATATAN | Data ini hanyalah sebagai bahan referensi dan bukan mewakili rumput laut secara keseluruhan dari daerah setempat, data diambil dari waktu yang berbeda dan tidak mewakili hasil pengujian terbaru. Untuk mendapatkan hasil pengujian terbaru yang lebih valid, disarankan agar melakukan pengujian ulang |
Hasil pengujian diatas dilakukan pada tahun 2011 dan mungkin akan menghasilkan hasil yang berbeda jika dilakukan pengujian ulang. Hal tersebut bisa disebabkan oleh perbedaan tempat pengambilan sampel, usia tanam dan factor-faktor lainnya. Pemuatan data diatas saya maksudkan hanya sebagai bahan referensi terhadap kwalitas rumput laut Eucheuma Cottonii asal Bone, untuk pengujian ulang mungkin akan menghasilkan hasil yang tidak jauh berbeda.
Untuk pertanyaan seputar rumput laut asal Bone terkait dengan pola perdagangan, kwalitas dan hal-hal lainnya, silahkan tuliskan komentar pada kolom komentar yang tersedia dibawah artikel ini.
Posting Komentar