Aksi damai untuk ditegakkannya keadilan atas penistaan agama yang dilakukan oleh Basuki Tjahaja Purnama meninggalkan beragam kisah. Secara umum aksi damai yang dilakukan oleh sejumlah ormas Islam tersebut berlangsung lancar dan aman. Memang terdapat sedikit riak yang tidak mengenakkan dan itupun terjadi setelah perwakilan aksi damai berkeinginan menemui Jokowi namun ternyata Jokowi tidak berada di tempat.
Kepergian Jokowi yang terkesan menghindari aksi damai tersebut menuai kritik dari sejumlah kalangan. Bahkan ada yang berpendapat bahwa urusan Umat Islam terkait dengan tuntutan mereka atas penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, bukanlah urusan yang penting untuk diperhatikan.
Atas kepergian Jokowi tersebut, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menyebut bahwa Jokowi telah melecehkan Umat Islam dan rakyat Indonesia secara umum, yang melakukan unjuk rasa untuk menuntut ketidakadilan hukum yang dilakukan oleh aparat. Sebagaimana kita ketahui banyak kasus hukum mendapat penanganan begitu cepat, berbeda dengan kasus hukum yang dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama ini yang terkesan bertele-tela dan lamban ditangani oleh pemerintah. Padahal bukti-bukti pelanggarannya telah diketahui secara jelas dan pasti yaitu penistaannya terhadap Al-Qur’an.
Semalam, melalui akun twitternya Fadli Zon menyatakan "Ia melakukan pembiaran pelanggaran hukum”
Menurut Fadli Zon, aksi damai yang digelar oleh ormas Islam tersebut merupakan bentuk keprihatinan terhadap tindak penistaan Alquran dan tidak berkaitan dengan masalah SARA atau Pilkada.
Ia hadir dalam aksi yang melibatkan ratusan ribu pengunjuk rasa tersebut untuk mengawasi sejauh mana penegakan hukum dijalankan secara benar, karena pangkal dari aksi ini adalah lambannya proses hukum yang terkesan bertele-tela dan bahkan pernah beredar rumor bahwa kasus ini akan diproses setelah Pilkada DKI Jakarta usai dilaksanakan.
"Salah satu fungsi @DPR_RI adalah pengawasan. Saya ikut mengawasi proses penegakan hukum tanpa pandang bulu," ujarnya.
Aksi damai untuk menuntut segera dilakukan penyelesaian kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok ini diikuti oleh hampir satu juta orang, diantara peserta aksi tersebut adalah para Ulama, Politisi dan elemen masyarakat lainnya. Para demonstran berkeinginan untuk menemui Presiden Jokowi namun sayang hingga sore hari para peserta demo tidak berhasil bertemu Jokowi.
Jokowi mengapresiasi aksi damai tersebut yang berlangsung lancar dan aman, meskipun dia juga menyayangkan terjadinya insiden kecil yang terjadi setelah para demonstran tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengannya. Selain itu, Jokowi juga menuding bahwa ada aktor politik dibalik aksi demonstrasi kemarin, namun dia tidak menyebutkan siapa aktor politik tersebut. -Persis Jaman Orde Baru dulu-
Kepergian Jokowi yang terkesan menghindari aksi damai tersebut menuai kritik dari sejumlah kalangan. Bahkan ada yang berpendapat bahwa urusan Umat Islam terkait dengan tuntutan mereka atas penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok, bukanlah urusan yang penting untuk diperhatikan.
Atas kepergian Jokowi tersebut, Wakil Ketua DPR, Fadli Zon menyebut bahwa Jokowi telah melecehkan Umat Islam dan rakyat Indonesia secara umum, yang melakukan unjuk rasa untuk menuntut ketidakadilan hukum yang dilakukan oleh aparat. Sebagaimana kita ketahui banyak kasus hukum mendapat penanganan begitu cepat, berbeda dengan kasus hukum yang dihadapi oleh Basuki Tjahaja Purnama ini yang terkesan bertele-tela dan lamban ditangani oleh pemerintah. Padahal bukti-bukti pelanggarannya telah diketahui secara jelas dan pasti yaitu penistaannya terhadap Al-Qur’an.
Semalam, melalui akun twitternya Fadli Zon menyatakan "Ia melakukan pembiaran pelanggaran hukum”
Menurut Fadli Zon, aksi damai yang digelar oleh ormas Islam tersebut merupakan bentuk keprihatinan terhadap tindak penistaan Alquran dan tidak berkaitan dengan masalah SARA atau Pilkada.
Ia hadir dalam aksi yang melibatkan ratusan ribu pengunjuk rasa tersebut untuk mengawasi sejauh mana penegakan hukum dijalankan secara benar, karena pangkal dari aksi ini adalah lambannya proses hukum yang terkesan bertele-tela dan bahkan pernah beredar rumor bahwa kasus ini akan diproses setelah Pilkada DKI Jakarta usai dilaksanakan.
"Salah satu fungsi @DPR_RI adalah pengawasan. Saya ikut mengawasi proses penegakan hukum tanpa pandang bulu," ujarnya.
Aksi damai untuk menuntut segera dilakukan penyelesaian kasus penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok ini diikuti oleh hampir satu juta orang, diantara peserta aksi tersebut adalah para Ulama, Politisi dan elemen masyarakat lainnya. Para demonstran berkeinginan untuk menemui Presiden Jokowi namun sayang hingga sore hari para peserta demo tidak berhasil bertemu Jokowi.
Jokowi mengapresiasi aksi damai tersebut yang berlangsung lancar dan aman, meskipun dia juga menyayangkan terjadinya insiden kecil yang terjadi setelah para demonstran tidak mendapatkan kesempatan untuk bertemu dengannya. Selain itu, Jokowi juga menuding bahwa ada aktor politik dibalik aksi demonstrasi kemarin, namun dia tidak menyebutkan siapa aktor politik tersebut. -Persis Jaman Orde Baru dulu-
Posting Komentar