Tidak ada tujuan pornografi dalam artikel ini, melainkan sebagai sebuah informasi tentang proses terjadinya ereksi agar kita memahami betapa proses terjadinya ereksi tidak segampang yang difikirkan oleh kebanyakan orang, terangsang kemudian terjadi ereksi dengan penegangan otot organ intim pria. Ada sekian banyak jaringan tubuh yang terlibat dalam proses ini dan semuanya berjalan tanpa ada kesalahan, jaringan tubuh tersebut berjalan sesuai dengan fungsinya masing-masing dengan system yang sangat rumit yang tidak bisa ditiru oleh tekhnologi manapun di dunia ini. Semuanya begitu teratur dan tepat dalam menjalankan tugas seperti makhluk yang mempunyai akal padahal mereka adalah bagian dari tubuh manusia dan hanya berbentuk sel-sel saraf.Ereksi sendiri adalah merupakan perubahan fisik penis menjadi keras,
besar dan kaku sehingga akan mempermudah bagi penis itu sendiri untuk
masuk ke dalam liang senggama untuk menjalankan fungsinya sebagai awal
terjadinya kehidupan.

Namun bukan hanya hanya itu, saat terjadi ereksi
ada mekanisme luar biasa lainnya yang terjadi di dalam tubuh manusia
dimana terjadi mekanisme pengaliran darah dalam jaringan penis untuk
mengatur kapan dan saat bagaimana otot dalam penis akan memuntahkan
sel-sel sperma yang jumlahnya mencapai jutaan sel. Tanpa terjadinya
ereksi maka proses hubungan intim akan mengalami berbagai macam kendala
seperti sulitnya masuk kedalam liang senggama juga mekanisme pemuntahan
sel sperma dari testis.

Proses terjadinya ereksi
Seperti
dirasakan oleh mayoritas pria, ereksi terjadi secara spontan, cepat dan
otomatis saat mendapatkan rangsangan baik berupa sentuhan, bau maupun
penglihatan. Dalam proses yang spontan tersebut sebetulnya telah
melibatkan jutaan sel saraf yang bekerja pada pembuluh darah, jantung,
kulit, dan tentunya penis itu sendiri. Jika salah satu komponen tersebut
tidak berjalan sebagaimana mestinya maka akan terjadi gangguan ereksi
yang akan berimbas pada terjadinya gangguan pada ejakulasi juga. Yang
sangat luar biasa proses terjadinya ereksi bukan hanya melibatkan bagian
fisik manusia melainkan juga melibatkan bagian psikis juga, keduanya
harus berfungsi secara optimal untuk membuat ereksi dan ejakulasi
menjadi sempurna.

Mekanisme kerja sel-sel saraf dalam sebuah koordinasi yang sempurna tersebut sangat tergantung  pada kinerja saraf simpatis dan saraf parasimpatis yang merupakan system saraf pusat dan mempunyai fungsi yang sangat vital dalam proses terjadinya ereksi, kedua system saraf tersebut akan berfungsi sebagai penerima rangsangan dan setelah itu mempertahankan ereksi hingga ejakulasi terjadi.

Secara spesifik fungsi dari kedua saraf tersebut adalah
-Saraf parasimpatis, bekerja sebagai vasodilatasi yang akan membuat pembuluh darah pada penis menjadi renggang dan melebar, saat pembuluh darah merenggang maka akan tersedia banyak ruang kosong yang secara otomatis saat darah mendapatkan tekanan dari jantung akan mengisi ruang tersebut, akibatnya otot-otot penis yang termasuk dalam jaringan erektil akan mengembang karena terisi oleh darah, kondisi tersebut  kemudian menyebabkan perubahan ukuran penis baik besar maupun panjangnya juga kepadatannya kondisi ini disebut sebagai ereksi. Semua system tersebut bekerja secara otomatis saat seseorang menerima rangsangan baik berupa sentuhan, bau maupun pandangan.

-Saraf Simpatis, kinerja saraf parasimpatis kemudian disempurnakan dengan saraf simpatis yang berfungsi sebagai Vasokostriksi  yaitu dengan memberikan respon penyempitan pada pembuluh darah balik, yaitu setelah ruang-ruang kosong tadi terisi dengan darah maka saraf ini akan merangsang jaringan pembuluh darah balik pada penis menyempit, sehingga darah terkonsentrasi pada jaringan erektil yang akan menyebabkan ereksi akan bertahan selama beberapa waktu. Pembuluh darah  akan terbuka kembali sesaat setelah terjadinya ejakulasi, dan darah akan kembali ke jantung dan kemudian di edarkan ke seluruh tubuh kembali. Selain berfungsi untuk membendung darah kembali ke jantung system kerja saraf simpatis juga berfungsi sebagai pembendung cairan sperma di dalam saluran internal system reproduksi pria, dan akan keluar seiring dengan terbukanya kembali pembuluh darah balik yang membendung aliran darah pada saat terjadi ejakulasi.

Orgasme terjadi setelah rangsangan yang diterima sampai pada puncaknya dimana sel-sel saraf orgasmic sudah tidak dapat menampung rangsangan baru lagi yang ditandai dengan perasaan menggebu dan nikmat yang luar biasa. Kondisi ini biasanya merangsang pria untuk menekan penis ke lubang senggama hingga dalam. Menurut penelitian yang dilakukan oleh pakar sexology semakin dalam penis masuk ke lubang sanggama maka peluang bagi sel sperma menembus dinding sel telur akan semakin besar. Sebuah mekanisme yang sangat luar biasa yang terjadi pada system reproduksi manusia.

Setelah proses orgasme terjadi, akan terjadi lagi sebuah mekanisme yang berlangsung sangat cepat dan tidak kalah menakjubkan, dimana dalam hitungan detik system kerja saraf parasimpatis akan segara digantikan dengan saraf simpatis yang akan menyebabkan pembuluh darah mengalami vasokonstriksi  kembali terbuka dan akan menyebabkan ruang-ruang pembuluh darah erektil menjadi longgar. Proses ini juga akan membuka sumbatan saluran sperma, yang akan mendorong sperma keluar dengan tekanan yang kuat dan dalam saluran kencing yang masih sempit, karena darah didalam pembuluh darah erektil masih dalam tekanan. Kondisi ini akan menyebabkan sperma keluar  dalam kecepatan tinggi  dan memancar agar dapat menembus dinding sel telur pada rahim.

Sebuah mekanisme tubuh yang berjalan sangat luar biasa dan tidak hanya melibatkan fisik namun juga factor psikis seseorang. Semua system tersebut berjalan secara otomatis tanpa menunggu perintah dari kita, semuanya telah diciptakan sesuai dengan fungsinya masing-masing  demi berlangsungnya generasi dan kehidupan manusia di muka bumi ini.

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama